1835-1933年Sidoarjo糖厂发展:经济历史研究

IF 0.1 Q3 HISTORY
Alfin Ganendra Albar, R. Hudiyanto, Ronal Ridhoi
{"title":"1835-1933年Sidoarjo糖厂发展:经济历史研究","authors":"Alfin Ganendra Albar, R. Hudiyanto, Ronal Ridhoi","doi":"10.17977/um081v3i12023p44-58","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The Tanggulangin sugar factory was one of the sugar factories that reach its peak production in late nineteenth century. As a production unit that involved many labors and capital, this Sugar Factory significantly has ead to the changin on adjacent people. This study described the growth of the Tanggulangin Sugar Factory which affected the surrounding area in 1835-1933. In order to reconstruct its development, the researcher uses historical research methods. The historical research method is achieved by several stages, namely topic selection, heuristics, verification, interpretation, and historiography. Based on the sources found and with an economic history study approach, this research shows that the Tanggulangin Sugar Factory was the first Chinese-owned sugar factory in Sidoarjo in 1835. Infrastructure was also built to expedite the process of the Tanggulangin Sugar Factory with the Tanggulangin Railway Station and an irrigation system. adequate. The Open-Door Political Policy gave rapid progress to the Tanggulangin Sugar Factory. Tanggulangin Sugar Factory experienced rapid progress after being acquired by Oei Tiong Ham by updating its machines and expanding its land. Even so, this sugar factory has an impact on population growth and employment opportunities as well as the occurrence of social conflicts that arise from the workers and their surroundings. The existence of the Tanggulangin Sugar Factory also gives impetus to the emergence of local economic passion in the surrounding area. The triumph of this factory ended which was marked by a decline in production and a temporary closure during the Malaise Crisis. This study of the development of the sugar factory provides a wealth of writing about Indonesia's economic history.Pabrik Gula Tanggulangin merupakan salah satu pabrik gula yang pernah berjaya di Sidoarjo pada masa Kolonial. Sebagai sebuah unit produksi yang melibatkan banyak tenaga kerja dan modal, pabrik gula ini sangat mempengaruhi masyarakat yang ada di sekelilingnya. Penelitian ini berusaha untuk melihat perkembangan Pabrik Gula Tanggulangin yang mempengaruhi wilayah sekitar pada tahun 1835-1933. Dalam rangka merekonstruksi perkembangannya, peneliti menggunakan metode penelitian sejarah. Metode penelitian sejarah dicapai dengan beberapa tahapan, yaitu pemilihan topik, heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Berdasarkan dari sumber-sumber yang ditemukan dan dengan pendekatan kajian sejarah ekonomi, penelitian ini menunjukkan bahwa Pabrik Gula Tanggulangin merupakan pabrik gula pertama milik Tionghoa di Sidoarjo pada tahun 1835. Infrastruktur juga dibangun untuk melancarkan proses Pabrik Gula Tanggulangin dengan Stasiun Kereta Api Tanggulangin dan sistem irigasi yang memadai. Kebijakan Politik Pintu Terbuka memberikan kemajuan pesat terhadap Pabrik Gula Tanggulangin. Pabrik Gula Tanggulangin mengalami kemajuan yang pesat setelah diakuisisi oleh Oei Tiong Ham dengan memperbarui mesin-mesinnya dan meluaskan lahannya. Sekalipun demikian, pabrik gula ini berdampak pada pertumbuhan penduduk dan adanya lapangan pekerjaan serta terjadinya konflik sosial yang muncul dari para pekerja dan sekitarnya. Keberadaan Pabrik Gula Tanggulangin juga memberikan dorongan terhadap munculnya gairah ekonomi lokal di wilayah sekitar. Kejayaan pabrik ini berakhir yang ditandai dengan penurunan produksi dan penutupan sementara ketika terjadi Krisis Malaise. Kajian perkembangan pabrik gula ini memberikan kekayaan terhadap penulisan sejarah ekonomi Indonesia","PeriodicalId":40352,"journal":{"name":"Journal of Modern Russian History and Historiography","volume":"138 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.1000,"publicationDate":"2023-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Perkembangan pabrik gula tanggulangin di Sidoarjo tahun 1835-1933: kajian sejarah ekonomi\",\"authors\":\"Alfin Ganendra Albar, R. Hudiyanto, Ronal Ridhoi\",\"doi\":\"10.17977/um081v3i12023p44-58\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"The Tanggulangin sugar factory was one of the sugar factories that reach its peak production in late nineteenth century. As a production unit that involved many labors and capital, this Sugar Factory significantly has ead to the changin on adjacent people. This study described the growth of the Tanggulangin Sugar Factory which affected the surrounding area in 1835-1933. In order to reconstruct its