{"title":"睾丸体伤预防不孕不育的影响","authors":"Dahril _, Jufriady Ismi _, A. .","doi":"10.55572/jms.v4i1.91","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Trauma testis menjadi penyebab tersering ketiga dari nyeri skrotum akut yang dapat mengakibatkan berbagai tingkat kerusakan testis, sehingga dapat menyebabkan infertilitas. Trauma testis merupakan faktor risiko infertilitas terkait dengan adanya peningkatan radikal bebas, inflamasi yang berdampak pada penurunan kualitas sperma, dan kerusakan Blood Testis Barrier (BTB). Lima dari 9 testis yang mengalami trauma menjadi atrofi. Salah satu tatalaksana yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan pemberian antioksidan. Tanaman kelor (Moringa oleifera) mengandung beberapa senyawa antioksidan seperti senyawa golongan alkaloid, flavonoid, tanin, vitamin C, vitamin E, dan steroid. Diharapkan daun kelor juga dapat melindungi sel sperma dari oksidan bebas akibat trauma testis dan secara tidak langsung menjadi salah satu pilihan terapi infertilitas. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan rancangan the post-test only control group design. Setelah dilakukan adaptasi selama 2 minggu, dibuat perlakuan torsio testis pada 30 ekor tikus rattus novergicus yang dibagi ke dalam 5 kelompok perlakuan, kemudian dilakukan analisis sperma. Analisis data perbedaan antar kelompok menggunakan uji analisis of variance (ANNOVA) satu arah. Hasil penelitian menemukan konsentrasi spermatozoa (39.80 ± 17.88 x106 spermatozoa/ml) pada kelompok dosis 800 mg lebih tinggi dibandingkan kelompok dosis 400 mg (27.94 ± 14.76 x106 spermatozoa/ml), dan kelompok dosis 200 mg (25.32 ± 19.33 x106 spermatozoa/mL). Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak tanaman kelor dosis 800 mg lebih berpengaruh atau mampu mempertahankan konsentrasi spermatozoa tikus wistar pada torsio testis dibanding dosis 400 mg dan 200 mg. Penelitian ini menyimpulkan daun kelor memiliki potensi dalam tatalaksana infertilitas terkait trauma testis.","PeriodicalId":16350,"journal":{"name":"Journal of Medical Science","volume":"112 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-04-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Pengaruh Daun Kelor Untuk Pencegahan Infertilitas Akibat Trauma Fisik Testis\",\"authors\":\"Dahril _, Jufriady Ismi _, A. .\",\"doi\":\"10.55572/jms.v4i1.91\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Trauma testis menjadi penyebab tersering ketiga dari nyeri skrotum akut yang dapat mengakibatkan berbagai tingkat kerusakan testis, sehingga dapat menyebabkan infertilitas. Trauma testis merupakan faktor risiko infertilitas terkait dengan adanya peningkatan radikal bebas, inflamasi yang berdampak pada penurunan kualitas sperma, dan kerusakan Blood Testis Barrier (BTB). Lima dari 9 testis yang mengalami trauma menjadi atrofi. Salah satu tatalaksana yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan pemberian antioksidan. Tanaman kelor (Moringa oleifera) mengandung beberapa senyawa antioksidan seperti senyawa golongan alkaloid, flavonoid, tanin, vitamin C, vitamin E, dan steroid. Diharapkan daun kelor juga dapat melindungi sel sperma dari oksidan bebas akibat trauma testis dan secara tidak langsung menjadi salah satu pilihan terapi infertilitas. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan rancangan the post-test only control group design. Setelah dilakukan adaptasi selama 2 minggu, dibuat perlakuan torsio testis pada 30 ekor tikus rattus novergicus yang dibagi ke dalam 5 kelompok perlakuan, kemudian dilakukan analisis sperma. Analisis data perbedaan antar kelompok menggunakan uji analisis of variance (ANNOVA) satu arah. Hasil penelitian menemukan konsentrasi spermatozoa (39.80 ± 17.88 x106 spermatozoa/ml) pada kelompok dosis 800 mg lebih tinggi dibandingkan kelompok dosis 400 mg (27.94 ± 14.76 x106 spermatozoa/ml), dan kelompok dosis 200 mg (25.32 ± 19.33 x106 spermatozoa/mL). Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak tanaman kelor dosis 800 mg lebih berpengaruh atau mampu mempertahankan konsentrasi spermatozoa tikus wistar pada torsio testis dibanding dosis 400 mg dan 200 mg. Penelitian ini menyimpulkan daun kelor memiliki potensi dalam tatalaksana infertilitas terkait trauma testis.\",\"PeriodicalId\":16350,\"journal\":{\"name\":\"Journal of Medical Science\",\"volume\":\"112 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-04-18\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Journal of Medical Science\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.55572/jms.v4i1.91\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Journal of Medical Science","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.55572/jms.v4i1.91","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
睾丸外伤是导致睾丸损伤程度不同的急性阴囊疼痛的第三常见原因,从而导致不孕不育。睾丸创伤是一种风险因素,其风险是自由基增加、炎症导致精子质量下降和血小板退化。9个受创伤的睾丸中有5个萎缩。有一种应对方法可以提供抗氧化剂。球菌属植物含有一些抗氧化剂,如生物碱、黄酮、单宁、维生素C、维生素E和类固醇。预计,风干叶子还可以保护精子免受睾丸创伤的氧化,并间接成为不孕不育治疗的选择之一。这项研究是使用post- only control group design的试验性研究。经过两周的适应,30只啮齿动物的睾丸切除术被分成5组,然后进行精子分析。使用单向变量分析测试对不同组的数据差异进行分析。研究结果发现精子浓度(39。80±17 . 88 x106精子/ ml)组织的800毫克剂量高于400毫克剂量组(27 . 94±14 . 76 x106精子/ ml), 200毫克剂量组(25±32。19 . 33 x106精子/ ml)。这表明,给球菌提取物的剂量超过800毫克,或者在睾丸睾丸中保持鼠的精子浓度,而不是400毫克和200毫克。这项研究得出结论,紫叶在睾丸相关的不孕不育的外观上有潜力。
Pengaruh Daun Kelor Untuk Pencegahan Infertilitas Akibat Trauma Fisik Testis
Trauma testis menjadi penyebab tersering ketiga dari nyeri skrotum akut yang dapat mengakibatkan berbagai tingkat kerusakan testis, sehingga dapat menyebabkan infertilitas. Trauma testis merupakan faktor risiko infertilitas terkait dengan adanya peningkatan radikal bebas, inflamasi yang berdampak pada penurunan kualitas sperma, dan kerusakan Blood Testis Barrier (BTB). Lima dari 9 testis yang mengalami trauma menjadi atrofi. Salah satu tatalaksana yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan pemberian antioksidan. Tanaman kelor (Moringa oleifera) mengandung beberapa senyawa antioksidan seperti senyawa golongan alkaloid, flavonoid, tanin, vitamin C, vitamin E, dan steroid. Diharapkan daun kelor juga dapat melindungi sel sperma dari oksidan bebas akibat trauma testis dan secara tidak langsung menjadi salah satu pilihan terapi infertilitas. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan rancangan the post-test only control group design. Setelah dilakukan adaptasi selama 2 minggu, dibuat perlakuan torsio testis pada 30 ekor tikus rattus novergicus yang dibagi ke dalam 5 kelompok perlakuan, kemudian dilakukan analisis sperma. Analisis data perbedaan antar kelompok menggunakan uji analisis of variance (ANNOVA) satu arah. Hasil penelitian menemukan konsentrasi spermatozoa (39.80 ± 17.88 x106 spermatozoa/ml) pada kelompok dosis 800 mg lebih tinggi dibandingkan kelompok dosis 400 mg (27.94 ± 14.76 x106 spermatozoa/ml), dan kelompok dosis 200 mg (25.32 ± 19.33 x106 spermatozoa/mL). Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak tanaman kelor dosis 800 mg lebih berpengaruh atau mampu mempertahankan konsentrasi spermatozoa tikus wistar pada torsio testis dibanding dosis 400 mg dan 200 mg. Penelitian ini menyimpulkan daun kelor memiliki potensi dalam tatalaksana infertilitas terkait trauma testis.