Mohammad Jimmy Kurnianta, T. Setiawati, J. Jayus
{"title":"Pelarutan P dan K dari batuan leusit dan apatit menggunakan kombinasi senyawa humat-BPF-BPK","authors":"Mohammad Jimmy Kurnianta, T. Setiawati, J. Jayus","doi":"10.22302/iribb.jur.mp.v87i2.330","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"AbstractDue to the limited availability of potassium and phosphate in soil and the high price of their synthetic mineral fertilizers, the importance of minerals-solubilizing microorganismshas been increasingly significant aimed at sustainable agriculture achievement. Apatite and leucite are considerably abundant minerals; however, their solubility is low. This study was aimed to study the effects of the combination of phosphate-and potassium-solubilizing bacteria (PhSB and PSB) and humic acid of cassava as bioleaching agents in the solubilization process of potassium and phosphate from agromineral material. Some leucite agromineral materials were obtained from Situbondo and Pati, while apatite materials were obtained from Tuban and Ciamis, Indonesia. The minerals were treated with 2.10 x 107CFU/g PhSB and 1.61 x 107CFU/g PSB isolates, combined with 100 ppm organic C humic compounds from cassava as the media. The minerals solubility was monitored every two weeks for 12 weeks ofobservation, which includes the concentration of dissolved K and P, as well as the pH of the media. The presence of organic acids was observed to monitor the bacterial activity by using HPLC, while the physical changes of the rock surface due to bacterial dissolution were scanned by using scanning electron microscopy (SEM). The results showed that the highest dissolution of P was recorded at week 4 (344.23 ppm) released from Tuban apatite with the combination of PhSB and PSB under the humic compound.In contrast, the highest K dissolution was obtained at week 6 for Situbondo leucite (44.21 me/100 g) with a combination of humic cassava compound and PSB only. Statistical analyses showed a mark different on both minerals for dissolution of K and P. The SEM result indicates breakage of the rock surface after a three month observation period indicating that the dissolution minerals occurred. Selected organic acids such as citric, ferulic, coumaric, syringic, and malic acids were detected during the treatment.[Keywords: leucite, apatite, humic compounds, organic acid] Abstrak     Ketersediaan kalium (K) dan fosfat (P) dalam tanah terbatas,danharga pupuk sintetik relatif mahal, menjadikan mikroorganismepelarut mineral memegang peranan penting dalam menunjang pertanian berkelanjutan.Batuan mineral apatit dan leusitmerupakan sumber daya mineral dengan ketersediaan tinggi tetapi mempunyai kelarutan mineral rendah. Penelitian bertujuan untukmempelajari pengaruh kombinasi bakteri pelarut fosfat (BPF), bakteri pelarut kalium (BPK), dan humatsingkong sebagai agen bioleachingdalam proses pelarutan K dan P dari bahan agromineral. Bahan agromineral leusitdiperoleh dariKabupatenSitubondo dan Pati, sedangkan bahan apatit berasal dari Kabupaten Tuban dan Ciamis, Indonesia. Bahan mineral diperlakukan dengan 2,10 x107CFU/gBPF dan 1,61 x 107CFU/gBPK, dikombinasikan dengan 100 ppm C organik senyawa humatdari singkong sebagai media. Kelarutan mineral diamati setiap dua minggu sekali selama 12 minggu meliputi kelarutan K dan P, dan pH media. Produksi asam organik dianalisis untuk mengamati aktivitas bakteri menggunakan HPLC dan perubahan fisik permukaan batuan akibat pelarutan bakteri dipindai menggunakan SEM.