{"title":"油棕花园扩张对廖内省环境服务条件的影响","authors":"Mohammad Rafli, Imam Buchori","doi":"10.14710/pwk.v18i2.21229","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Perkebunan kelapa sawit di Provinsi Riau memiliki luasan terbesar yakni mencapai >21% dari jumlah luasan kebun kelapa sawit di Indonesia. Kebun kelapa sawit yang luas tersebut melibatkan konversi lahan yang diikuti dengan penyusutan kerapatan vegetasi. Kondisi ini tidak mempertimbangkan keberlanjutan yang nantinya akan berpengaruh pada penurunan dan perubahan jasa lingkungan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menilai bagaimana ekspansi kebun kelapa sawit di Provinsi Riau berpengaruh terhadap kondisi jasa lingkungan. Pendekatan terhadap jasa lingkungan menggunakan metode interpretasi citra Landsat 5 multi-temporal tahun 1990, tahun 2000, tahun 2010, dan citra Landsat 8 tahun 2018. Jasa lingkungan yang dianalisis adalah kesediaan cadangan karbon dan perubahan suhu permukaan tanah. Perubahan lahan menjadi kebun kelapa sawit dan cadangan karbon diukur dengan analisis tutupan lahan. Kerapatan vegetasi menggunakan teknik NDVI, dan nilai suhu permukaan menggunakan analisis band thermal. Hasil penelitian menggambarkan adanya kenaikan luas kebun kelapa sawit yang cukup besar yaitu 2,15 juta hektar (24,12%) dari luas wilayah Provinsi Riau. Jumlah karbon yang hilang pada lahan hutan mencapai 238,37 juta ton, pada lahan semak belukar mencapai 3,99 juta ton, dan karbon yang hilang pada ladang mencapai 24,97 juta ton. Kenaikan suhu permukaan sebesar 3oC - 4oC. Kondisi ini menjadi perhatian bagi pemerintah dalam membuat kebijakan khususnya pemberian izin pembukaan lahan kelapa sawit karena masalah ini dapat mengancam keberlanjutan lingkungan.","PeriodicalId":52922,"journal":{"name":"Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota","volume":"106 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Dampak Ekspansi Kebun Kelapa Sawit Terhadap Kondisi Jasa Lingkungan Provinsi Riau\",\"authors\":\"Mohammad Rafli, Imam Buchori\",\"doi\":\"10.14710/pwk.v18i2.21229\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Perkebunan kelapa sawit di Provinsi Riau memiliki luasan terbesar yakni mencapai >21% dari jumlah luasan kebun kelapa sawit di Indonesia. Kebun kelapa sawit yang luas tersebut melibatkan konversi lahan yang diikuti dengan penyusutan kerapatan vegetasi. Kondisi ini tidak mempertimbangkan keberlanjutan yang nantinya akan berpengaruh pada penurunan dan perubahan jasa lingkungan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menilai bagaimana ekspansi kebun kelapa sawit di Provinsi Riau berpengaruh terhadap kondisi jasa lingkungan. Pendekatan terhadap jasa lingkungan menggunakan metode interpretasi citra Landsat 5 multi-temporal tahun 1990, tahun 2000, tahun 2010, dan citra Landsat 8 tahun 2018. Jasa lingkungan yang dianalisis adalah kesediaan cadangan karbon dan perubahan suhu permukaan tanah. Perubahan lahan menjadi kebun kelapa sawit dan cadangan karbon diukur dengan analisis tutupan lahan. Kerapatan vegetasi menggunakan teknik NDVI, dan nilai suhu permukaan menggunakan analisis band thermal. Hasil penelitian menggambarkan adanya kenaikan luas kebun kelapa sawit yang cukup besar yaitu 2,15 juta hektar (24,12%) dari luas wilayah Provinsi Riau. Jumlah karbon yang hilang pada lahan hutan mencapai 238,37 juta ton, pada lahan semak belukar mencapai 3,99 juta ton, dan karbon yang hilang pada ladang mencapai 24,97 juta ton. Kenaikan suhu permukaan sebesar 3oC - 4oC. Kondisi ini menjadi perhatian bagi pemerintah dalam membuat kebijakan khususnya pemberian izin pembukaan lahan kelapa sawit karena masalah ini dapat mengancam keberlanjutan lingkungan.\",\"PeriodicalId\":52922,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota\",\"volume\":\"106 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-06-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.14710/pwk.v18i2.21229\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.14710/pwk.v18i2.21229","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Dampak Ekspansi Kebun Kelapa Sawit Terhadap Kondisi Jasa Lingkungan Provinsi Riau
Perkebunan kelapa sawit di Provinsi Riau memiliki luasan terbesar yakni mencapai >21% dari jumlah luasan kebun kelapa sawit di Indonesia. Kebun kelapa sawit yang luas tersebut melibatkan konversi lahan yang diikuti dengan penyusutan kerapatan vegetasi. Kondisi ini tidak mempertimbangkan keberlanjutan yang nantinya akan berpengaruh pada penurunan dan perubahan jasa lingkungan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menilai bagaimana ekspansi kebun kelapa sawit di Provinsi Riau berpengaruh terhadap kondisi jasa lingkungan. Pendekatan terhadap jasa lingkungan menggunakan metode interpretasi citra Landsat 5 multi-temporal tahun 1990, tahun 2000, tahun 2010, dan citra Landsat 8 tahun 2018. Jasa lingkungan yang dianalisis adalah kesediaan cadangan karbon dan perubahan suhu permukaan tanah. Perubahan lahan menjadi kebun kelapa sawit dan cadangan karbon diukur dengan analisis tutupan lahan. Kerapatan vegetasi menggunakan teknik NDVI, dan nilai suhu permukaan menggunakan analisis band thermal. Hasil penelitian menggambarkan adanya kenaikan luas kebun kelapa sawit yang cukup besar yaitu 2,15 juta hektar (24,12%) dari luas wilayah Provinsi Riau. Jumlah karbon yang hilang pada lahan hutan mencapai 238,37 juta ton, pada lahan semak belukar mencapai 3,99 juta ton, dan karbon yang hilang pada ladang mencapai 24,97 juta ton. Kenaikan suhu permukaan sebesar 3oC - 4oC. Kondisi ini menjadi perhatian bagi pemerintah dalam membuat kebijakan khususnya pemberian izin pembukaan lahan kelapa sawit karena masalah ini dapat mengancam keberlanjutan lingkungan.