{"title":"Potret Fenomena Tahfiz Online di Indonesia","authors":"Heriyanto Heriyanto","doi":"10.22548/shf.v14i1.574","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kajian ini menyoal fenomena tren menghafal Al-Qur’an melalui media teknologi online, baik menggunakan media sosial, website interaktif, maupun aplikasi android. Penelitian ini menggunakan model studi living Qur’an yang datanya diambil melalui observasi di internet, wawancara, dan penelusuran pustaka dariberbagai sumber. Kajian diharapkan mampu mengeksplorasi pola-pola yang muncul, jejaring, dan metode yang digunakan, sehingga fenomena cyber tahfiz ini dapat terejawentahkan dengan baik. Hasil kajian menunjukkan adanya pergeseran otoritas sanad dalam praktik tahfiz online. Proses talaqqi dalam pendidikan tahfiz tradisional menjelma menjadi talaqqi-virtual. Guru dan murid tidak harus bertemusecara langsung dalam menjamin otentisitas Al-Qur’an yang dihafalkan. Tradisi menghafal Al-Qur’an melalui media internet ini telah memunculkan realitas baru dalam konteks living Qur’an yang penulis sebut sebagai e-living Qur’an. Jika living Qur’an mengkaji komunitas yang hidup di tengah masyarakat dalam dunia nyata,maka e-living Qur’an adalah model studi Al-Qur’an yang menyasar masyarakat maya melalui komunitas-komunitas online","PeriodicalId":32680,"journal":{"name":"Suhuf","volume":"17 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Suhuf","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22548/shf.v14i1.574","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Kajian ini menyoal fenomena tren menghafal Al-Qur’an melalui media teknologi online, baik menggunakan media sosial, website interaktif, maupun aplikasi android. Penelitian ini menggunakan model studi living Qur’an yang datanya diambil melalui observasi di internet, wawancara, dan penelusuran pustaka dariberbagai sumber. Kajian diharapkan mampu mengeksplorasi pola-pola yang muncul, jejaring, dan metode yang digunakan, sehingga fenomena cyber tahfiz ini dapat terejawentahkan dengan baik. Hasil kajian menunjukkan adanya pergeseran otoritas sanad dalam praktik tahfiz online. Proses talaqqi dalam pendidikan tahfiz tradisional menjelma menjadi talaqqi-virtual. Guru dan murid tidak harus bertemusecara langsung dalam menjamin otentisitas Al-Qur’an yang dihafalkan. Tradisi menghafal Al-Qur’an melalui media internet ini telah memunculkan realitas baru dalam konteks living Qur’an yang penulis sebut sebagai e-living Qur’an. Jika living Qur’an mengkaji komunitas yang hidup di tengah masyarakat dalam dunia nyata,maka e-living Qur’an adalah model studi Al-Qur’an yang menyasar masyarakat maya melalui komunitas-komunitas online