{"title":"Pengaruh Kombinasi Ekstrak Etanolik Temulawak (Curcuma canthorrizha Roxb) Rendah Minyak Atsiri dan Ekstrak Etanolik Sambung Nyawa (Gynura procumbens (Lour.) Merr) Terhadap Kadar Trigliserida Tikus Putih Jantan Galur Wistar Serta Gambaran Histopatologinya","authors":"Agil Novianto","doi":"10.37013/jf.v1i1.11","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Hiperlipidemi merupakan faktor pencetus terjadinya jantung korner dengan parameter tingginya kadar kolesterol (hiperkolesterolemia) atau trigliserida (hipertrigliserida). Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh kombinasi ekstrak etanolik temulawak (Curcuma xanthorrizha Roxb) rendah minyak atsiri dan ekstrak etanolik sambung nyawa (Gynura procumbens (Lour.) Merr) terhadap kadar trigliserida serta manifestasi hiperlipidemi berupa aterosklerosis. Sebanyak 48 hewan uji dibagi dalam 8 kelompok. Kelompok normal, kontrol positif (gemfibrozil), kontrol negatif CMCNa 0,5 %, dan kombinasi temulawak sambung nyawa dengan perbandingan 100:0, 75:25, 50:50, 25:75, 0:100. Penelitian dilakukan dengan pemberian diet lemak dan kuning telur selama 30 hari pada kelompok perlakukan, kelompok normal mendapatkan pakan tanpa diet lemak. dan dilanjutkan dengan pemberian sediaan uji selama 30 hari. Dosis ekstrak temulawak adalah 225 mg/kg BB tikus, dosis ekstrak sambung nyawa 150 mg/kg BB tikus. Kadar trigliserida diukur pada hari ke-0 (baseline), ke-30, dan ke-60 dengan pereaksi Trigliserida FS Diasys®. Aktivitas hipotrigliserida berupa persen perubahan kadar trigliserida dianalisis secara statistik dengan Mann-Whitney taraf kepercayaan 95 %. Analisis histopatologi menggunakan sampel aorta jantung. Aktivitas hipotrigliserida kombinasi ekstrak temulawak rendah minyak atsiri dan ekstrak etanolik sambung nyawa tidak berbeda signifikan antara kelompok kombinasi. Kombinasi temulawak:sambung nyawa (75:25) memberikan aktivitas hipotrigliserida tertinggi dengan penurunan kadar trigliserida sebesar 56,77 %. Kombinasi ekstrak temulawak rendah minyak atsiri dan ekstrak sambung nyawa mampu menghambat terjadinya aterosklerosis","PeriodicalId":17954,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy)","volume":"24 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-05-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.37013/jf.v1i1.11","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Pengaruh Kombinasi Ekstrak Etanolik Temulawak (Curcuma canthorrizha Roxb) Rendah Minyak Atsiri dan Ekstrak Etanolik Sambung Nyawa (Gynura procumbens (Lour.) Merr) Terhadap Kadar Trigliserida Tikus Putih Jantan Galur Wistar Serta Gambaran Histopatologinya
Hiperlipidemi merupakan faktor pencetus terjadinya jantung korner dengan parameter tingginya kadar kolesterol (hiperkolesterolemia) atau trigliserida (hipertrigliserida). Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh kombinasi ekstrak etanolik temulawak (Curcuma xanthorrizha Roxb) rendah minyak atsiri dan ekstrak etanolik sambung nyawa (Gynura procumbens (Lour.) Merr) terhadap kadar trigliserida serta manifestasi hiperlipidemi berupa aterosklerosis. Sebanyak 48 hewan uji dibagi dalam 8 kelompok. Kelompok normal, kontrol positif (gemfibrozil), kontrol negatif CMCNa 0,5 %, dan kombinasi temulawak sambung nyawa dengan perbandingan 100:0, 75:25, 50:50, 25:75, 0:100. Penelitian dilakukan dengan pemberian diet lemak dan kuning telur selama 30 hari pada kelompok perlakukan, kelompok normal mendapatkan pakan tanpa diet lemak. dan dilanjutkan dengan pemberian sediaan uji selama 30 hari. Dosis ekstrak temulawak adalah 225 mg/kg BB tikus, dosis ekstrak sambung nyawa 150 mg/kg BB tikus. Kadar trigliserida diukur pada hari ke-0 (baseline), ke-30, dan ke-60 dengan pereaksi Trigliserida FS Diasys®. Aktivitas hipotrigliserida berupa persen perubahan kadar trigliserida dianalisis secara statistik dengan Mann-Whitney taraf kepercayaan 95 %. Analisis histopatologi menggunakan sampel aorta jantung. Aktivitas hipotrigliserida kombinasi ekstrak temulawak rendah minyak atsiri dan ekstrak etanolik sambung nyawa tidak berbeda signifikan antara kelompok kombinasi. Kombinasi temulawak:sambung nyawa (75:25) memberikan aktivitas hipotrigliserida tertinggi dengan penurunan kadar trigliserida sebesar 56,77 %. Kombinasi ekstrak temulawak rendah minyak atsiri dan ekstrak sambung nyawa mampu menghambat terjadinya aterosklerosis