性别语言在相互作用中的不规范策略

Rosmita Ambarita
{"title":"性别语言在相互作用中的不规范策略","authors":"Rosmita Ambarita","doi":"10.32696/jp2bs.v7i2.1524","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"ABSTRAK \nBahasa adalah praktik komunikasi yang dimediasi oleh sistem linguistik yang mengantarkan berbagai maksud dan tujuan si penutur. Dalam proses pembelajaran, seorang guru harus memanfaatkan bahasa sebagai alat pengajaran di dalam kelas yang disebut pembicaraan guru atau teacher talk. Pembicaraan guru yang disampaikan dengan tutur santun dapat menciptakan suasana yang harmonis dan pada saat yang sama dapat meningkatkan hubungan yang lebih bersahabat antara guru dan siswa atau gurur ke guru. pembicaraan guru yang santun diklaim sebagai sumber utama keberhasilan pembelajaran disekolah. Sebaliknya pembicaraan guru yang tidaksantunan memiliki dampak negatif yang bisa menimbulkan konflik bagi siswa  karena bisa menimbulkan kekecewaan atau sakit hati. Setiaporangmemilikipersepsisendiri-sendiritentangpemakaian  bahasa. Penelitian ini mengkaji strategi ketidaksantunan berbahasa dituturkan guru yang berbeda jenis dalam berinteraks serta perbedaan strategi yang dituturkan guru laki-laki dan guru perempuan dan mengapa perbedaan itu ada.Jenis dan desain penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif.  Penelitian ini memberikan suatu bentuk pemahaman dan pengembangan secara objektif  terhadap strategi ketidaksantunan berbahasa berdasarkan perspektif gender dalam interaksi kelas. Ada 4 strategi ketidaksantunan yang dituturkan oleh guru laki-laki dan perempuan yaitu ketidaksantunan secara langsung (baldonrecordimpoliteness), ketidaksantunan secara tidak langsung (off-record impoliteness), ketidaksantunan positif (positive impoliteness), ketidaksantunan negatif (negative impoliteness), dan kesantunan semu (fake impression). Perbedaan ketidaksantunan berbahasa yang dituturkan guru  laki-laki dan perempuan dalam berinteraksi yaitu guru laki-laki lebih cenderung menuturkan ketidaksantunan berbahasa secara langsung. Hal ini dikarenakan sifat yang tidak fleksibel dimana laki-laki dalam mengeluarkan tutur selalu menjaga emosional,  terbuka, dan berani akan akibat dari tuturnya tersebut. Sedangkan guru perempuan cenderung bertututr tidak santun secara tidak langsung. Hal ini dikarenakan stereotip yang lebih inferior bagi perempuan dimana lebih merasa perlu berhati-hati dalam berbahasa sehingga bahasa kiasa dianggap dapat mempertahankan kesopanan bagi perempuan. \n  \nKata Kunci :Ketidaksantunan berbahasa, Gender, Interaksi","PeriodicalId":31747,"journal":{"name":"Jurnal Gramatika Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia","volume":"28 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-10-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"STRATEGI KETIDAKSANTUNAN BERBAHASA GENDER DALAM BERINTERAKSI\",\"authors\":\"Rosmita Ambarita\",\"doi\":\"10.32696/jp2bs.v7i2.1524\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"ABSTRAK \\nBahasa adalah praktik komunikasi yang dimediasi oleh sistem linguistik yang mengantarkan berbagai maksud dan tujuan si penutur. Dalam proses pembelajaran, seorang guru harus memanfaatkan bahasa sebagai alat pengajaran di dalam kelas yang disebut pembicaraan guru atau teacher talk. Pembicaraan guru yang disampaikan dengan tutur santun dapat menciptakan suasana yang harmonis dan pada saat yang sama dapat meningkatkan hubungan yang lebih bersahabat antara guru dan siswa atau gurur ke guru. pembicaraan guru yang santun diklaim sebagai sumber utama keberhasilan pembelajaran disekolah. Sebaliknya pembicaraan guru yang tidaksantunan memiliki dampak negatif yang bisa menimbulkan konflik bagi siswa  karena bisa menimbulkan kekecewaan atau sakit hati. Setiaporangmemilikipersepsisendiri-sendiritentangpemakaian  bahasa. Penelitian ini mengkaji strategi ketidaksantunan berbahasa dituturkan guru yang berbeda jenis dalam berinteraks serta perbedaan strategi yang dituturkan guru laki-laki dan guru perempuan dan mengapa perbedaan itu ada.Jenis dan desain penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif.  Penelitian ini memberikan suatu bentuk pemahaman dan pengembangan secara objektif  terhadap strategi ketidaksantunan berbahasa berdasarkan perspektif gender dalam interaksi kelas. Ada 4 strategi ketidaksantunan yang dituturkan oleh guru laki-laki dan perempuan yaitu ketidaksantunan secara langsung (baldonrecordimpoliteness), ketidaksantunan secara tidak langsung (off-record impoliteness), ketidaksantunan positif (positive impoliteness), ketidaksantunan negatif (negative impoliteness), dan kesantunan semu (fake impression). Perbedaan ketidaksantunan berbahasa yang dituturkan guru  laki-laki dan perempuan dalam berinteraksi yaitu guru laki-laki lebih cenderung menuturkan ketidaksantunan berbahasa secara langsung. Hal ini dikarenakan sifat yang tidak fleksibel dimana laki-laki dalam mengeluarkan tutur selalu menjaga emosional,  terbuka, dan berani akan akibat dari tuturnya tersebut. Sedangkan guru perempuan cenderung bertututr tidak santun secara tidak langsung. Hal ini dikarenakan stereotip yang lebih inferior bagi perempuan dimana lebih merasa perlu berhati-hati dalam berbahasa sehingga bahasa kiasa dianggap dapat mempertahankan kesopanan bagi perempuan. \\n  \\nKata Kunci :Ketidaksantunan berbahasa, Gender, Interaksi\",\"PeriodicalId\":31747,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Gramatika Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia\",\"volume\":\"28 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-10-26\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Gramatika Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.32696/jp2bs.v7i2.1524\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Gramatika Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.32696/jp2bs.v7i2.1524","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1

