皮影戏中赋予妇女权力:由女性主持人进行性别平等的努力

Latifa Ramonita, Joe Harrianto Setiawan, Rudi Sukandar, Edhy Aruman
{"title":"皮影戏中赋予妇女权力:由女性主持人进行性别平等的努力","authors":"Latifa Ramonita, Joe Harrianto Setiawan, Rudi Sukandar, Edhy Aruman","doi":"10.46937/21202344712","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Profesi dalang dalam pertunjukan wayang kulit sangatlah krusial. Para dalang adalah sutradara, penulis skenario, narator, musisi, bahkan tak jarang juga sebagai penyanyi. Preferensi publik dan liputan media untuk dalang perempuan sayangnya kurang sehingga memengaruhi eksistensi mereka bila dibandingkan dengan dalang pria. Asumsi negatif, seperti wayang perempuan kurang menarik dan perempuan semestinya tidak boleh menjadi dalang, juga berkontribusi terhadap masalah yang mereka hadapi. Penelitian ini mencoba untuk menyoroti kiprah dalang perempuan untuk memberdayakan diri sehingga punya kesempatan untuk lebih berkembang, memakai Three-Dimensional Model of Women Empowerment yang ditawarkan oleh Huis et al.. Metode kualitatif dengan rancangan etnografi kritis dipilih untuk penelitian ini, dengan narasumber 4 dalang perempuan dan 2 dalang pria yang berasal dari Solo dan Jogjakarta. Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa dalang perempuan masih banyak mengalami kesulitan terutama dalam teknik pertunjukan. Selain itu, mereka juga perlu berkolaborasi dengan komunitas wayang agar dapat ikut maju dan eksis. Lebih jauh, variasi pertunjukan dan narasi cerita yang khas juga menjadi faktor yang menentukan untuk membedakan mereka dengan dalang pria. Temuan ini memberikan gambaran yang lebih jelas pada situasi dalam industri wayang Indonesia, dengan implikasi pada kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.","PeriodicalId":32878,"journal":{"name":"Jurnal PIKOM Penelitian Komunikasi dan Pembangunan","volume":"4 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-02-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Pemberdayaan Perempuan dalam Pertunjukan Wayang Kulit: Upaya Penyetaraan Gender oleh Dalang Perempuan\",\"authors\":\"Latifa Ramonita, Joe Harrianto Setiawan, Rudi Sukandar, Edhy Aruman\",\"doi\":\"10.46937/21202344712\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Profesi dalang dalam pertunjukan wayang kulit sangatlah krusial. Para dalang adalah sutradara, penulis skenario, narator, musisi, bahkan tak jarang juga sebagai penyanyi. Preferensi publik dan liputan media untuk dalang perempuan sayangnya kurang sehingga memengaruhi eksistensi mereka bila dibandingkan dengan dalang pria. Asumsi negatif, seperti wayang perempuan kurang menarik dan perempuan semestinya tidak boleh menjadi dalang, juga berkontribusi terhadap masalah yang mereka hadapi. Penelitian ini mencoba untuk menyoroti kiprah dalang perempuan untuk memberdayakan diri sehingga punya kesempatan untuk lebih berkembang, memakai Three-Dimensional Model of Women Empowerment yang ditawarkan oleh Huis et al.. Metode kualitatif dengan rancangan etnografi kritis dipilih untuk penelitian ini, dengan narasumber 4 dalang perempuan dan 2 dalang pria yang berasal dari Solo dan Jogjakarta. Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa dalang perempuan masih banyak mengalami kesulitan terutama dalam teknik pertunjukan. Selain itu, mereka juga perlu berkolaborasi dengan komunitas wayang agar dapat ikut maju dan eksis. Lebih jauh, variasi pertunjukan dan narasi cerita yang khas juga menjadi faktor yang menentukan untuk membedakan mereka dengan dalang pria. Temuan ini memberikan gambaran yang lebih jelas pada situasi dalam industri wayang Indonesia, dengan implikasi pada kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.\",\"PeriodicalId\":32878,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal PIKOM Penelitian Komunikasi dan Pembangunan\",\"volume\":\"4 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-02-01\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal PIKOM Penelitian Komunikasi dan Pembangunan\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.46937/21202344712\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal PIKOM Penelitian Komunikasi dan Pembangunan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.46937/21202344712","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

皮影戏的主谋是至关重要的。木偶大师是导演、编剧、叙述者、音乐家,甚至歌手本身也并不罕见。公众对女性策划者的偏好和媒体报道,不幸的是,与男性相比,对她们的存在几乎没有影响。消极的假设,如无吸引力的木偶和不应该扮演木偶的女孩,也会导致她们面临的问题。这项研究试图强调追求女人的主谋赋予发展中有更多的机会,自己穿Three-Dimensional of Women Empowerment模型提供的阴影et al。这次研究选择了一种定性的民族志草案,对象是4名女性主谋和2名来自Solo和Jogjakarta的男子。研究结果表明,女性主谋仍有许多困难,尤其是在表演技巧方面。此外,他们还需要与木偶社区合作才能存在。进一步,典型的表演和故事叙述的变化也成为决定性的因素来区分他们的人的幕后黑手。这一发现更清楚地说明了印尼木偶行业的局势,其影响是性别平等和赋予妇女权力。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Pemberdayaan Perempuan dalam Pertunjukan Wayang Kulit: Upaya Penyetaraan Gender oleh Dalang Perempuan
Profesi dalang dalam pertunjukan wayang kulit sangatlah krusial. Para dalang adalah sutradara, penulis skenario, narator, musisi, bahkan tak jarang juga sebagai penyanyi. Preferensi publik dan liputan media untuk dalang perempuan sayangnya kurang sehingga memengaruhi eksistensi mereka bila dibandingkan dengan dalang pria. Asumsi negatif, seperti wayang perempuan kurang menarik dan perempuan semestinya tidak boleh menjadi dalang, juga berkontribusi terhadap masalah yang mereka hadapi. Penelitian ini mencoba untuk menyoroti kiprah dalang perempuan untuk memberdayakan diri sehingga punya kesempatan untuk lebih berkembang, memakai Three-Dimensional Model of Women Empowerment yang ditawarkan oleh Huis et al.. Metode kualitatif dengan rancangan etnografi kritis dipilih untuk penelitian ini, dengan narasumber 4 dalang perempuan dan 2 dalang pria yang berasal dari Solo dan Jogjakarta. Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa dalang perempuan masih banyak mengalami kesulitan terutama dalam teknik pertunjukan. Selain itu, mereka juga perlu berkolaborasi dengan komunitas wayang agar dapat ikut maju dan eksis. Lebih jauh, variasi pertunjukan dan narasi cerita yang khas juga menjadi faktor yang menentukan untuk membedakan mereka dengan dalang pria. Temuan ini memberikan gambaran yang lebih jelas pada situasi dalam industri wayang Indonesia, dengan implikasi pada kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
审稿时长
20 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信