爪哇语“马钻”游戏中的社会价值

K. Rezeki, Elly Prihastuti Wuriyani, Rosmawaty Harahap
{"title":"爪哇语“马钻”游戏中的社会价值","authors":"K. Rezeki, Elly Prihastuti Wuriyani, Rosmawaty Harahap","doi":"10.21831/hum.v27i1.50074","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai norma masyarakat dalam permainan Jawa Kuda Lumping. Penelitian deskriptif kualitatif ini menggunakan model studi kasus dengan melakukan observasi terhadap pertunjukan Kuda Lumping dan wawancara dengan pihak terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa norma-norma kemasyarakatan yang terdapat dalam praktik kesenian Kuda Lumping pada masyarakat Jawa pada umumnya dan Indonesia pada khususnya antara lain: pertama, norma agama, yang bertentangan karena ritual tersebut dianggap syirik. Kedua, norma kesopanan kelompok kesenian Kuda Lumping dalam pertunjukan selalu memperhatikan kepentingan yang ada di masyarakat. Ketiga, norma kesusilaan terlihat dari hubungan penari kuda lumping dengan penontonnya. Keempat, kesenian Kuda Lumping masih diperbolehkan jika dilihat dari norma hukum sejauh pada saat dipentaskan tidak melanggar aturan hukum yang ada di negara Indonesia pada khususnya. Oleh karena itu, temuan empat norma masyarakat dalam permainan Jawa Kuda Lumping merepresentasikan budaya Indonesia yang masih hidup dalam masyarakat.Community norms in the traditional Javanese game “Kuda Lumping”This study aimed to describe the community norms contained in the traditional Javanese game named Kuda Lumping. This qualitative descriptive research used a case study model by observing Kuda Lumping show and interviews with some related parties. The results of the study show that the social norms contained in the practice of Kuda Lumping include: First, regarding religious norms (which are predominantly Muslim), this game is considered contradictory because the ritual is considered Shirk or the sin of idolatry or polytheism. Second, in the norm of decency, the Kuda Lumping art group in performances always pays attention to the interests of the community. Third, in the moral norm, there is a close relationship between the Kuda Lumping dancers and the audience. Fourth, judging from legal norms, if there are no acts that violate legal norms, performances are still permitted. From the four societal norms, it can be concluded that Kuda Lumping represents Indonesian culture that is still alive in society.","PeriodicalId":55711,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Humaniora","volume":"47 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-09-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Nilai norma masyarakat dalam permainan Jawa “Kuda Lumping”\",\"authors\":\"K. Rezeki, Elly Prihastuti Wuriyani, Rosmawaty Harahap\",\"doi\":\"10.21831/hum.v27i1.50074\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai norma masyarakat dalam permainan Jawa Kuda Lumping. Penelitian deskriptif kualitatif ini menggunakan model studi kasus dengan melakukan observasi terhadap pertunjukan Kuda Lumping dan wawancara dengan pihak terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa norma-norma kemasyarakatan yang terdapat dalam praktik kesenian Kuda Lumping pada masyarakat Jawa pada umumnya dan Indonesia pada khususnya antara lain: pertama, norma agama, yang bertentangan karena ritual tersebut dianggap syirik. Kedua, norma kesopanan kelompok kesenian Kuda Lumping dalam pertunjukan selalu memperhatikan kepentingan yang ada di masyarakat. Ketiga, norma kesusilaan terlihat dari hubungan penari kuda lumping dengan penontonnya. Keempat, kesenian Kuda Lumping masih diperbolehkan jika dilihat dari norma hukum sejauh pada saat dipentaskan tidak melanggar aturan hukum yang ada di negara Indonesia pada khususnya. Oleh karena itu, temuan empat norma masyarakat dalam permainan Jawa Kuda Lumping merepresentasikan budaya Indonesia yang masih hidup dalam masyarakat.Community norms in the traditional Javanese game “Kuda Lumping”This study aimed to describe the community norms contained in the traditional Javanese game named Kuda Lumping. This qualitative descriptive research used a case study model by observing Kuda Lumping show and interviews with some related parties. The results of the study show