空果串和棕榈油厂废水共堆肥过程中的废物减少和养分回收

V. Baron, Jajang Supriatna, Clarisse Maréchal, Rajiv Sadasiban, X. Bonneau
{"title":"空果串和棕榈油厂废水共堆肥过程中的废物减少和养分回收","authors":"V. Baron, Jajang Supriatna, Clarisse Maréchal, Rajiv Sadasiban, X. Bonneau","doi":"10.22302/iribb.jur.mp.v87i2.338","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"AbstrakMinyak kelapa sawit adalah minyak nabati yang paling banyak dikonsumsi dunia. Setengah dari produksinya berasal dari Indonesia, walaupun perluasannya telah dikritik dari sudut pandang lingkungan. Pengurangan dampak lingkungan perkebunan melalui praktik pengelolaan limbah yang lebih baik sangat penting untuk mencapai produksi yang lebih bersih. Dalam konteks ini, penelitian difokuskan pada pengomposan, praktik yang semakin banyak diterapkan di agroindustri. Penelitian bertujuan untuk menguji pengomposan produk samping pabrik kelapa sawit yaitu tandan kosong kelapa sawit (TKKS) dan limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS), pada rasio LCPKS/TKKSdan frekuensi pembalikan yang berbeda. Setelah 60 hari, kompos masih dalam fase mesofilik dan tidak dapat dianggap sebagai kompos matang karena rasio C/N dan suhu yang tinggi. Penurunan bobot dan volume yang tinggi telah dicapai masing-masing sebesar 40% dan 60%, serta penguapan air yang signifikan dari LCPKSdan TKKS(60%). Rasio LCPKSterhadap TKKSpada 1 – 1.5 m3/ton adalah optimal untuk mencapai kelembaban (65-70%), ruang udara bebas (>50%) dan pemulihan nutrisi, juga menunjukkan bahwa dalam kondisi percobaan ini proses pengomposan tidak dapat menggunakan semua LCPKSyang diproduksi oleh pabrik (3m3/ton TKKS). Tingkat pemulihan nutrisi mendekati 100% untuk fosfor, kalium dan magnesium, sedangkan untuk nitrogen terjadikehilangan sekitar 30-35%. Pengomposan dengan platform beton dan beratap, tidak melakukan penyemprotan pada tumpukan secara berlebihan, dan mendaur ulang semua limbah cair merupakan hal penting untuk mencapai efisiensi pemulihan nutrisi yang tinggi dan untuk mengontrol kualitas kompos akhir.[Kata kunci:pengomposan, tandan kosong, pemulihan nutrisi, kelapa sawit, limbah cair pabrik kelapa sawit, keberlanjutan]AbstractPalm oil is the most consumed edible oil in the world. Roughly half of the production originates from Indonesia, where the expansion of the crop has been criticized from an environmental perspective. Reducing the environmental impact of plantations through better waste management practices is critical to achieve cleaner production. In this context, our study was focused on composting, a practice increasingly adopted among agro-industries. Our trial was designed to test co-composting of the main palm oil mill by-products – empty fruit bunches (EFB) and palm oil mill effluent (POME) – under different POME/EFB ratios and turning frequencies. After 60 days the compost was still in a mesophilic phase and could not be considered as mature compost due to high C/N ratio and temperature. High weight and volume reduction were achieved (40% and 60% respectively), as well as significant water evaporation from the POME and EFB (60%). We found that a POME to EFB ratio of 1 to 1.5 m3/ton was optimal for moisture (65-70%), free air space (>50%) and nutrient recovery, showing that in our experimental conditions the composting process could not use all the POME produced by the mill (3m3/ton of EFB). The nutrient recovery rate was close to 100% for phosphorus, potassium and magnesium. For nitrogen we observed 30-35% of losses. Composting on a concrete platform with a roof, not over-spraying the piles and recycling all the leachates are critical points to achieve high nutrient recovery efficiency and to control final compost quality.[Keywords:composting, empty fruit bunch, nutrient recovery, oil palm, palm oil mill effluent, sustainability]","PeriodicalId":11660,"journal":{"name":"E-Journal Menara Perkebunan","volume":"40 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"4","resultStr":"{\"title\":\"Waste reduction and nutrient recovery during the co-composting of empty fruit bunches and palm oil mill effluent\",\"authors\":\"V. Baron, Jajang Supriatna, Clarisse Maréchal, Rajiv Sadasiban, X. Bonneau\",\"doi\":\"10.22302/iribb.jur.mp.v87i2.338\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"AbstrakMinyak kelapa sawit adalah minyak nabati yang paling banyak dikonsumsi