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelarutan fosfat tertinggi tercatat pada minggu ke 4 (344,23 ppm) yang dilepaskan dari apatit Tuban dengan kombinasi BPF dan BPK dengan senyawa humat, sedangkan pelarutan kalium tertinggi diperoleh pada minggu ke 6 dari leusitSitubondo (44,21 me / 100 g) dengan kombinasi senyawa humatsingkong dan BPK. Secara statistikpada kedua mineral pelarutan K dan P menunjukkan berbedanyata. Hasil analisis dengan menggunakan SEMterjadi kerusakan permukaan batuansetelah periode pengamatan tigabulan yang menunjukkan bahwa terjadi pelarutan mineral. Selama percobaan dideteksi beberapa  asam organik seperti asam sitrat, ferulat, kumarat, siringatdan malat. [Kata kunci: leusit, apatit,senyawa humat,asam organik]","PeriodicalId":11660,"journal":{"name":"E-Journal Menara Perkebunan","volume":"26 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"3","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"E-Journal Menara Perkebunan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22302/iribb.jur.mp.v87i2.330","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 3

摘要

摘要由于土壤中钾和磷的可利用性有限,且其合成的矿物肥料价格昂贵,矿物溶解微生物对实现可持续农业的重要性日益凸显。磷灰石和白晶石是相当丰富的矿物;然而,它们的溶解度很低。本研究旨在研究溶磷增钾菌(PhSB和PSB)与木薯腐植酸联合作为生物浸出剂对农矿材料中钾和磷酸盐的溶出作用。部分白色石农矿材料来源于印尼的斯图邦多和帕蒂,磷灰石材料来源于印尼的图班和恰米斯。用2.10 × 107CFU/g PhSB和1.61 × 107CFU/g PSB分离物,结合来自木薯的100 ppm有机C腐殖质化合物作为培养基处理矿物。在12周的观察中,每两周监测一次矿物质的溶解度,包括溶解的K和P的浓度,以及培养基的pH。利用高效液相色谱法(HPLC)观察有机酸的存在,监测细菌的活性;利用扫描电镜(SEM)扫描岩石表面因细菌溶解而发生的物理变化。结果表明:在腐殖质复合作用下,PhSB和PSB复合作用下土班磷灰石第4周溶出磷最高(344.23 ppm);腐殖质木薯化合物与PSB的组合在第6周对白白石的K溶出度最高,为44.21 me/100 g。统计分析表明,两种矿物对K和p的溶解有显著差异。扫描电镜结果表明,经过三个月的观察期,岩石表面出现破裂,表明溶解矿物发生。在处理过程中检测了柠檬酸、阿魏酸、香豆酸、丁香酸和苹果酸等有机酸。[关键词]白晶石,磷灰石,腐竹化合物,有机酸]摘要:Ketersediaan kk (K) dan fofat (P) dalam tanah terbatas,danharga pupuk sinintetik relatifmahal, menjadikan微生物,menegang矿物,peranan penting dalam menunjang pertanian berkelanjutan。巴端矿物磷灰石,但leusitmerupakan, sumber daya,矿物dengan, ketersediaan, tinggi, tetapi, mempunyai, kelarutan,矿物rendah。Penelitian bertujuan untukmempelajari pengaruh kombinasi bakteri pelarut fosfat (BPF), bakteri pelarut kpk (BPK), and humatingkong sebagai agen生物淋滤处理pelarutan K dan dari bahan农矿。Bahan agromineral leusitdiperoleh darikabupatensitbondo dan Pati, sedangkan Bahan apatit berasal dariKabupaten Tuban dan Ciamis,印度尼西亚。Bahan矿物diperlakukan dengan 2,10 × 107CFU/gBPF, 1,61 × 107CFU/gBPK, dikombinasikan dengan 100ppm C有机senyawa humandari singkong sebagai介质。克拉鲁坦矿物钻石设置dua minggu sekali selama 12 minggu meliputi克拉鲁坦K丹P,丹pH介质。用高效液相色谱法、HPLC法、扫描电子显微镜(SEM)对孟古纳坎山竹竹竹竹竹竹竹竹竹竹竹竹竹竹竹竹竹竹竹竹竹竹竹竹竹竹竹竹竹竹竹竹竹竹。Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelarutan fofat tertinggi tercatat pada minggu ke 4 (344,23 ppm) yang dilepaskan dari apatit Tuban dengan kombinasi BPF dan BPK dengan senyawa human, sedangkan pelarutan ktertinggi diperoleh pada minggu ke 6 dari leusitsitbondo (44,21 me / 100 g) dengan kombinasi senyawa humanSecara statistickpada kedua mineral pelarutan kdanp menunjukkan berbedanyata。Hasil分析dengan menggunakan SEMterjadi kerusakan permukaan batuansetelah期pengamatan tigabulan yang menunjukkan bahwa terjadi pelarutan矿物。Selama percobaan dideteksi是一种有机分离的植物,它是一种甘薯、阿魏、甘薯、甘薯和甘薯。[Kata kunci: leusit, apatiit,senyawa human,asam organik]
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Pelarutan P dan K dari batuan leusit dan apatit menggunakan kombinasi senyawa humat-BPF-BPK
