{"title":"Korelasi Parsial Antara Harga Sewa dan Nilai Konfigurasi Ruang pada Pasar Tradisional Bintan Center","authors":"Andi Andi, M. Akbar, Bontor Jumaylinda Br Gultom","doi":"10.26418/pipt.2021.13","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pasar tradisional adalah suatu ruang transaksi antara penjual dan pembeli yang umumnya tersusun dengan konfigurasi blok-blok atau barisan toko yang menghadap ke arah sirkulasi. Penelitian terdahulu menemukan adanya hubungan antara konfigurasi ruang dan profit. Penelitian ini bertujuan melihat hubungan antara konfigurasi ruang dan harga sewa dengan menggunakan korelasi parsial. Penelitian ini menggunakan data konfigurasi ruang dan data harga sewa dari Pasar Tradisional Bintan Center. Data konfigurasi ruang diperoleh dengan analisis spasial menggunakan metode space syntax. Dalam space syntax, data konfigurasi ruang dibagi menjadi nilai pencapaian ruang (nilai integration) dan nilai kedalaman ruang (nilai step depth). Data harga sewa toko diperoleh dari pengelola pasar. Hasil dari penelitian ini adalah ditemukannya korelasi rendah antara konfigurasi ruang dan harga sewa di Pasar Tradisional Bintan Center. Koefisien korelasi antara pencapaian ruang (nilai integration) dan harga sewa adalah -9,65%, sedangkan koefisien korelasi antara kedalaman ruang (nilai step depth) dan harga sewa adalah 7,412%. Kedua koefisien ini tergolong sangat rendah (1% sampai dengan 20%). Kedua nilai konfigurasi ruang ini memberi hubungan yang berbeda dan kontradiktif dimana satu negatif dan yang satu positif. Berdasarkan koefisien ini yang mendekat 0 ini, dapat disimpulkan tidak ada korelasi yang signifikan antara konfigurasi ruang dan harga sewa di Pasar Tradisional Bintan Center. Adanya muncul nilai korelasi sangat rendah ini dapat dilihat sebagai suatu bentuk kebetulan. Tidak adanya korelasi konfigurasi ruang dan harga sewa merupakan indikator ketidaksesuaian sistem dalam menentukan harga sewa. Pengelola pasar perlu mengevaluasi kembali ketetapan harga sewanya berdasarkan konfigurasi ruang agar terwujud kesejahteraan penjual di pasar tradisional.","PeriodicalId":42469,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis","volume":"30 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.2000,"publicationDate":"2021-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.26418/pipt.2021.13","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"Q4","JCRName":"MARINE & FRESHWATER BIOLOGY","Score":null,"Total":0}
Korelasi Parsial Antara Harga Sewa dan Nilai Konfigurasi Ruang pada Pasar Tradisional Bintan Center
Pasar tradisional adalah suatu ruang transaksi antara penjual dan pembeli yang umumnya tersusun dengan konfigurasi blok-blok atau barisan toko yang menghadap ke arah sirkulasi. Penelitian terdahulu menemukan adanya hubungan antara konfigurasi ruang dan profit. Penelitian ini bertujuan melihat hubungan antara konfigurasi ruang dan harga sewa dengan menggunakan korelasi parsial. Penelitian ini menggunakan data konfigurasi ruang dan data harga sewa dari Pasar Tradisional Bintan Center. Data konfigurasi ruang diperoleh dengan analisis spasial menggunakan metode space syntax. Dalam space syntax, data konfigurasi ruang dibagi menjadi nilai pencapaian ruang (nilai integration) dan nilai kedalaman ruang (nilai step depth). Data harga sewa toko diperoleh dari pengelola pasar. Hasil dari penelitian ini adalah ditemukannya korelasi rendah antara konfigurasi ruang dan harga sewa di Pasar Tradisional Bintan Center. Koefisien korelasi antara pencapaian ruang (nilai integration) dan harga sewa adalah -9,65%, sedangkan koefisien korelasi antara kedalaman ruang (nilai step depth) dan harga sewa adalah 7,412%. Kedua koefisien ini tergolong sangat rendah (1% sampai dengan 20%). Kedua nilai konfigurasi ruang ini memberi hubungan yang berbeda dan kontradiktif dimana satu negatif dan yang satu positif. Berdasarkan koefisien ini yang mendekat 0 ini, dapat disimpulkan tidak ada korelasi yang signifikan antara konfigurasi ruang dan harga sewa di Pasar Tradisional Bintan Center. Adanya muncul nilai korelasi sangat rendah ini dapat dilihat sebagai suatu bentuk kebetulan. Tidak adanya korelasi konfigurasi ruang dan harga sewa merupakan indikator ketidaksesuaian sistem dalam menentukan harga sewa. Pengelola pasar perlu mengevaluasi kembali ketetapan harga sewanya berdasarkan konfigurasi ruang agar terwujud kesejahteraan penjual di pasar tradisional.