that the social norms contained in the practice of Kuda Lumping include: First, regarding religious norms (which are predominantly Muslim), this game is considered contradictory because the ritual is considered Shirk or the sin of idolatry or polytheism. Second, in the norm of decency, the Kuda Lumping art group in performances always pays attention to the interests of the community. Third, in the moral norm, there is a close relationship between the Kuda Lumping dancers and the audience. Fourth, judging from legal norms, if there are no acts that violate legal norms, performances are still permitted. From the four societal norms, it can be concluded that Kuda Lumping represents Indonesian culture that is still alive in society.\",\"PeriodicalId\":55711,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Penelitian Humaniora\",\"volume\":\"47 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-09-09\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Penelitian Humaniora\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.21831/hum.v27i1.50074\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Penelitian Humaniora","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21831/hum.v27i1.50074","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

这项研究旨在描述人民在爪哇马钻饼游戏中的价值观。该描述性质的研究采用案例研究模式,观察粪便表演和相关访谈。研究表明,在爪哇和印度尼西亚,马的表演艺术中普遍存在的社会规范包括:首先,宗教规范,因为这种仪式被认为是syirik。第二,表演马艺术团体的谦虚总是关心社区的利益。第三,从舞马与观众的交往中可以看出正直的规范。第四,从法律规范来看,奔腾的马舞仍然是允许的,只要它在表演时不违反印尼的法律规则。因此,在爪哇岛的卢干马游戏中发现的四种社会规范代表着印尼仍然存在于社会中的文化。传统日本的“奔跑的马”游戏中的社区规则这一品质研究用观察马的润滑表演和与一些相关的政党进行了调查。研究表明,社会的标准被纳入在润滑马的实践中:首先,考虑宗教的标准,这个游戏被认为是禁忌,因为仪式被认为是衬衫或偶像主义或波利主义的罪恶。第二个规范》,在体面,马Lumping艺术团体在performances总是支付interests》注意到社区。第三个《道德规范,是一个靠近《马Lumping舞蹈与观众之间关系。第四,根据法律的标准判断,如果不考虑违反法律的原则,行为仍然是允许的。从四名社会学家的标准来看,这可能包括那匹正在奔跑的马的代表,它在社会中仍然活着。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Nilai norma masyarakat dalam permainan Jawa “Kuda Lumping”
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai norma masyarakat dalam permainan Jawa Kuda Lumping. Penelitian deskriptif kualitatif ini menggunakan model studi kasus dengan melakukan observasi terhadap pertunjukan Kuda Lumping dan wawancara dengan pihak terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa norma-norma kemasyarakatan yang terdapat dalam praktik kesenian Kuda Lumping pada masyarakat Jawa pada umumnya dan Indonesia pada khususnya antara lain: pertama, norma agama, yang bertentangan karena ritual tersebut dianggap syirik. Kedua, norma kesopanan kelompok kesenian Kuda Lumping dalam pertunjukan selalu memperhatikan kepentingan yang ada di masyarakat. Ketiga, norma kesusilaan terlihat dari hubungan penari kuda lumping dengan penontonnya. Keempat, kesenian Kuda Lumping masih diperbolehkan jika dilihat dari norma hukum sejauh pada saat dipentaskan tidak melanggar aturan hukum yang ada di negara Indonesia pada khususnya. Oleh karena itu, temuan empat norma masyarakat dalam permainan Jawa Kuda Lumping merepresentasikan budaya Indonesia yang masih hidup dalam masyarakat.Community norms in the traditional Javanese game “Kuda Lumping”This study aimed to describe the community norms contained in the traditional Javanese game named Kuda Lumping. This qualitative descriptive research used a case study model by observing Kuda Lumping show and interviews with some related parties. The results of the study show that the social norms contained in the practice of Kuda Lumping include: First, regarding religious norms (which are predominantly Muslim), this game is considered contradictory because the ritual is considered Shirk or the sin of idolatry or polytheism. Second, in the norm of decency, the Kuda Lumping art group in performances always pays attention to the interests of the community. Third, in the moral norm, there is a close relationship between the Kuda Lumping dancers and the audience. Fourth, judging from legal norms, if there are no acts that violate legal norms, performances are still permitted. From the four societal norms, it can be concluded that Kuda Lumping represents Indonesian culture that is still alive in society.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
6
审稿时长
8 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信