{"title":"P PENENTUAN DOSIS OPTIMUM DARI PENCAMPURAN AIR LIMBAH WWTP (WAST WATER TREATMENT PLANT) DENGAN AIR SUNGAI LEMATANG SEBAGAI AIR PRODUKSI TERHADAP PARAMETER pH, CONDUCTIVITY, TURBIDITY, DAN SILIKA MENGGUNAKAN KOAGULAN PAC DI PT X","authors":"Indah Pratiwi, Dian Kurnia Sari","doi":"10.52506/jtpa.v14i01.190","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Air sungai lematang umumnya digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan industri disekitar wilayah tersebut. Industri yang menggunakan air sungai lematang adalah PLTU sebagai bahan baku produksi. Selain itu PLTU juga menghasilkan limbah cair. Limbah cair tersebut berasal dari (wast water treatment plant) yang masih bisa dimanfaatkan karena memiliki nilai Turbidity masih dibawah max 5 NTU dan pH masih berada diantara 6 sd 9. Terkait hal tersebut, pembangkit listrik PT.X menerapkan prinsip pengendalian limbah secara cermat dan terintegrasi yaitu Sistem Pengolahan Air Limbah (Waste Water Treatment Plant). Dalam proses pengolahan tersebut sebagai penjernihan campuran air sungai lemaang dan air limbah. Menggunakan koagulan(Poly Aluminium Cloride)sehingga dapat digunakan kembali sebagai air tambahan produksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa campuran air sungai lematang dengan air limbah (wast water treatment plant) sebanyak 60% : 40%, ini menunjukkan dalam penggunaan dosis optimum sebagai produksi air. air limbah mampu dimanfaatkan sebagai air tambahan untuk dijadikan air produksi karena nilai pH 7,65; konduktivitas 187,6; kekeruhan 4,45; dan silika 1,92. Berdasarkan hasil penelitian dengan memanfaatkan air sungai dan air limbah yang paling efektif adalah perbandingan dosis 60% : 40%.","PeriodicalId":17732,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Patra Akademika","volume":"3 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-07-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Teknik Patra Akademika","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.52506/jtpa.v14i01.190","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
lematang河流主要用于满足该地区家庭和工业的需求。使用lematang河床的工业是pitu生产原料。除此之外,它还会产生液体废物。水废物来自于仍然可以利用的wast water treatment plant,因为Turbidity的值仍然低于max 5 NTU和pH值仍然在6 sd - 9之间。在这方面,PT.X发电厂采用了仔细、综合的废物控制原则,即废水处理系统。在处理过程中,作为柠檬水和废水的混合物。使用聚酯(聚酯铝),使其作为一种加水生产。研究表明,将柠檬河与废水(wast water treatment plant)混合60%:40%,这表明其使用最佳剂量生产水。废水可以作为额外的水来生产,因为它的pH值是7.65;187.6传导;浑浊度4.45;硅1.92。根据研究结果,利用最有效的河水和废水是60%:40%的比较。
P PENENTUAN DOSIS OPTIMUM DARI PENCAMPURAN AIR LIMBAH WWTP (WAST WATER TREATMENT PLANT) DENGAN AIR SUNGAI LEMATANG SEBAGAI AIR PRODUKSI TERHADAP PARAMETER pH, CONDUCTIVITY, TURBIDITY, DAN SILIKA MENGGUNAKAN KOAGULAN PAC DI PT X
Air sungai lematang umumnya digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan industri disekitar wilayah tersebut. Industri yang menggunakan air sungai lematang adalah PLTU sebagai bahan baku produksi. Selain itu PLTU juga menghasilkan limbah cair. Limbah cair tersebut berasal dari (wast water treatment plant) yang masih bisa dimanfaatkan karena memiliki nilai Turbidity masih dibawah max 5 NTU dan pH masih berada diantara 6 sd 9. Terkait hal tersebut, pembangkit listrik PT.X menerapkan prinsip pengendalian limbah secara cermat dan terintegrasi yaitu Sistem Pengolahan Air Limbah (Waste Water Treatment Plant). Dalam proses pengolahan tersebut sebagai penjernihan campuran air sungai lemaang dan air limbah. Menggunakan koagulan(Poly Aluminium Cloride)sehingga dapat digunakan kembali sebagai air tambahan produksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa campuran air sungai lematang dengan air limbah (wast water treatment plant) sebanyak 60% : 40%, ini menunjukkan dalam penggunaan dosis optimum sebagai produksi air. air limbah mampu dimanfaatkan sebagai air tambahan untuk dijadikan air produksi karena nilai pH 7,65; konduktivitas 187,6; kekeruhan 4,45; dan silika 1,92. Berdasarkan hasil penelitian dengan memanfaatkan air sungai dan air limbah yang paling efektif adalah perbandingan dosis 60% : 40%.