development, the researcher uses historical research methods. The historical research method is achieved by several stages, namely topic selection, heuristics, verification, interpretation, and historiography. Based on the sources found and with an economic history study approach, this research shows that the Tanggulangin Sugar Factory was the first Chinese-owned sugar factory in Sidoarjo in 1835. Infrastructure was also built to expedite the process of the Tanggulangin Sugar Factory with the Tanggulangin Railway Station and an irrigation system. adequate. The Open-Door Political Policy gave rapid progress to the Tanggulangin Sugar Factory. Tanggulangin Sugar Factory experienced rapid progress after being acquired by Oei Tiong Ham by updating its machines and expanding its land. Even so, this sugar factory has an impact on population growth and employment opportunities as well as the occurrence of social conflicts that arise from the workers and their surroundings. The existence of the Tanggulangin Sugar Factory also gives impetus to the emergence of local economic passion in the surrounding area. The triumph of this factory ended which was marked by a decline in production and a temporary closure during the Malaise Crisis. This study of the development of the sugar factory provides a wealth of writing about Indonesia's economic history.Pabrik Gula Tanggulangin merupakan salah satu pabrik gula yang pernah berjaya di Sidoarjo pada masa Kolonial. Sebagai sebuah unit produksi yang melibatkan banyak tenaga kerja dan modal, pabrik gula ini sangat mempengaruhi masyarakat yang ada di sekelilingnya. Penelitian ini berusaha untuk melihat perkembangan Pabrik Gula Tanggulangin yang mempengaruhi wilayah sekitar pada tahun 1835-1933. Dalam rangka merekonstruksi perkembangannya, peneliti menggunakan metode penelitian sejarah. Metode penelitian sejarah dicapai dengan beberapa tahapan, yaitu pemilihan topik, heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Berdasarkan dari sumber-sumber yang ditemukan dan dengan pendekatan kajian sejarah ekonomi, penelitian ini menunjukkan bahwa Pabrik Gula Tanggulangin merupakan pabrik gula pertama milik Tionghoa di Sidoarjo pada tahun 1835. Infrastruktur juga dibangun untuk melancarkan proses Pabrik Gula Tanggulangin dengan Stasiun Kereta Api Tanggulangin dan sistem irigasi yang memadai. Kebijakan Politik Pintu Terbuka memberikan kemajuan pesat terhadap Pabrik Gula Tanggulangin. Pabrik Gula Tanggulangin mengalami kemajuan yang pesat setelah diakuisisi oleh Oei Tiong Ham dengan memperbarui mesin-mesinnya dan meluaskan lahannya. Sekalipun demikian, pabrik gula ini berdampak pada pertumbuhan penduduk dan adanya lapangan pekerjaan serta terjadinya konflik sosial yang muncul dari para pekerja dan sekitarnya. Keberadaan Pabrik Gula Tanggulangin juga memberikan dorongan terhadap munculnya gairah ekonomi lokal di wilayah sekitar. Kejayaan pabrik ini berakhir yang ditandai dengan penurunan produksi dan penutupan sementara ketika terjadi Krisis Malaise. Kajian perkembangan pabrik gula ini memberikan kekayaan terhadap penulisan sejarah ekonomi Indonesia\",\"PeriodicalId\":40352,\"journal\":{\"name\":\"Journal of Modern Russian History and Historiography\",\"volume\":\"138 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.1000,\"publicationDate\":\"2023-01-31\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Journal of Modern Russian History and Historiography\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.17977/um081v3i12023p44-58\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"Q3\",\"JCRName\":\"HISTORY\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Journal of Modern Russian History and Historiography","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.17977/um081v3i12023p44-58","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"Q3","JCRName":"HISTORY","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

汤鼓兰金糖厂是19世纪末达到生产高峰的糖厂之一。这家糖厂作为一个涉及大量劳动力和资本的生产单位,对周围的人产生了很大的影响。本研究描述了1835年至1933年间唐家兰金糖厂对周边地区的影响。为了重建其发展,研究者采用了历史研究的方法。历史研究方法是通过选题、启发式、验证、解释、史学几个阶段来实现的。本研究以所获资料为基础,运用经济史研究的方法,表明唐家兰金糖厂是1835年在西都阿若设立的第一家华人糖厂。此外,还修建了基础设施,以加快汤鼓兰金糖厂的建设进程,其中包括汤鼓兰金火车站和灌溉系统。足够了。开放政策使汤鼓兰金糖厂发展迅速。唐家岭糖厂在被黄中咸收购后,通过更新机器和扩大土地,取得了快速的发展。尽管如此,这家糖厂对人口增长和就业机会的影响,以及工人和他们周围环境产生的社会冲突的发生。汤鼓兰金糖厂的存在也推动了周边地区当地经济激情的产生。这家工厂的胜利结束了,其标志是产量下降,并在萎靡危机期间暂时关闭。对糖厂发展的研究提供了丰富的关于印度尼西亚经济史的文字。帕布里克·古拉·唐古拉金·梅鲁帕甘·萨拉萨萨·帕布里克·古拉杨·佩纳·贝加亚·迪·西多阿乔·帕达·马萨·科洛尼亚。Sebagai sebuah单位产品为yang melibatkan banyak tenaga kerja dan modal, pabrik gula ini sangat mempengaruhi masyarakat yang ada di sekelilingnya。Penelitian ini berusaha untuk melihat perkembangan Pabrik Gula Tanggulangin yang mempengaruhi wilayah sekitar pada tahun 1835-1933。我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。