{"title":"长期的运输工具使用了一种封闭的鱼类养殖场系统。","authors":"Agung Adi Wibowo, Hastiadi Hasan, F. Farida","doi":"10.29406/jr.v10i2.4519","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh lama waktu transportasi yang terbaik menggunakan sistem tertutup terhadap kelangsungan hidup benih ikan tengadak. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Basah (Wet lab) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muhammadiyah Pontianak yang terletak di Kecamatan Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya Provinsi Kalimantan Barat. Penelitian ini menggunakan suatu rancangan percobaan berupa Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan yaitu perlakuan A (Transportasi 10 jam), B (Transportasi 12 jam), C (Transportasi 14 jam), dan D (Transportasi 16 jam). Hasil dari pengamatan menunjukan Pesentase Kelangsungan Hidup terendah terdapat pada perlakuan transportasi 16 Jam (D) dengan nilai 94,67% sedangkan persentase Kelangsungan Hidup yang tertinggi terdapat pada perlakuan transportasi 10 Jam (A) dengan nilai 99,33%. Penggunaan lama waktu transportasi benih ikan tengadak (Barbonymus Schwanenfeldii) masih dimungkinkan untuk digunakan transportasi selama 14 jam dengan tingkat kelangsungan hidup sebesar 96 % selama transportasi serta 97,19 % pasca transportasi. Kematian ikan terjadi karena adanya faktor ruang gerak ikan yang sempit sehingga dapat memberikan pengaruh tekanan pada ikan yang dapat mengakibatkan daya tahan tubuh menjadi menurun sehingga menimbulkan stres dan bahkan dapat menimbulkan kematian.","PeriodicalId":31825,"journal":{"name":"Tafaqquh Jurnal Penelitian dan Kajian Keislaman","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-07-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":"{\"title\":\"LAMA WAKTU TRANSPORTASI MENGGUNAKAN SISTEM TERTUTUP TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN TENGADAK (Barbonymus schwanenfeldii)\",\"authors\":\"Agung Adi Wibowo, Hastiadi Hasan, F. Farida\",\"doi\":\"10.29406/jr.v10i2.4519\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh lama waktu transportasi yang terbaik menggunakan sistem tertutup terhadap kelangsungan hidup benih ikan tengadak. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Basah (Wet lab) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muhammadiyah Pontianak yang terletak di Kecamatan Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya Provinsi Kalimantan Barat. Penelitian ini menggunakan suatu rancangan percobaan berupa Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan yaitu perlakuan A (Transportasi 10 jam), B (Transportasi 12 jam), C (Transportasi 14 jam), dan D (Transportasi 16 jam). Hasil dari pengamatan menunjukan Pesentase Kelangsungan Hidup terendah terdapat pada perlakuan transportasi 16 Jam (D) dengan nilai 94,67% sedangkan persentase Kelangsungan Hidup yang tertinggi terdapat pada perlakuan transportasi 10 Jam (A) dengan nilai 99,33%. Penggunaan lama waktu transportasi benih ikan tengadak (Barbonymus Schwanenfeldii) masih dimungkinkan untuk digunakan transportasi selama 14 jam dengan tingkat kelangsungan hidup sebesar 96 % selama transportasi serta 97,19 % pasca transportasi. Kematian ikan terjadi karena adanya faktor ruang gerak ikan yang sempit sehingga dapat memberikan pengaruh tekanan pada ikan yang dapat mengakibatkan daya tahan tubuh menjadi menurun sehingga menimbulkan stres dan bahkan dapat menimbulkan kematian.\",\"PeriodicalId\":31825,\"journal\":{\"name\":\"Tafaqquh Jurnal Penelitian dan Kajian Keislaman\",\"volume\":null,\"pages\":null},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-07-29\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"2\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Tafaqquh Jurnal Penelitian dan Kajian Keislaman\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.29406/jr.v10i2.4519\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Tafaqquh Jurnal Penelitian dan Kajian Keislaman","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.29406/jr.v10i2.4519","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
LAMA WAKTU TRANSPORTASI MENGGUNAKAN SISTEM TERTUTUP TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN TENGADAK (Barbonymus schwanenfeldii)
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh lama waktu transportasi yang terbaik menggunakan sistem tertutup terhadap kelangsungan hidup benih ikan tengadak. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Basah (Wet lab) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muhammadiyah Pontianak yang terletak di Kecamatan Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya Provinsi Kalimantan Barat. Penelitian ini menggunakan suatu rancangan percobaan berupa Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan yaitu perlakuan A (Transportasi 10 jam), B (Transportasi 12 jam), C (Transportasi 14 jam), dan D (Transportasi 16 jam). Hasil dari pengamatan menunjukan Pesentase Kelangsungan Hidup terendah terdapat pada perlakuan transportasi 16 Jam (D) dengan nilai 94,67% sedangkan persentase Kelangsungan Hidup yang tertinggi terdapat pada perlakuan transportasi 10 Jam (A) dengan nilai 99,33%. Penggunaan lama waktu transportasi benih ikan tengadak (Barbonymus Schwanenfeldii) masih dimungkinkan untuk digunakan transportasi selama 14 jam dengan tingkat kelangsungan hidup sebesar 96 % selama transportasi serta 97,19 % pasca transportasi. Kematian ikan terjadi karena adanya faktor ruang gerak ikan yang sempit sehingga dapat memberikan pengaruh tekanan pada ikan yang dapat mengakibatkan daya tahan tubuh menjadi menurun sehingga menimbulkan stres dan bahkan dapat menimbulkan kematian.