当代交流和消费圈的劳动者权利

Indri Djanarko, Rommel Utungga Pasopati
{"title":"当代交流和消费圈的劳动者权利","authors":"Indri Djanarko, Rommel Utungga Pasopati","doi":"10.36782/jcs.v7i1.1784","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Buruh adalah faktor penting dalam pertumbuhan dan pemerataan ekonomi yang bertujuan untuk kesejahteraan konsumsi buruh. Buruh bukanlah kelompok nomor dua karena mereka adalah produsen dan konsumen sekaligus. Pada masa Orde Baru, Hubungan Industrial Pancasila (HIP) muncul untuk menjembatani komunikasi buruh, namun masih belum sesuai hingga saat ini. Serikat buruh pun dinyatakan sebagai simbol perwakilan buruh untuk memperjuangkan hak mereka dalam dialog. Kedua hal tersebut diakomodasi supaya terjadi keterbukaan dalam komunikasi hak buruh. Pada sisi lain, komunikasi antara buruh, negara, dan pasar, juga termediasi oleh opini publik yang sayangnya seringkali mencibir efek samping dari protes buruh daripada fokus pada isu perjuangannya. Mulai dari sampah seusai demonstrasi, konsumsi buruh yang berlebihan, hingga kecemburuan kelas menengah, adalah sisi lain hak buruh. Media massa pun seringkali sangat netral terhadap perjuangan buruh namun menjadi sangat negatif mengenai dampak samping hal tersebut. Maka, hak buruh menunjukkan kompleksitas dialog antara komunikasi pemahaman dan konsumsi buruh. Dengan metode penelitian kualitatif, komunikasi, konsumsi, dan opini publik dianalisis dalam kompleksitas hak buruh terkait persoalan keberagaman perspektif. Kesimpulannya, pemahaman tentang hak buruh adalah terbuka karena kompleksitas komunikasi yang selalu dimaknai dan diinterpretasi dalam lingkaran konsumsi. Kata Kunci hak buruh, komunikasi, konsumsi, opini publik, serikat buruh Labor is such important factor in growing and making prosper and  equal economic consumption. Labor is not just second kind of people because they are both producers and consumers. In Orde Baru, Hubungan Industrial Pancasila (HIP) was meant to bridge labor communication, but it still not effective until today. Labor union also is stated as delegation to struggle for the rights. Both things were accomodated to open labor communication. Besides, communications among labor, state, and labor are mediated through public opinion which says bad things on side effects of labor protests. Trash after protests, excessive labor consumption, until middle-class jealousy are other sides of labor rights. Mass media could be so neutral in labor protests but be so negative on the side effects. Therefore, labor rights shows complex dialogues between communication and consumption. This article uses qualitative method to analyze spectrum of labor right perspectives. In conclusion, hospitality is shown in labor right interpretation because it is how meanings come through circle of consumprtions. Keywords communication, consumption, labor rights, labor union, public opinion","PeriodicalId":52783,"journal":{"name":"Journal Communication Spectrum","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2016-11-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"HAK BURUH DALAM LINGKARAN KOMUNIKASI DAN KONSUMSI KONTEMPORER\",\"authors\":\"Indri Djanarko, Rommel Utungga Pasopati\",\"doi\":\"10.36782/jcs.v7i1.1784\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Buruh adalah faktor penting dalam pertumbuhan dan pemerataan ekonomi yang bertujuan untuk kesejahteraan konsumsi buruh. Buruh bukanlah kelompok nomor dua karena mereka adalah produsen dan konsumen sekaligus. Pada masa Orde Baru, Hubungan Industrial Pancasila (HIP) muncul untuk menjembatani komunikasi buruh, namun masih belum sesuai hingga saat ini. Serikat buruh pun dinyatakan sebagai simbol perwakilan buruh untuk memperjuangkan hak mereka dalam dialog. Kedua hal tersebut diakomodasi supaya terjadi keterbukaan dalam komunikasi hak buruh. Pada sisi lain, komunikasi antara buruh, negara, dan pasar, juga termediasi oleh opini publik yang sayangnya seringkali mencibir efek samping dari protes buruh daripada fokus pada isu perjuangannya. Mulai dari sampah seusai demonstrasi, konsumsi buruh yang berlebihan, hingga kecemburuan kelas menengah, adalah sisi lain hak buruh. Media massa pun seringkali sangat netral terhadap perjuangan buruh namun menjadi sangat negatif mengenai dampak samping hal tersebut. Maka, hak buruh menunjukkan kompleksitas dialog antara komunikasi pemahaman dan konsumsi buruh. Dengan metode penelitian kualitatif, komunikasi, konsumsi, dan opini publik dianalisis dalam kompleksitas hak buruh terkait persoalan keberagaman perspektif. Kesimpulannya, pemahaman tentang hak buruh adalah terbuka karena kompleksitas komunikasi yang selalu dimaknai dan diinterpretasi dalam lingkaran konsumsi. Kata Kunci hak buruh, komunikasi, konsumsi, opini publik, serikat buruh Labor is such important factor in growing and making prosper and  equal economic consumption. Labor is not just second kind of people because they are both producers and consumers. In Orde Baru, Hubungan Industrial Pancasila (HIP) was meant to bridge labor communication, but it still not effective until today. Labor union also is stated as delegation to struggle for the rights. Both things were accomodated to open labor communication. Besides, communications among labor, state, and labor are mediated through public opinion which says bad things on side effects of labor protests. Trash after protests, excessive labor consumption, until middle-class jealousy are other sides of labor rights. Mass media could be so neutral in labor protests but be so negative on the side effects. Therefore, labor rights shows complex dialogues between communication and consumption. This article uses qualitative method to analyze spectrum of labor right perspectives. In conclusion, hospitality is shown in labor right interpretation because it is how meanings come through circle of consumprtions. Keywords communication, consumption, labor rights, labor union, public opinion\",\"PeriodicalId\":52783,\"journal\":{\"name\":\"Journal Communication Spectrum\",\"volume\":\"1 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2016-11-05\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Journal Communication Spectrum\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.36782/jcs.v7i1.1784\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Journal Communication Spectrum","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36782/jcs.v7i1.1784","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1

