{"title":"Kontroversi Lafadz Allah: Analisis Lafadz Allah dalam Kristen di Malaysia","authors":"Fikril Jamil Bin Bidin","doi":"10.22373/sinthop.v1i2.2344","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kalima Allah is an issue after the court's decision rejected the application to use the Kalima Allah as a substitute for the words God or God in the Christian magazine Herald The Catholic Weekly in Malaysia into Malay. Various views from Muslims and non-Muslims say the law of using the word Allah is reasonable. This research uses library research, namely reading and researching and using books and media related to thesis discussion. The controversy over the word of Allah is more important than the discussion whether non-Muslims may use the word of Allah or not. These are two different issues. The request of the Christian party to use Allah's sentence was rejected by the court through a judicial decision on the grounds that it could cause confusion among fellow Muslims. But this has been interpreted by Muslims as a Christianization mission in Malaysia. Judging from the texts of the Koran, non-Muslims may pronounce Allah's words like Christianity. However, publications of The Herald in the English, Chinese and Indian versions do not change the word Allah and continue to use the same word, namely God or God in their languages. Only in the Malay language they want to use the word Allah. \nAbstrak \nKalimah Allah adalah merupakan satu isu setelah keputusan kehakiman menolak permohonan penggunaan kalimah Allah sebagai pengganti perkataan God atau Tuhan dalam Herald The Catholic Weekly majalah Kristen di Malaysia ke dalam bahasa melayu. Berbagai macam pandangan dari muslim dan non muslim mengatakan hukum penggunaan kalimah Allah adalah wajar. Penelitian ini menggunakan riset perpustakaan (library research), yaitu membaca dan meneliti serta memakai buku-buku dan media yang berkaitan dengan pembahasan skripsi. Masalah kontroversi kalimah Allah lebih penting dari diskusi apakah non muslim boleh menggunakan kalimah Allah ataupun tidak. Ini adalah dua isu yang berbeda. Permohonan pihak Kristen untuk menggunakan kalimah Allah ditolak oleh pihak mahkamah melalui keputusan kehakiman dengan alasan karena bisa menimbulkan kekeliruan sesama muslim. Namun hal ini telah ditafsirkan umat Islam sebagai misi kristenisasi di Malaysia. Melihat dari nash Al-Quran, bahwa non muslim boleh menyebut kalimah Allah seperti agama Nasrani. Namun, terbitan The Herald dalam versi bahasa Inggris, Cina dan India tidak mengubah kata Allah dan tetap menggunakan kata yang sama yaitu God atau Tuhan dalam bahasa mereka. Hanya terbitan bahasa Melayu saja mereka ingin menggunakan kalimah Allah. \n ","PeriodicalId":34697,"journal":{"name":"Fikri","volume":"48 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Fikri","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22373/sinthop.v1i2.2344","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
在法院决定拒绝将基督教杂志《马来西亚天主教周刊先驱报》中的“上帝”或“上帝”一词替换为马来语后,Kalima Allah成为一个问题。穆斯林和非穆斯林的各种观点认为,使用“安拉”一词的法律是合理的。本研究采用图书馆研究法,即阅读和研究与论文讨论相关的书籍和媒体。关于“安拉”这个词的争论比非穆斯林是否可以使用“安拉”这个词的讨论更重要。这是两个不同的问题。基督教党要求使用安拉的判决,但法院通过司法判决拒绝了这一请求,理由是这可能在穆斯林同胞中造成混乱。但这被穆斯林解释为马来西亚的基督教传教。从《古兰经》的文本来看,非穆斯林可能会像基督教那样读安拉的话。但是,《先驱报》的英文、中文和印度版本的出版物并没有改变“安拉”一词,在它们的语言中继续使用相同的词,即“上帝”或“上帝”。只有在马来语中,他们想用“阿拉”这个词。【摘要】《马来报》,《马来报》,《马来报》,《马来报》。Berbagai macam pandangan dari穆斯林dannon穆斯林,mengatakan hukum penggunaan kalimah Allah adalah wajar。Penelitian ini menggunakan riset perpustakaan(图书馆研究),yitu membaca dan meneliti serta memakai buku-buku dan media yang berkaitan dengan penbahasan skripsi。Masalah kontroversi kalimah Allah lebih penting dari diskusi apakah non muslim boleh menggunakan kalimah Allah ataupun tidak。Ini adalah dua isu yang berbeda。神啊,神啊,神啊,神啊,神啊,神啊,神啊,神啊,神啊,神啊,神啊。Namun hal ini telah ditafsirkan umat Islam(马来西亚)sebagai misi kristenisasi。《古兰经》,巴瓦非穆斯林boleh menyebut kalimah Allah seperti agama NasraniNamun, terbitan《先驱报》dalam versi bahasa Inggris,中国和印度tidak mengubah kata真主,tetap menggunakan kata阳sama yitu神,atau Tuhan dalam bahasa mereka。汉亚terbitan bahasa Melayu saja mereka ingin menggunakan kalimah Allah。
Kontroversi Lafadz Allah: Analisis Lafadz Allah dalam Kristen di Malaysia
Kalima Allah is an issue after the court's decision rejected the application to use the Kalima Allah as a substitute for the words God or God in the Christian magazine Herald The Catholic Weekly in Malaysia into Malay. Various views from Muslims and non-Muslims say the law of using the word Allah is reasonable. This research uses library research, namely reading and researching and using books and media related to thesis discussion. The controversy over the word of Allah is more important than the discussion whether non-Muslims may use the word of Allah or not. These are two different issues. The request of the Christian party to use Allah's sentence was rejected by the court through a judicial decision on the grounds that it could cause confusion among fellow Muslims. But this has been interpreted by Muslims as a Christianization mission in Malaysia. Judging from the texts of the Koran, non-Muslims may pronounce Allah's words like Christianity. However, publications of The Herald in the English, Chinese and Indian versions do not change the word Allah and continue to use the same word, namely God or God in their languages. Only in the Malay language they want to use the word Allah.
Abstrak
Kalimah Allah adalah merupakan satu isu setelah keputusan kehakiman menolak permohonan penggunaan kalimah Allah sebagai pengganti perkataan God atau Tuhan dalam Herald The Catholic Weekly majalah Kristen di Malaysia ke dalam bahasa melayu. Berbagai macam pandangan dari muslim dan non muslim mengatakan hukum penggunaan kalimah Allah adalah wajar. Penelitian ini menggunakan riset perpustakaan (library research), yaitu membaca dan meneliti serta memakai buku-buku dan media yang berkaitan dengan pembahasan skripsi. Masalah kontroversi kalimah Allah lebih penting dari diskusi apakah non muslim boleh menggunakan kalimah Allah ataupun tidak. Ini adalah dua isu yang berbeda. Permohonan pihak Kristen untuk menggunakan kalimah Allah ditolak oleh pihak mahkamah melalui keputusan kehakiman dengan alasan karena bisa menimbulkan kekeliruan sesama muslim. Namun hal ini telah ditafsirkan umat Islam sebagai misi kristenisasi di Malaysia. Melihat dari nash Al-Quran, bahwa non muslim boleh menyebut kalimah Allah seperti agama Nasrani. Namun, terbitan The Herald dalam versi bahasa Inggris, Cina dan India tidak mengubah kata Allah dan tetap menggunakan kata yang sama yaitu God atau Tuhan dalam bahasa mereka. Hanya terbitan bahasa Melayu saja mereka ingin menggunakan kalimah Allah.