{"title":"Penghulu-penghulu keraton bidang agama, hukum, dan pendidikan di Kasunanan dan Mangkunegaran tahun 1936-1947","authors":"Fariska Dwi Purbaningrum, Latif Kusairi","doi":"10.17977/um081v3i22023p249-261","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This study aims to analyze the role of the penghulu both of the Keraton Kasunanan and Kadipaten Mangkunegaran in the late 19th and early 20th centuries. Especially, the political and cultural backround of the Surakarta Penghulu Conference was held in 1936 which took place at the Mangkunegran pavilion. The method of the research uses historical methodology, consists of heuristics, verification, interpretation and historiography. Various sources in the form of archives, newspapers, magazines, books, journals, articles, and the web used in this research. The results of this study explain the early history of the formation of the princes of the Kasunanan palace and the Managkunegaran palace, the prince of the palace is a position that has been inherited by the Demak kingdom for the following Islamic kingdoms, namely Mataram, Pajang, Kasunanan to Mangkunegaran. The bureaucratic structure is still maintained with the existence of the abdi daelm penghulu in it. The penghulu carries out his duties assisted by several staff including modin, kayim, muezzin, chief khakim, khatib, etc. The prince has duties in various fields, namely in the religious field which includes preaching, management of the Great Mosque, in the legal field of the prince becoming qodi to settle NTCR cases (Marriage, Divorce, Divorce and Reconciliation), as well as resolving marital disputes, in the field of education for the prince to establish schools. Penghulu also holds a meeting every year to discuss programs that are advancing. Penelitian bertujuan untuk menganalisis peran penghulu Keraton Kasunanan dan Kadipaten Mangkunegaran yang pada abad akhir ke-19 dan awal abad ke-20 bagi agama Islam di wilayah kekuasaannya. Penelitian ini juga bertujuan membahas latar belakang dilakukannya konferensi penghulu Surakarta pada tahun 1936 yang bertempat di pendopo Mangkunegran. Penelitian ini menggunakan metode sejarah, terdiri dari 4 tahapan penelitian: heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Berbagai sumber yang digunakan berupa arsip, koran, majalah, buku, jurnal, artikel, dan web yang terkait dengan penelitian ini. Hasil dari penelitian ini menjelaskan tentang sejarah awal terbentuknya penghulu keraton Kasunanan dan keraton Managkunegaran, penghulu keraton merupakan jabatan yang telah diwariskan oleh kerajaan demak untuk kerajaan Islam berikutnya yaitu Mataram, Pajang, Kasunanan sampai dengan Mangkunegaran. Struktus birokrasi masih dipertahankan dengan adanya abdi daelm penghulu di dalamnya. Penghulu menjalankan tugas dibantu oleh beberapa staf diantaranya ada modin, kayim, muadzin, penghulu khakim, khatib, dll. Penghulu bertugas dalam berbagai bidang yaitu di bidang keagamaan yang meliputi dakwah, kepengurusan masjid Agung, dalam bidang hukum penghulu menjadi qodi untuk menyelesaikan perkara NTCR (Nikah, Talak, Cerai dan Rujuk), serta menyelesaikan persengketaan mawaris, bidang pendidikan para penghulu mendirikan sekolahan. Penghulu juga mengadakan pertemuan pada setiap tahunya dengan membahas program-program yang bersifat memajukan.","PeriodicalId":40352,"journal":{"name":"Journal of Modern Russian History and Historiography","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.1000,"publicationDate":"2023-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Journal of Modern Russian History and Historiography","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.17977/um081v3i22023p249-261","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"Q3","JCRName":"HISTORY","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
