{"title":"ORIENTASI PEMAHAMAN FIQIH DALAM PENDIDIKAN ISLAM","authors":"Suhairiah Suhairiah","doi":"10.47783/jurpendigu.v3i3.378","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Model pendidikan Islam selama ini, menyiratkan akan klaim kebenaran. Hal ini, mengandung dua makna; Pertama, mengandung nilai sebagai penguat dan penguat komitmen keagamaan dikalangan penganut agama. Dengan adanya klaim atau benih fanatisme tersebut dalam sebuah agama, maka diyakini akan memberikan kemantapan iman bagi peserta didik. Pada posisi ini, klaim kebenaran menjadi sebuah “energi batin” yang memungkinkan suatu agama akan tetap eksis dalam diri pemeluknya. Tanpa klaim kebenaran dan fanatisme ini, sebuah agama akan kehilangan peran terbesarnya bagi umat, yaitu sebagai pemberi kepastian. Klaim kebenaran dan fanatisme adalah hal yang mutlak dalam agama, dan pada aras ini ia berfungsi positif dalam konteks keagamaan secara internal dan personal. Kedua, dalam konteks interaksi antar agama, klaim kebenaran dan fanatisme menyimpan potensi konflik yang sangat kental, terutama jika klaim kebenaran dan fanatisme dihadapkan pada klaim kebenaran dan fanatisme yang lain, yang pada dasarnya tersimpan dalam setiap agama yang lain.","PeriodicalId":17690,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan Guru","volume":"21 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-08-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Pendidikan Guru","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.47783/jurpendigu.v3i3.378","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Model pendidikan Islam selama ini, menyiratkan akan klaim kebenaran. Hal ini, mengandung dua makna; Pertama, mengandung nilai sebagai penguat dan penguat komitmen keagamaan dikalangan penganut agama. Dengan adanya klaim atau benih fanatisme tersebut dalam sebuah agama, maka diyakini akan memberikan kemantapan iman bagi peserta didik. Pada posisi ini, klaim kebenaran menjadi sebuah “energi batin” yang memungkinkan suatu agama akan tetap eksis dalam diri pemeluknya. Tanpa klaim kebenaran dan fanatisme ini, sebuah agama akan kehilangan peran terbesarnya bagi umat, yaitu sebagai pemberi kepastian. Klaim kebenaran dan fanatisme adalah hal yang mutlak dalam agama, dan pada aras ini ia berfungsi positif dalam konteks keagamaan secara internal dan personal. Kedua, dalam konteks interaksi antar agama, klaim kebenaran dan fanatisme menyimpan potensi konflik yang sangat kental, terutama jika klaim kebenaran dan fanatisme dihadapkan pada klaim kebenaran dan fanatisme yang lain, yang pada dasarnya tersimpan dalam setiap agama yang lain.