{"title":"Makna Syifa dalam al-Qur’an (Analisis Semiotika Roland Barthes pada QS al-Isra 82)","authors":"Roma Wijaya","doi":"10.37680/adabiya.v16i2.924","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This paper examines the meaning of shifa in the Qur'an as stated in Q.S. Al-Israa [17]: 82 which can be used as a means of treating various diseases, both psychological and physical. Employing the semiotic theory of Roland Barthes consisting of two stages (the linguistic system which is also interpreted as denotative meaning and the system of mythology (myth) as connotative meaning), the results obtained that shifa is not only oriented to the psychic alone, but to healing both the psychic (spiritual) and physical. The message contained in the verse is that it is recommended to do treatment using the Qur'an, with lawful (halal) practices, and it is not allowed to practice medical treatment that can classify to shirk such as using magic spells, mediation of belief in objects, sacred places of worship, and other things that are superstitious. \nTulisan ini mengkaji tentang makna syifa dalam Al-Qur'an sebagaimana tertuang dalam Q.S. Al-Israa [17]: 82 yang dapat digunakan sebagai sarana pengobatan berbagai penyakit, baik psikis maupun fisik. Dengan menggunakan teori semiotika Roland Barthes yang terdiri dari dua tahap (sistem linguistik yang juga diartikan sebagai makna denotatif dan sistem mitologi (mitos) sebagai makna konotatif), diperoleh hasil bahwa syifa tidak hanya berorientasi pada psikis saja, tetapi untuk penyembuhan baik psikis (spiritual) maupun fisik. Pesan yang terkandung dalam ayat tersebut adalah dianjurkan untuk melakukan pengobatan dengan menggunakan Al-Qur'an, dengan praktik yang halal dan tidak diperbolehkan melakukan praktik pengobatan yang dapat digolongkan ke dalam syirik seperti menggunakan mantra sihir, perantaraan benda-benda, tempat-tempat ibadah yang keramat, dan hal-hal lain yang bersifat takhayul.","PeriodicalId":7695,"journal":{"name":"Al-Adabiya: Jurnal Kebudayaan dan Keagamaan","volume":"7 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Al-Adabiya: Jurnal Kebudayaan dan Keagamaan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.37680/adabiya.v16i2.924","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
摘要
本文考察了Q.S. al - israel[17]: 82中《古兰经》中shifa的含义,shifa可以作为治疗各种心理和生理疾病的手段。运用罗兰·巴特的符号学理论分为两个阶段(也被解释为外延意义的语言系统和作为内涵意义的神话(神话)系统),得出shifa不仅面向心理,而且面向心理(精神)和身体的治疗。这节经文中包含的信息是,建议使用《古兰经》进行治疗,并采用合法(清真)的做法,不允许进行可以归类为逃避的医疗治疗,例如使用魔法咒语,对物体的信仰调解,神圣的礼拜场所和其他迷信的东西。[17][参考文献][j] .中国古代古兰经[j] .中国古代古兰经[j] .中国古代古兰经[j] .中国古代古兰经。denan menggunakan teori semiotika Roland Barthes yang terdiri dari dua tahap(系统语言学家)yang juga diartikan sebagai makna denotatii(系统语言学家)sebagai makna konotatif), diperoleh hasil bahwa syifa tidak hanya berorientasi pada psikis saja, tetapi untuk penyembuhan baik psikis(精神)maupun fisik。Pesan yang terkandung dalam ayat tersebut adalah dianjurkan untuk melakukan pengobatan dengan menggunakan al-《古兰经》,dengan praktik yang dalakakan diperbolekan melakukan praktik pengobatan yang dapat digolongkan ke dalam syirik seperti menggunakan mantra sihir, perantaraan benda-benda, tempt -tempat ibadah yang keramat, dan halal - halin yang bersifat takhayul。
Makna Syifa dalam al-Qur’an (Analisis Semiotika Roland Barthes pada QS al-Isra 82)
This paper examines the meaning of shifa in the Qur'an as stated in Q.S. Al-Israa [17]: 82 which can be used as a means of treating various diseases, both psychological and physical. Employing the semiotic theory of Roland Barthes consisting of two stages (the linguistic system which is also interpreted as denotative meaning and the system of mythology (myth) as connotative meaning), the results obtained that shifa is not only oriented to the psychic alone, but to healing both the psychic (spiritual) and physical. The message contained in the verse is that it is recommended to do treatment using the Qur'an, with lawful (halal) practices, and it is not allowed to practice medical treatment that can classify to shirk such as using magic spells, mediation of belief in objects, sacred places of worship, and other things that are superstitious.
Tulisan ini mengkaji tentang makna syifa dalam Al-Qur'an sebagaimana tertuang dalam Q.S. Al-Israa [17]: 82 yang dapat digunakan sebagai sarana pengobatan berbagai penyakit, baik psikis maupun fisik. Dengan menggunakan teori semiotika Roland Barthes yang terdiri dari dua tahap (sistem linguistik yang juga diartikan sebagai makna denotatif dan sistem mitologi (mitos) sebagai makna konotatif), diperoleh hasil bahwa syifa tidak hanya berorientasi pada psikis saja, tetapi untuk penyembuhan baik psikis (spiritual) maupun fisik. Pesan yang terkandung dalam ayat tersebut adalah dianjurkan untuk melakukan pengobatan dengan menggunakan Al-Qur'an, dengan praktik yang halal dan tidak diperbolehkan melakukan praktik pengobatan yang dapat digolongkan ke dalam syirik seperti menggunakan mantra sihir, perantaraan benda-benda, tempat-tempat ibadah yang keramat, dan hal-hal lain yang bersifat takhayul.