摘要

抽象的语言是一种由语言系统协调的交流实践,它能传达作者的各种目的和目的。在学习过程中,老师应该把语言作为课堂上一种叫做老师谈话或老师谈话的教学工具。以礼貌的方式进行的教师对话可以营造和谐的氛围,同时也可以促进教师与学生或教师之间更友好的关系。教师礼貌的谈话声称是学校成功学习的主要来源。另一方面,不礼貌的老师的谈话会产生负面影响,这会对学生产生冲突,因为这会导致失望或伤害。Setiaporangmemilikipersepsisendiri-sendiritentangpemakaian语言。这项研究考察了不同类型的教师在语义学中使用的不平等策略,以及男性和女性教师使用的策略差异,以及它们存在的原因。该研究的类型和设计是定量描述性的。本研究为基于课堂互动中的性别视角的语言不规范策略提供了一种客观的理解和发展。有4所讲的ketidaksantunan策略老师直接ketidaksantunan (baldonrecordimpoliteness)男人和女人,ketidaksantunan间接引用(off-record impoliteness)、积极ketidaksantunan(阳性impoliteness)负ketidaksantunan场(负impoliteness),礼貌的(假)印象。男性和女性教师在互动中所指出的语言不平等,即男性教师更有可能直接说出语言的不礼貌。这是因为说话的人缺乏灵活性,他们总是对言论的结果保持情感、开放和勇气。而女教师往往脾气暴躁。这是因为对女性的刻板印象较低,她们觉得在语言上更需要小心,这样基萨语就被认为可以对女性保持谦虚。关键词:语言、性别、互动
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
STRATEGI KETIDAKSANTUNAN BERBAHASA GENDER DALAM BERINTERAKSI
ABSTRAK Bahasa adalah praktik komunikasi yang dimediasi oleh sistem linguistik yang mengantarkan berbagai maksud dan tujuan si penutur. Dalam proses pembelajaran, seorang guru harus memanfaatkan bahasa sebagai alat pengajaran di dalam kelas yang disebut pembicaraan guru atau teacher talk. Pembicaraan guru yang disampaikan dengan tutur santun dapat menciptakan suasana yang harmonis dan pada saat yang sama dapat meningkatkan hubungan yang lebih bersahabat antara guru dan siswa atau gurur ke guru. pembicaraan guru yang santun diklaim sebagai sumber utama keberhasilan pembelajaran disekolah. Sebaliknya pembicaraan guru yang tidaksantunan memiliki dampak negatif yang bisa menimbulkan konflik bagi siswa  karena bisa menimbulkan kekecewaan atau sakit hati. Setiaporangmemilikipersepsisendiri-sendiritentangpemakaian  bahasa. Penelitian ini mengkaji strategi ketidaksantunan berbahasa dituturkan guru yang berbeda jenis dalam berinteraks serta perbedaan strategi yang dituturkan guru laki-laki dan guru perempuan dan mengapa perbedaan itu ada.Jenis dan desain penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif.  Penelitian ini memberikan suatu bentuk pemahaman dan pengembangan secara objektif  terhadap strategi ketidaksantunan berbahasa berdasarkan perspektif gender dalam interaksi kelas. Ada 4 strategi ketidaksantunan yang dituturkan oleh guru laki-laki dan perempuan yaitu ketidaksantunan secara langsung (baldonrecordimpoliteness), ketidaksantunan secara tidak langsung (off-record impoliteness), ketidaksantunan positif (positive impoliteness), ketidaksantunan negatif (negative impoliteness), dan kesantunan semu (fake impression). Perbedaan ketidaksantunan berbahasa yang dituturkan guru  laki-laki dan perempuan dalam berinteraksi yaitu guru laki-laki lebih cenderung menuturkan ketidaksantunan berbahasa secara langsung. Hal ini dikarenakan sifat yang tidak fleksibel dimana laki-laki dalam mengeluarkan tutur selalu menjaga emosional,  terbuka, dan berani akan akibat dari tuturnya tersebut. Sedangkan guru perempuan cenderung bertututr tidak santun secara tidak langsung. Hal ini dikarenakan stereotip yang lebih inferior bagi perempuan dimana lebih merasa perlu berhati-hati dalam berbahasa sehingga bahasa kiasa dianggap dapat mempertahankan kesopanan bagi perempuan.   Kata Kunci :Ketidaksantunan berbahasa, Gender, Interaksi
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
22
审稿时长
16 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信