{"title":"TRADISI DAN BUDAYA TOLERANSI DALAM TINJAUAN SEJARAH DI ACEH","authors":"N. Nurlaila","doi":"10.22373/arj.v2i2.13892","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The discussion of tolerance has become a hot topic discussed in various studies, both in the form of writing and verbally through various dialogues and forums. Tolerance is an easy topic to discuss in sharing forums, but in its realization and application there is still a lot to learn. The problem of tolerance is a test in itself in society, because although there are many scientific studies that discuss the necessity and obligation of a culture of tolerance in society. But in reality tolerance is always a problem in realizing it. This sometimes becomes difficult in its realization because it is found that there are still many citizens, groups or even certain cultures who are intolerant in various ways. Aceh, an area that applies Islamic law in Indonesia, is a test in itself in implementing a culture of tolerance in Aceh. There were several cases that caused Aceh to become intolerant, starting from the DI/TII rebellion in 1953 which was intolerant of Indonesia, the displacement of other ethnic groups during GAM's burning of houses of worship in Aceh and various other cases that indicated that Aceh was intolerant. Seeing this reality, this study wants to see another angle on the problem of tolerance in Aceh. The author sees from the perspective of culture and history, Aceh is very tolerant in religious matters. So that in the course of Aceh's history they can live, do business, diplomacy and discuss with various religions.AbstrakPembahsan tentang toleransi menjadi topik yang hangat di bicarakan dalam berbagai kajian baik di berupa tulisan, maupun pembicaraan secara lisan lewat bergai dialog dan forum. Toleransi menjadi topik yang mudah untuk di bahas dalam berbagi forum namun dalam perwujudan dan aplikasinya masih harus terus banyak belajar. Masalah toleransi menjadi ujian tersendiri dalam masyarakat, karena meski banyak kajian ilmiah yang membahas harus, perlu dan wajibnya budaya toleransi dalam bermasyarakat. Namun kenyataannya toleransi selalu terjadi masalah dalam mewujudkan. Hal tersebut kadang menjadi susah dalam perwujudannya karena didapati masih banyak warga, kelompok atau bahkan budaya tertentu yang bersikap intoleran dalam berbahai hal. Aceh sebuah daerah yang menerapkan syariat Islam di Indonesia menjadi ujian tersendiri dalam menerapakan budaya toleransi di Aceh. Ada beberapa kasus yang menyebabkan Aceh menjadi in toleran mulai dari pemberontaka DI/TII tahun 1953 yang tidak toleran dengan Inonesia, pengusian etnis lain pada saat GAM pembak aran rumah ibadah di Aceh dan berbagai kasu lain yang mengindikasikan Aceh intoleran. Melihat realitas tersebut kajian ini ingin melihat sudut lain dari permasalah toleransi di Aceh. Penulis melihat dari kaca mata budaya dan sejarah dulu, Aceh sangat toleran dalam masalah agama. Sehingga dalam perjalanan sejarah Aceh bisa hidup, berbisnis, berdiplomasi dan berdiskusi dengan berbagai Agama. ","PeriodicalId":31333,"journal":{"name":"Religio Jurnal Studi Agamaagama","volume":"23 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-09-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Religio Jurnal Studi Agamaagama","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22373/arj.v2i2.13892","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
