{"title":"村民战略与社交媒体的耻辱作斗争","authors":"Edi Santoso, Shinta Prastyanti","doi":"10.46426/jp2kp.v25i1.151","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Stigma ‘Desa Pengemis’ seolah melekat pada Desa Grinting, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes. Desa ini dianggap sebagai tempat asal para pengemis di berbagai kota besar. Sebuah sebutan yang telah menjadi bagian dari memori kolektif warga, sehingga memunculkan kerisauan bersama. Kehadiran media sosial memberikan peluang bagi Warga Grinting untuk memberikan klarifikasi kepada khalayak luas bahwa desa mereka jauh dari apa yang dipersangkakan, terutama menilik dari berbagai kemajuan desa saat ini. Penelitian ini menggambarkan dan menganalisis sebuah praktik pembangunan citra sebuah desa untuk membalikkan stigma yang ditujukan kepada mereka melalui aktivitas di media sosial. Dengan pendekatan kualitatif, pengambilan data dilakukan melalui (1) analisis isi media, (2) wawancara mendalam, dan (3) diskusi kelompok terarah. Hasil penelitian menunjukkan sebuah kesadaran warga untuk merubah strategi pencitraan, dari reaktif menjadi proaktif-positif. Media sosial menjadi peluang bagi mereka untuk bersuara. Mereka berupaya menampilkan segala sisi positif desa untuk membalikkan citra sebagai desa pengemis. Mereka memiliki modal untuk melakukannya, yang didukung oleh realitas virtual dan faktual. Realitas faktual menunjukkan banyaknya pegiat media sosial dari Desa Grinting yang aktif dengan akun-akun yang berpengaruh. Sementara realitas faktual menunjukkan modal sosial yang kuat sebagai bahan pemberitaan (content sources). Realitas struktural—bahwa kegiatan pencitraan belum terkelola secara rapi dan terencana menjadi tantangan bagi mereka untuk mewujudkan citra Grinting sebagai desa yang dirindukan (ngangeni), sebagai ganti citra ‘Desa Pengemis’.","PeriodicalId":32878,"journal":{"name":"Jurnal PIKOM Penelitian Komunikasi dan Pembangunan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-11-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"STRATEGI WARGA DESA MELAWAN STIGMA DENGAN MEDIA SOSIAL\",\"authors\":\"Edi Santoso, Shinta Prastyanti\",\"doi\":\"10.46426/jp2kp.v25i1.151\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Stigma ‘Desa Pengemis’ seolah melekat pada Desa Grinting, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes. Desa ini dianggap sebagai tempat asal para pengemis di berbagai kota besar. Sebuah sebutan yang telah menjadi bagian dari memori kolektif warga, sehingga memunculkan kerisauan bersama. Kehadiran media sosial memberikan peluang bagi Warga Grinting untuk memberikan klarifikasi kepada khalayak luas bahwa desa mereka jauh dari apa yang dipersangkakan, terutama menilik dari berbagai kemajuan desa saat ini. Penelitian ini menggambarkan dan menganalisis sebuah praktik pembangunan citra sebuah desa untuk membalikkan stigma yang ditujukan kepada mereka melalui aktivitas di media sosial. Dengan pendekatan kualitatif, pengambilan data dilakukan melalui (1) analisis isi media, (2) wawancara mendalam, dan (3) diskusi kelompok terarah. Hasil penelitian menunjukkan sebuah kesadaran warga untuk merubah strategi pencitraan, dari reaktif menjadi proaktif-positif. Media sosial menjadi peluang bagi mereka untuk bersuara. Mereka berupaya menampilkan segala sisi positif desa untuk membalikkan citra sebagai desa pengemis. Mereka memiliki modal untuk melakukannya, yang didukung oleh realitas virtual dan faktual. Realitas faktual menunjukkan banyaknya pegiat media sosial dari Desa Grinting yang aktif dengan akun-akun yang berpengaruh. Sementara realitas faktual menunjukkan modal sosial yang kuat sebagai bahan pemberitaan (content sources). Realitas struktural—bahwa kegiatan pencitraan belum terkelola secara rapi dan terencana menjadi tantangan bagi mereka untuk mewujudkan citra Grinting sebagai desa yang dirindukan (ngangeni), sebagai ganti citra ‘Desa Pengemis’.\",\"PeriodicalId\":32878,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal PIKOM Penelitian Komunikasi dan Pembangunan\",\"volume\":null,\"pages\":null},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-11-16\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal PIKOM Penelitian Komunikasi dan Pembangunan\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.46426/jp2kp.v25i1.151\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal PIKOM Penelitian Komunikasi dan Pembangunan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.46426/jp2kp.v25i1.151","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
STRATEGI WARGA DESA MELAWAN STIGMA DENGAN MEDIA SOSIAL
Stigma ‘Desa Pengemis’ seolah melekat pada Desa Grinting, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes. Desa ini dianggap sebagai tempat asal para pengemis di berbagai kota besar. Sebuah sebutan yang telah menjadi bagian dari memori kolektif warga, sehingga memunculkan kerisauan bersama. Kehadiran media sosial memberikan peluang bagi Warga Grinting untuk memberikan klarifikasi kepada khalayak luas bahwa desa mereka jauh dari apa yang dipersangkakan, terutama menilik dari berbagai kemajuan desa saat ini. Penelitian ini menggambarkan dan menganalisis sebuah praktik pembangunan citra sebuah desa untuk membalikkan stigma yang ditujukan kepada mereka melalui aktivitas di media sosial. Dengan pendekatan kualitatif, pengambilan data dilakukan melalui (1) analisis isi media, (2) wawancara mendalam, dan (3) diskusi kelompok terarah. Hasil penelitian menunjukkan sebuah kesadaran warga untuk merubah strategi pencitraan, dari reaktif menjadi proaktif-positif. Media sosial menjadi peluang bagi mereka untuk bersuara. Mereka berupaya menampilkan segala sisi positif desa untuk membalikkan citra sebagai desa pengemis. Mereka memiliki modal untuk melakukannya, yang didukung oleh realitas virtual dan faktual. Realitas faktual menunjukkan banyaknya pegiat media sosial dari Desa Grinting yang aktif dengan akun-akun yang berpengaruh. Sementara realitas faktual menunjukkan modal sosial yang kuat sebagai bahan pemberitaan (content sources). Realitas struktural—bahwa kegiatan pencitraan belum terkelola secara rapi dan terencana menjadi tantangan bagi mereka untuk mewujudkan citra Grinting sebagai desa yang dirindukan (ngangeni), sebagai ganti citra ‘Desa Pengemis’.