本研究旨在分析19世纪末和20世纪初喀拉顿·卡苏纳南和卡迪帕滕·Mangkunegaran的penghulu的作用。特别是,1936年在Mangkunegran馆举行的泗水澎湖会议的政治和文化背景。研究方法采用历史方法论,包括启发式、验证、解释和史学。在本研究中使用的档案、报纸、杂志、书籍、期刊、文章和网络形式的各种来源。本研究的结果解释了Kasunanan宫殿和Managkunegaran宫殿的王子形成的早期历史,宫殿的王子是由Demak王国为以下伊斯兰王国继承的职位,即Mataram, Pajang, Kasunanan到Mangkunegaran。随着abdi daelm penghulu的存在,官僚结构仍然保持着。penghulu在modin, kayim, muezzin, chief khakim, khatib等几位工作人员的协助下履行职责。王子在各个领域都有职责,即在宗教领域,包括讲道,管理大清真寺,在法律领域,王子成为qodi来解决NTCR案件(婚姻,离婚,离婚和和解),以及解决婚姻纠纷,在教育领域,王子建立学校。Penghulu每年还会召开会议,讨论正在推进的项目。Penelitian bertujuan untuk menganalis peran penghulu Keraton Kasunanan dan Kadipaten Mangkunegaran yang pada abad akhir ke19 dan awal abad ke20 bagi agama Islam di wilayah kekuasaannya。Penelitian ini juga bertujuan membahas latar belakang dilakukannya konferensi penghulu Surakarta padtahun 1936 yang bertempat di pendopo Mangkunegran。Penelitian ini menggunakan metode sejarah, terdiri dari 4 . tahapan Penelitian:启发式、批判、解释和史学。《古兰经》、《马迦拉》、《布库》、《期刊》、《文章》、《网络》、《中国日报》、《中国日报》、《中国日报》、《中国日报》。Hasil dari penelitian ini menjelaskan tentang sejarah awal terbentuknya penghulu keraton Kasunanan dan keraton Managkunegaran, penghulu keraton merupakan jabatan yang telah diwariskan oleh kerajaan demak untuk kerajaan Islam berikutnya yitu Mataram, Pajang, Kasunanan sampai dengan Mangkunegaran。我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。Penghulu menjalankan tugas dibantu oleh beberapa工作人员diantaranya ada modin, kayim, muadzin, Penghulu khakim, khatib, dll。Penghulu bertugas dalam berbagai bidang yitu di bidang keagamaan yang meliputi dakwah, kepengurusan masjid Agung, dalam bidang hukum Penghulu menjadi qodi untuk menyelesaikan perkara NTCR (Nikah, Talak, Cerai dan Rujuk), serta menyelesaikan persengketaan mawaris, bidang pendidikan para Penghulu mendirikan sekolahan。彭hulu juga mengadakan pertemteman帕特尼亚邓根成员的节目-节目杨伯杰成员的节目。
Penghulu-penghulu keraton bidang agama, hukum, dan pendidikan di Kasunanan dan Mangkunegaran tahun 1936-1947
This study aims to analyze the role of the penghulu both of the Keraton Kasunanan and Kadipaten Mangkunegaran in the late 19th and early 20th centuries. Especially, the political and cultural backround of the Surakarta Penghulu Conference was held in 1936 which took place at the Mangkunegran pavilion. The method of the research uses historical methodology, consists of heuristics, verification, interpretation and historiography. Various sources in the form of archives, newspapers, magazines, books, journals, articles, and the web used in this research. The results of this study explain the early history of the formation of the princes of the Kasunanan palace and the Managkunegaran palace, the prince of the palace is a position that has been inherited by the Demak kingdom for the following Islamic kingdoms, namely Mataram, Pajang, Kasunanan to Mangkunegaran. The bureaucratic structure is still maintained with the existence of the abdi daelm penghulu in it. The penghulu carries out his duties assisted by several staff including modin, kayim, muezzin, chief khakim, khatib, etc. The prince has duties in various fields, namely in the religious field which includes preaching, management of the Great Mosque, in the legal field of the prince becoming qodi to settle NTCR cases (Marriage, Divorce, Divorce and Reconciliation), as well as resolving marital disputes, in the field of education for the prince to establish schools. Penghulu also holds a meeting every year to discuss programs that are advancing. Penelitian bertujuan untuk menganalisis peran penghulu Keraton Kasunanan dan Kadipaten Mangkunegaran yang pada abad akhir ke-19 dan awal abad ke-20 bagi agama Islam di wilayah kekuasaannya. Penelitian ini juga bertujuan membahas latar belakang dilakukannya konferensi penghulu Surakarta pada tahun 1936 yang bertempat di pendopo Mangkunegran. Penelitian ini menggunakan metode sejarah, terdiri dari 4 tahapan penelitian: heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Berbagai sumber yang digunakan berupa arsip, koran, majalah, buku, jurnal, artikel, dan web yang terkait dengan penelitian ini. Hasil dari penelitian ini menjelaskan tentang sejarah awal terbentuknya penghulu keraton Kasunanan dan keraton Managkunegaran, penghulu keraton merupakan jabatan yang telah diwariskan oleh kerajaan demak untuk kerajaan Islam berikutnya yaitu Mataram, Pajang, Kasunanan sampai dengan Mangkunegaran. Struktus birokrasi masih dipertahankan dengan adanya abdi daelm penghulu di dalamnya. Penghulu menjalankan tugas dibantu oleh beberapa staf diantaranya ada modin, kayim, muadzin, penghulu khakim, khatib, dll. Penghulu bertugas dalam berbagai bidang yaitu di bidang keagamaan yang meliputi dakwah, kepengurusan masjid Agung, dalam bidang hukum penghulu menjadi qodi untuk menyelesaikan perkara NTCR (Nikah, Talak, Cerai dan Rujuk), serta menyelesaikan persengketaan mawaris, bidang pendidikan para penghulu mendirikan sekolahan. Penghulu juga mengadakan pertemuan pada setiap tahunya dengan membahas program-program yang bersifat memajukan.