{"title":"把香蕉废料用在堆肥上","authors":"S. Meilani, Noveria Eka Susyani","doi":"10.29303/jstl.v7i2.218","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Limbah organik sering menjadi permasalahan di setiap kota di Indonesia karena kuantitasnya yang terus bertambah sementara lahan tempat pembuangan akhir semakin terbatas. Sebagian besar limbah organik, yang sebetulnya berpotensi diolah menjadi kompos, langsung dibuang ke tempat pembuangan akhir. Hal tersebut juga terjadi di kota Bekasi. Limbah batang pisang yang merupakan limbah organik menimbulkan masalah karena berat dan volumenya yang besar. Pengomposan merupakan salah satu alternatif untuk mengolah limbah organik. Limbah batang pisang mengandung Karbon, Nitrogen, Fosfor, dan Kalium yang merupakan unsur penting dalam pengomposan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi pengolahan limbah batang pisang menjadi kompos. Proses pengomposan limbah batang pisang dilakukan selama 25 hari. Selama proses pengomposan, temperatur mengalami kenaikan hingga 45 oC. Hasil akhir menunjukkan kompos yang dihasilkan mengandung C-organik, fosfor, dan kadar air yang sesuai dengn persyaratan SNI 19-7030-2004. Kompos batang pisang juga mengandung Kalium dan Mangan meskipun konsentrasinya masih belum memenuhi persyaratan. Pengomposan limbah batang pisang memberikan dua keuntungan yaitu mengurangi jumlah limbah organik dan menghasilkan produk yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk. Kompos batang pisang mengandung nutrien yang bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas tanaman.","PeriodicalId":31853,"journal":{"name":"Jurnal Sains Teknologi Lingkungan","volume":"97 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Pemanfaatan Limbah Batang Pisang Menjadi Kompos\",\"authors\":\"S. Meilani, Noveria Eka Susyani\",\"doi\":\"10.29303/jstl.v7i2.218\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Limbah organik sering menjadi permasalahan di setiap kota di Indonesia karena kuantitasnya yang terus bertambah sementara lahan tempat pembuangan akhir semakin terbatas. Sebagian besar limbah organik, yang sebetulnya berpotensi diolah menjadi kompos, langsung dibuang ke tempat pembuangan akhir. Hal tersebut juga terjadi di kota Bekasi. Limbah batang pisang yang merupakan limbah organik menimbulkan masalah karena berat dan volumenya yang besar. Pengomposan merupakan salah satu alternatif untuk mengolah limbah organik. Limbah batang pisang mengandung Karbon, Nitrogen, Fosfor, dan Kalium yang merupakan unsur penting dalam pengomposan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi pengolahan limbah batang pisang menjadi kompos. Proses pengomposan limbah batang pisang dilakukan selama 25 hari. Selama proses pengomposan, temperatur mengalami kenaikan hingga 45 oC. Hasil akhir menunjukkan kompos yang dihasilkan mengandung C-organik, fosfor, dan kadar air yang sesuai dengn persyaratan SNI 19-7030-2004. Kompos batang pisang juga mengandung Kalium dan Mangan meskipun konsentrasinya masih belum memenuhi persyaratan. Pengomposan limbah batang pisang memberikan dua keuntungan yaitu mengurangi jumlah limbah organik dan menghasilkan produk yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk. Kompos batang pisang mengandung nutrien yang bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas tanaman.\",\"PeriodicalId\":31853,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Sains Teknologi Lingkungan\",\"volume\":\"97 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-12-25\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Sains Teknologi Lingkungan\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.29303/jstl.v7i2.218\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Sains Teknologi Lingkungan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.29303/jstl.v7i2.218","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Limbah organik sering menjadi permasalahan di setiap kota di Indonesia karena kuantitasnya yang terus bertambah sementara lahan tempat pembuangan akhir semakin terbatas. Sebagian besar limbah organik, yang sebetulnya berpotensi diolah menjadi kompos, langsung dibuang ke tempat pembuangan akhir. Hal tersebut juga terjadi di kota Bekasi. Limbah batang pisang yang merupakan limbah organik menimbulkan masalah karena berat dan volumenya yang besar. Pengomposan merupakan salah satu alternatif untuk mengolah limbah organik. Limbah batang pisang mengandung Karbon, Nitrogen, Fosfor, dan Kalium yang merupakan unsur penting dalam pengomposan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi pengolahan limbah batang pisang menjadi kompos. Proses pengomposan limbah batang pisang dilakukan selama 25 hari. Selama proses pengomposan, temperatur mengalami kenaikan hingga 45 oC. Hasil akhir menunjukkan kompos yang dihasilkan mengandung C-organik, fosfor, dan kadar air yang sesuai dengn persyaratan SNI 19-7030-2004. Kompos batang pisang juga mengandung Kalium dan Mangan meskipun konsentrasinya masih belum memenuhi persyaratan. Pengomposan limbah batang pisang memberikan dua keuntungan yaitu mengurangi jumlah limbah organik dan menghasilkan produk yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk. Kompos batang pisang mengandung nutrien yang bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas tanaman.