关于宽容的讨论已经成为各种研究中讨论的热门话题,无论是通过书面形式还是通过各种对话和论坛进行口头讨论。宽容是一个很容易在论坛上讨论的话题,但是在实现和应用上还有很多需要学习的地方。宽容的问题本身就是社会的一个考验,因为尽管有许多科学研究讨论了社会中宽容文化的必要性和义务。但在现实中,宽容始终是实现宽容的一个问题。这一点有时很难实现,因为人们发现,仍有许多公民、团体甚至某些文化以各种方式不宽容。亚齐是印度尼西亚实行伊斯兰法律的地区,它本身就是在亚齐实施宽容文化的一个考验。有几起事件导致亚齐变得不容忍,从1953年对印度尼西亚的不容忍的DI/TII叛乱开始,GAM在亚齐焚烧礼拜场所期间导致其他族裔群体流离失所,以及表明亚齐不容忍的各种其他事件。鉴于这一现实,本研究希望从另一个角度看待亚齐的容忍问题。笔者从文化和历史的角度来看,亚齐在宗教事务上是非常宽容的。所以在亚齐的历史进程中,他们可以生活,做生意,外交和与各种宗教进行讨论。AbstrakPembahsan tentang toleransi menjadi托皮克杨hangat di bicarakan dalam berbagai kajian baik di berupa设定maupun pembicaraan secara lisan lewat bergai丹对话论坛。在此基础上,我还将在北京的一个论坛上发表我的演讲。我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是我的意思。Namun kenyataannya容忍selalu terjadi masalah dalam mewujudkan。我的意思是说,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是。亚齐,亚齐,亚齐,亚齐,亚齐,亚齐,亚齐,亚齐,亚齐,亚齐,亚齐。Ada beberapa kasus yang menyebabkan亚齐menjadi in tolerance an mulai dari pemberontaka DI/TII tahun 1953年,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚亚齐的现实是简洁的,但在亚齐的现实中,亚齐的现实是持久的。Penulis melihat dari kaca mata budaya dan sejarah dulu, Aceh sangat toleran dalam masalah agama。亚齐人,亚齐人,亚齐人,亚齐人,亚齐人,亚齐人,亚齐人。
TRADISI DAN BUDAYA TOLERANSI DALAM TINJAUAN SEJARAH DI ACEH
The discussion of tolerance has become a hot topic discussed in various studies, both in the form of writing and verbally through various dialogues and forums. Tolerance is an easy topic to discuss in sharing forums, but in its realization and application there is still a lot to learn. The problem of tolerance is a test in itself in society, because although there are many scientific studies that discuss the necessity and obligation of a culture of tolerance in society. But in reality tolerance is always a problem in realizing it. This sometimes becomes difficult in its realization because it is found that there are still many citizens, groups or even certain cultures who are intolerant in various ways. Aceh, an area that applies Islamic law in Indonesia, is a test in itself in implementing a culture of tolerance in Aceh. There were several cases that caused Aceh to become intolerant, starting from the DI/TII rebellion in 1953 which was intolerant of Indonesia, the displacement of other ethnic groups during GAM's burning of houses of worship in Aceh and various other cases that indicated that Aceh was intolerant. Seeing this reality, this study wants to see another angle on the problem of tolerance in Aceh. The author sees from the perspective of culture and history, Aceh is very tolerant in religious matters. So that in the course of Aceh's history they can live, do business, diplomacy and discuss with various religions.AbstrakPembahsan tentang toleransi menjadi topik yang hangat di bicarakan dalam berbagai kajian baik di berupa tulisan, maupun pembicaraan secara lisan lewat bergai dialog dan forum. Toleransi menjadi topik yang mudah untuk di bahas dalam berbagi forum namun dalam perwujudan dan aplikasinya masih harus terus banyak belajar. Masalah toleransi menjadi ujian tersendiri dalam masyarakat, karena meski banyak kajian ilmiah yang membahas harus, perlu dan wajibnya budaya toleransi dalam bermasyarakat. Namun kenyataannya toleransi selalu terjadi masalah dalam mewujudkan. Hal tersebut kadang menjadi susah dalam perwujudannya karena didapati masih banyak warga, kelompok atau bahkan budaya tertentu yang bersikap intoleran dalam berbahai hal. Aceh sebuah daerah yang menerapkan syariat Islam di Indonesia menjadi ujian tersendiri dalam menerapakan budaya toleransi di Aceh. Ada beberapa kasus yang menyebabkan Aceh menjadi in toleran mulai dari pemberontaka DI/TII tahun 1953 yang tidak toleran dengan Inonesia, pengusian etnis lain pada saat GAM pembak aran rumah ibadah di Aceh dan berbagai kasu lain yang mengindikasikan Aceh intoleran. Melihat realitas tersebut kajian ini ingin melihat sudut lain dari permasalah toleransi di Aceh. Penulis melihat dari kaca mata budaya dan sejarah dulu, Aceh sangat toleran dalam masalah agama. Sehingga dalam perjalanan sejarah Aceh bisa hidup, berbisnis, berdiplomasi dan berdiskusi dengan berbagai Agama.