{"title":"坦帕废水的表皮成分对起动时间分解过程的影响","authors":"Husna Kamilia, Sri Rezeki, Rinjani Ratih","doi":"10.26418/pipt.2021.17","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Limbah tempe bisa diolah menjadi biogas melalui proses penguraian anaerobik. Penguraian anaerobik ini dipengaruhi oleh fase start up, di mana fase start up merupakan fase penumbuhan bakteri anaerob sampai terbentuknya biogas. Pengaruh keberhasilan start up sering kali bergantung pada kondisi reaktor yaitu efektivitas pengadukan dan pencampuran susbtrat dalam proses tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi substrat dari limbah tempe terhadap waktu start up yang diperlukan oleh RATB dapat ditinjau dari analisis VS, pH, volume gas, dan CH4. Waktu start up dilakukan dalam sistem semi batch yang terbagi atas dua siklus dengan konsentrasi substrat yang berbeda. Untuk siklus pertama substrat yang dimasukkan lebih encer dengan perbandingan komposisi 3:1 antara limbah cair tempe dengan ampas tempe, sedangkan untuk siklus kedua, dilakukan feeding menggunakan substrat yang lebih kental dengan konsentrasi 2:1 antara limbah cair tempe dan ampas tempe. Waktu start up dilakukan hingga proses penguraian anaerobik berada pada fase stasioner. Analisis parameter pengamatan dilakukan dengan pengambilan sampel setiap hari sekali untuk analisis VS, metana, volume gas dan pH. Hasil Pengaruh komposisi subtrat dengan perbandingan 3:1 dan 2:1 antar limbah cair tempe dan ampas tempe memperoleh waktu start up untuk siklus pertama antar 12-14 hari sedangkan untuk siklus kedua berada pada 11-19 hari.","PeriodicalId":42469,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis","volume":"23 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.2000,"publicationDate":"2021-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Pengaruh Komposisi Substrat Limbah Tempe terhadap Waktu Start-Up Proses Penguraian Anaerobik Menggunakan Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB)\",\"authors\":\"Husna Kamilia, Sri Rezeki, Rinjani Ratih\",\"doi\":\"10.26418/pipt.2021.17\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Limbah tempe bisa diolah menjadi biogas melalui proses penguraian anaerobik. Penguraian anaerobik ini dipengaruhi oleh fase start up, di mana fase start up merupakan fase penumbuhan bakteri anaerob sampai terbentuknya biogas. Pengaruh keberhasilan start up sering kali bergantung pada kondisi reaktor yaitu efektivitas pengadukan dan pencampuran susbtrat dalam proses tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi substrat dari limbah tempe terhadap waktu start up yang diperlukan oleh RATB dapat ditinjau dari analisis VS, pH, volume gas, dan CH4. Waktu start up dilakukan dalam sistem semi batch yang terbagi atas dua siklus dengan konsentrasi substrat yang berbeda. Untuk siklus pertama substrat yang dimasukkan lebih encer dengan perbandingan komposisi 3:1 antara limbah cair tempe dengan ampas tempe, sedangkan untuk siklus kedua, dilakukan feeding menggunakan substrat yang lebih kental dengan konsentrasi 2:1 antara limbah cair tempe dan ampas tempe. Waktu start up dilakukan hingga proses penguraian anaerobik berada pada fase stasioner. Analisis parameter pengamatan dilakukan dengan pengambilan sampel setiap hari sekali untuk analisis VS, metana, volume gas dan pH. Hasil Pengaruh komposisi subtrat dengan perbandingan 3:1 dan 2:1 antar limbah cair tempe dan ampas tempe memperoleh waktu start up untuk siklus pertama antar 12-14 hari sedangkan untuk siklus kedua berada pada 11-19 hari.\",\"PeriodicalId\":42469,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis\",\"volume\":\"23 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.2000,\"publicationDate\":\"2021-11-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.26418/pipt.2021.17\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"Q4\",\"JCRName\":\"MARINE & FRESHWATER BIOLOGY\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.26418/pipt.2021.17","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"Q4","JCRName":"MARINE & FRESHWATER BIOLOGY","Score":null,"Total":0}
Pengaruh Komposisi Substrat Limbah Tempe terhadap Waktu Start-Up Proses Penguraian Anaerobik Menggunakan Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB)
Limbah tempe bisa diolah menjadi biogas melalui proses penguraian anaerobik. Penguraian anaerobik ini dipengaruhi oleh fase start up, di mana fase start up merupakan fase penumbuhan bakteri anaerob sampai terbentuknya biogas. Pengaruh keberhasilan start up sering kali bergantung pada kondisi reaktor yaitu efektivitas pengadukan dan pencampuran susbtrat dalam proses tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi substrat dari limbah tempe terhadap waktu start up yang diperlukan oleh RATB dapat ditinjau dari analisis VS, pH, volume gas, dan CH4. Waktu start up dilakukan dalam sistem semi batch yang terbagi atas dua siklus dengan konsentrasi substrat yang berbeda. Untuk siklus pertama substrat yang dimasukkan lebih encer dengan perbandingan komposisi 3:1 antara limbah cair tempe dengan ampas tempe, sedangkan untuk siklus kedua, dilakukan feeding menggunakan substrat yang lebih kental dengan konsentrasi 2:1 antara limbah cair tempe dan ampas tempe. Waktu start up dilakukan hingga proses penguraian anaerobik berada pada fase stasioner. Analisis parameter pengamatan dilakukan dengan pengambilan sampel setiap hari sekali untuk analisis VS, metana, volume gas dan pH. Hasil Pengaruh komposisi subtrat dengan perbandingan 3:1 dan 2:1 antar limbah cair tempe dan ampas tempe memperoleh waktu start up untuk siklus pertama antar 12-14 hari sedangkan untuk siklus kedua berada pada 11-19 hari.