方法penelitian sejarah dicapai bebera bebera tahapan, yitu penilihan主题,启发式,验证性,解释性,史学。这句话的意思是:“我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是我的意思。”基础设施juga dibangun untuk melancarkan propros Pabrik Gula Tanggulangin dengan Stasiun Kereta Api Tanggulangin dan system irigasi yang memadai。Kebijakan Politik Pintu Terbuka成员kemajuan pesat terhadap Pabrik Gula Tanggulangin。Pabrik Gula Tanggulangin mengalami kemajuan yang pesat setelah diakuisisoleh Oei Tiong Ham dengan成员barui mesin- mesinya dan meluaskan lahannya。这句话的意思是:“我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。”Keberadaan Pabrik Gula Tanggulangin juga成员,donongan terhadap munculnya gairah经济地方di wilayah sekitar。Kejayaan pabrik ini berakhir yang ditandai dengan penurunan producksi danpenutupan sementara ketika terjadi Krisis萎靡不振。Kajian perkembangan pabrik gula ini成员,kekayaan terhadap penisan sejarah经济印度尼西亚
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Perkembangan pabrik gula tanggulangin di Sidoarjo tahun 1835-1933: kajian sejarah ekonomi
The Tanggulangin sugar factory was one of the sugar factories that reach its peak production in late nineteenth century. As a production unit that involved many labors and capital, this Sugar Factory significantly has ead to the changin on adjacent people. This study described the growth of the Tanggulangin Sugar Factory which affected the surrounding area in 1835-1933. In order to reconstruct its development, the researcher uses historical research methods. The historical research method is achieved by several stages, namely topic selection, heuristics, verification, interpretation, and historiography. Based on the sources found and with an economic history study approach, this research shows that the Tanggulangin Sugar Factory was the first Chinese-owned sugar factory in Sidoarjo in 1835. Infrastructure was also built to expedite the process of the Tanggulangin Sugar Factory with the Tanggulangin Railway Station and an irrigation system. adequate. The Open-Door Political Policy gave rapid progress to the Tanggulangin Sugar Factory. Tanggulangin Sugar Factory experienced rapid progress after being acquired by Oei Tiong Ham by updating its machines and expanding its land. Even so, this sugar factory has an impact on population growth and employment opportunities as well as the occurrence of social conflicts that arise from the workers and their surroundings. The existence of the Tanggulangin Sugar Factory also gives impetus to the emergence of local economic passion in the surrounding area. The triumph of this factory ended which was marked by a decline in production and a temporary closure during the Malaise Crisis. This study of the development of the sugar factory provides a wealth of writing about Indonesia's economic history.Pabrik Gula Tanggulangin merupakan salah satu pabrik gula yang pernah berjaya di Sidoarjo pada masa Kolonial. Sebagai sebuah unit produksi yang melibatkan banyak tenaga kerja dan modal, pabrik gula ini sangat mempengaruhi masyarakat yang ada di sekelilingnya. Penelitian ini berusaha untuk melihat perkembangan Pabrik Gula Tanggulangin yang mempengaruhi wilayah sekitar pada tahun 1835-1933. Dalam rangka merekonstruksi perkembangannya, peneliti menggunakan metode penelitian sejarah. Metode penelitian sejarah dicapai dengan beberapa tahapan, yaitu pemilihan topik, heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Berdasarkan dari sumber-sumber yang ditemukan dan dengan pendekatan kajian sejarah ekonomi, penelitian ini menunjukkan bahwa Pabrik Gula Tanggulangin merupakan pabrik gula pertama milik Tionghoa di Sidoarjo pada tahun 1835. Infrastruktur juga dibangun untuk melancarkan proses Pabrik Gula Tanggulangin dengan Stasiun Kereta Api Tanggulangin dan sistem irigasi yang memadai. Kebijakan Politik Pintu Terbuka memberikan kemajuan pesat terhadap Pabrik Gula Tanggulangin. Pabrik Gula Tanggulangin mengalami kemajuan yang pesat setelah diakuisisi oleh Oei Tiong Ham dengan memperbarui mesin-mesinnya dan meluaskan lahannya. Sekalipun demikian, pabrik gula ini berdampak pada pertumbuhan penduduk dan adanya lapangan pekerjaan serta terjadinya konflik sosial yang muncul dari para pekerja dan sekitarnya. Keberadaan Pabrik Gula Tanggulangin juga memberikan dorongan terhadap munculnya gairah ekonomi lokal di wilayah sekitar. Kejayaan pabrik ini berakhir yang ditandai dengan penurunan produksi dan penutupan sementara ketika terjadi Krisis Malaise. Kajian perkembangan pabrik gula ini memberikan kekayaan terhadap penulisan sejarah ekonomi Indonesia
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
CiteScore
0.10
自引率
0.00%
发文量
12
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信