dunia. Setengah dari produksinya berasal dari Indonesia, walaupun perluasannya telah dikritik dari sudut pandang lingkungan. Pengurangan dampak lingkungan perkebunan melalui praktik pengelolaan limbah yang lebih baik sangat penting untuk mencapai produksi yang lebih bersih. Dalam konteks ini, penelitian difokuskan pada pengomposan, praktik yang semakin banyak diterapkan di agroindustri. Penelitian bertujuan untuk menguji pengomposan produk samping pabrik kelapa sawit yaitu tandan kosong kelapa sawit (TKKS) dan limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS), pada rasio LCPKS/TKKSdan frekuensi pembalikan yang berbeda. Setelah 60 hari, kompos masih dalam fase mesofilik dan tidak dapat dianggap sebagai kompos matang karena rasio C/N dan suhu yang tinggi. Penurunan bobot dan volume yang tinggi telah dicapai masing-masing sebesar 40% dan 60%, serta penguapan air yang signifikan dari LCPKSdan TKKS(60%). Rasio LCPKSterhadap TKKSpada 1 – 1.5 m3/ton adalah optimal untuk mencapai kelembaban (65-70%), ruang udara bebas (>50%) dan pemulihan nutrisi, juga menunjukkan bahwa dalam kondisi percobaan ini proses pengomposan tidak dapat menggunakan semua LCPKSyang diproduksi oleh pabrik (3m3/ton TKKS). Tingkat pemulihan nutrisi mendekati 100% untuk fosfor, kalium dan magnesium, sedangkan untuk nitrogen terjadikehilangan sekitar 30-35%. Pengomposan dengan platform beton dan beratap, tidak melakukan penyemprotan pada tumpukan secara berlebihan, dan mendaur ulang semua limbah cair merupakan hal penting untuk mencapai efisiensi pemulihan nutrisi yang tinggi dan untuk mengontrol kualitas kompos akhir.[Kata kunci:pengomposan, tandan kosong, pemulihan nutrisi, kelapa sawit, limbah cair pabrik kelapa sawit, keberlanjutan]AbstractPalm oil is the most consumed edible oil in the world. Roughly half of the production originates from Indonesia, where the expansion of the crop has been criticized from an environmental perspective. Reducing the environmental impact of plantations through better waste management practices is critical to achieve cleaner production. In this context, our study was focused on composting, a practice increasingly adopted among agro-industries. Our trial was designed to test co-composting of the main palm oil mill by-products – empty fruit bunches (EFB) and palm oil mill effluent (POME) – under different POME/EFB ratios and turning frequencies. After 60 days the compost was still in a mesophilic phase and could not be considered as mature compost due to high C/N ratio and temperature. High weight and volume reduction were achieved (40% and 60% respectively), as well as significant water evaporation from the POME and EFB (60%). We found that a POME to EFB ratio of 1 to 1.5 m3/ton was optimal for moisture (65-70%), free air space (>50%) and nutrient recovery, showing that in our experimental conditions the composting process could not use all the POME produced by the mill (3m3/ton of EFB). The nutrient recovery rate was close to 100% for phosphorus, potassium and magnesium. For nitrogen we observed 30-35% of losses. Composting on a concrete platform with a roof, not over-spraying the piles and recycling all the leachates are critical points to achieve high nutrient recovery efficiency and to control final compost quality.[Keywords:composting, empty fruit bunch, nutrient recovery, oil palm, palm oil mill effluent, sustainability]\",\"PeriodicalId\":11660,\"journal\":{\"name\":\"E-Journal Menara Perkebunan\",\"volume\":\"40 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2019-10-31\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"4\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"E-Journal Menara Perkebunan\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.22302/iribb.jur.mp.v87i2.338\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"E-Journal Menara Perkebunan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22302/iribb.jur.mp.v87i2.338","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 4

摘要