AbstractDue to the limited availability of potassium and phosphate in soil and the high price of their synthetic mineral fertilizers, the importance of minerals-solubilizing microorganismshas been increasingly significant aimed at sustainable agriculture achievement. Apatite and leucite are considerably abundant minerals; however, their solubility is low. This study was aimed to study the effects of the combination of phosphate-and potassium-solubilizing bacteria (PhSB and PSB) and humic acid of cassava as bioleaching agents in the solubilization process of potassium and phosphate from agromineral material. Some leucite agromineral materials were obtained from Situbondo and Pati, while apatite materials were obtained from Tuban and Ciamis, Indonesia. The minerals were treated with 2.10 x 107CFU/g PhSB and 1.61 x 107CFU/g PSB isolates, combined with 100 ppm organic C humic compounds from cassava as the media. The minerals solubility was monitored every two weeks for 12 weeks ofobservation, which includes the concentration of dissolved K and P, as well as the pH of the media. The presence of organic acids was observed to monitor the bacterial activity by using HPLC, while the physical changes of the rock surface due to bacterial dissolution were scanned by using scanning electron microscopy (SEM). The results showed that the highest dissolution of P was recorded at week 4 (344.23 ppm) released from Tuban apatite with the combination of PhSB and PSB under the humic compound.In contrast, the highest K dissolution was obtained at week 6 for Situbondo leucite (44.21 me/100 g) with a combination of humic cassava compound and PSB only. Statistical analyses showed a mark different on both minerals for dissolution of K and P. The SEM result indicates breakage of the rock surface after a three month observation period indicating that the dissolution minerals occurred. Selected organic acids such as citric, ferulic, coumaric, syringic, and malic acids were detected during the treatment.[Keywords: leucite, apatite, humic compounds, organic acid] Abstrak     Ketersediaan kalium (K) dan fosfat (P) dalam tanah terbatas,danharga pupuk sintetik relatif mahal, menjadikan mikroorganismepelarut mineral memegang peranan penting dalam menunjang pertanian berkelanjutan.Batuan mineral apatit dan leusitmerupakan sumber daya mineral dengan ketersediaan tinggi tetapi mempunyai kelarutan mineral rendah. Penelitian bertujuan untukmempelajari pengaruh kombinasi bakteri pelarut fosfat (BPF), bakteri pelarut kalium (BPK), dan humatsingkong sebagai agen bioleachingdalam proses pelarutan K dan P dari bahan agromineral. Bahan agromineral leusitdiperoleh dariKabupatenSitubondo dan Pati, sedangkan bahan apatit berasal dari Kabupaten Tuban dan Ciamis, Indonesia. Bahan mineral diperlakukan dengan 2,10 x107CFU/gBPF dan 1,61 x 107CFU/gBPK, dikombinasikan dengan 100 ppm C organik senyawa humatdari singkong sebagai media. Kelarutan mineral diamati setiap dua minggu sekali selama 12 minggu meliputi kelarutan K dan P, dan pH media. Produksi asam organik dianalisis untuk mengamati aktivitas bakteri menggunakan HPLC dan perubahan fisik permukaan batuan akibat pelarutan bakteri dipindai menggunakan SEM.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelarutan fosfat tertinggi tercatat pada minggu ke 4 (344,23 ppm) yang dilepaskan dari apatit Tuban dengan kombinasi BPF dan BPK dengan senyawa humat, sedangkan pelarutan kalium tertinggi diperoleh pada minggu ke 6 dari leusitSitubondo (44,21 me / 100 g) dengan kombinasi senyawa humatsingkong dan BPK. Secara statistikpada kedua mineral pelarutan K dan P menunjukkan berbedanyata. Hasil analisis dengan menggunakan SEMterjadi kerusakan permukaan batuansetelah periode pengamatan tigabulan yang menunjukkan bahwa terjadi pelarutan mineral. Selama percobaan dideteksi beberapa  asam organik seperti asam sitrat, ferulat, kumarat, siringatdan malat. [Kata kunci: leusit, apatit,senyawa humat,asam organik]
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信