棕榈油是世界上消耗最多的植物油。其中一半来自印度尼西亚,尽管从环境的角度来看,该公司受到了批评。通过更好的废物管理来降低种植园环境的影响对清洁生产至关重要。在这种情况下,研究集中在堆肥上,这种做法在农业工业中得到了越来越多的应用。研究的目的是测试油棕的空棕榈油(TKKS)和油棕厂的液态水废物(LCPKS / tkksks和相反反冲频率的比例。60天后,堆肥仍处于中美洲阶段,由于C/N比和高温,不能被视为成熟堆肥。每个人都经历了40%和60%的失重和体积下降,以及lcpkscs和TKKS的显著蒸发(60%)。在1 - 1.5 m3/吨的tkksx_bar_与tkksm的比率是最理想的,可以达到湿度(65-70%)、自由空气(>50%)和营养恢复,也表明在这个实验过程中,育种过程不能使用工厂(3m3/ton TKKS)生产的所有lcpkscs。磷、钾和镁的营养恢复率接近100%,而氮的恢复率约为30-35%。堆肥平台的混凝土和屋顶,避免过度喷洒堆肥,回收所有的废水是实现高营养恢复和控制最终堆肥质量的关键。[关键词:堆肥、空桶、营养恢复、棕榈油、棕榈油废物、可持续性]吸棕榈油是世界上最可食用的石油。从印度尼西亚衍生出来的劳动力中,乌鸦的expansion已被从一个环境环境中提炼出来。减少环境影响在这种背景下,我们的研究是建立在共同的基础上的,是一种被农业工业忽视的日益增长的实践。我们的试验是为了测试主棕榈油厂的联合产品——集中的水果果实果实果实厂和棕榈油厂的造币厂——不同的POME/EFB ratios和转动的frefrecies。在60天之后,compost仍然处于非常时期,不可能被认为是mature comps的高C/N ratio和温度。高重量和减少量已经实现(40%和60%的回报),就像从POME和EFB中有效的水蒸发一样(60%)。我们发现营养恢复率接近100%的磷、钾和镁。因为我们观察了30%到35%的损失。在一个有屋顶的混凝土平台上进行compost with a concrete平台,而不是过度喷洒和回收所有的领导人都是严格意义上实现高营养再生和控制最终商品质量的。[Keywords: combel, empty fruit bunch,营养恢复,棕榈油,棕榈油磨坊effluent, sustainability]
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Waste reduction and nutrient recovery during the co-composting of empty fruit bunches and palm oil mill effluent
AbstrakMinyak kelapa sawit adalah minyak nabati yang paling banyak dikonsumsi dunia. Setengah dari produksinya berasal dari Indonesia, walaupun perluasannya telah dikritik dari sudut pandang lingkungan. Pengurangan dampak lingkungan perkebunan melalui praktik pengelolaan limbah yang lebih baik sangat penting untuk mencapai produksi yang lebih bersih. Dalam konteks ini, penelitian difokuskan pada pengomposan, praktik yang semakin banyak diterapkan di agroindustri. Penelitian bertujuan untuk menguji pengomposan produk samping pabrik kelapa sawit yaitu tandan kosong kelapa sawit (TKKS) dan limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS), pada rasio LCPKS/TKKSdan frekuensi pembalikan yang berbeda. Setelah 60 hari, kompos masih dalam fase mesofilik dan tidak dapat dianggap sebagai kompos matang karena rasio C/N dan suhu yang tinggi. Penurunan bobot dan volume yang tinggi telah dicapai masing-masing sebesar 40% dan 60%, serta penguapan air yang signifikan dari LCPKSdan TKKS(60%). Rasio LCPKSterhadap TKKSpada 1 – 1.5 m3/ton adalah optimal untuk mencapai kelembaban (65-70%), ruang udara bebas (>50%) dan pemulihan nutrisi, juga menunjukkan bahwa dalam kondisi percobaan ini proses pengomposan tidak dapat menggunakan semua LCPKSyang diproduksi oleh pabrik (3m3/ton TKKS). Tingkat pemulihan nutrisi mendekati 100% untuk fosfor, kalium dan magnesium, sedangkan untuk nitrogen terjadikehilangan sekitar 30-35%. Pengomposan dengan platform beton dan beratap, tidak melakukan penyemprotan pada tumpukan secara berlebihan, dan mendaur ulang semua limbah cair merupakan hal penting untuk mencapai efisiensi pemulihan nutrisi yang tinggi dan untuk mengontrol kualitas kompos akhir.[Kata kunci:pengomposan, tandan kosong, pemulihan nutrisi, kelapa sawit, limbah cair pabrik kelapa sawit, keberlanjutan]AbstractPalm oil is the most consumed edible oil in the world. Roughly half of the production originates from Indonesia, where the expansion of the crop has been criticized from an environmental perspective. Reducing the environmental impact of plantations through better waste management practices is critical to achieve cleaner production. In this context, our study was focused on composting, a practice increasingly adopted among agro-industries. Our trial was designed to test co-composting of the main palm oil mill by-products – empty fruit bunches (EFB) and palm oil mill effluent (POME) – under different POME/EFB ratios and turning frequencies. After 60 days the compost was still in a mesophilic phase and could not be considered as mature compost due to high C/N ratio and temperature. High weight and volume reduction were achieved (40% and 60% respectively), as well as significant water evaporation from the POME and EFB (60%). We found that a POME to EFB ratio of 1 to 1.5 m3/ton was optimal for moisture (65-70%), free air space (>50%) and nutrient recovery, showing that in our experimental conditions the composting process could not use all the POME produced by the mill (3m3/ton of EFB). The nutrient recovery rate was close to 100% for phosphorus, potassium and magnesium. For nitrogen we observed 30-35% of losses. Composting on a concrete platform with a roof, not over-spraying the piles and recycling all the leachates are critical points to achieve high nutrient recovery efficiency and to control final compost quality.[Keywords:composting, empty fruit bunch, nutrient recovery, oil palm, palm oil mill effluent, sustainability]
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信