摘要

劳工是为工人消费的繁荣而设计的经济增长和均衡的一个重要因素。劳工不是第二位的,因为它们同时是生产者和消费者。在新秩序时期,工业关系潘卡西拉(HIP)似乎架起了劳工交流的桥梁,但直到今天仍不适用。工会被认为是劳工联盟在对话中争取权利的象征。这两种条件都允许开放工人权利沟通。另一方面,劳工、国家和市场之间的沟通也受到公众舆论的影响,而公众舆论往往忽视了劳工抗议的副作用,而不是集中精力解决这些问题。从抗议结束后的垃圾,过度消费的工人,到中产阶级的嫉妒,都是工人权利的另一边。媒体对劳工斗争往往是严格中立的,但它的副作用却非常严重。因此,劳工权利展示了理解沟通和工人消费之间对话的复杂性。通过定性研究、沟通、消费和公众舆论的方法,分析了不同视角的劳工权利的复杂性。总而言之,对劳工权利的理解是开放的,因为沟通的不断复杂性和消费圈的解释。劳工权利、沟通、消费、公众舆论、劳动联盟等关键因素是growing和实现平等经济包容的关键因素。Labor不仅仅是第二类人,因为他们都是制造商和承包商。在新秩序中,职业关系Pancasila (HIP)打算建立实验室通信,但直到今天才生效。联合实验室作为为权利而战的委托。两件事都是为了开放实验室通信而进行的。除此之外,非法劳工、州和拉丁美洲的通信也出现在公众的意见中,这些观点认为这些有害的东西是出于抗议的副作用。抗议后的垃圾,过度的实验室收缩,直到中级嫉妒是劳工权利的另一边。大众媒体可能对抗议实验室如此中立,但对附带影响却如此消极。在通讯和消费之间的专利展示综合体。这篇文章的目的是对正确的实验谱分析。在结论性中,礼貌是在实验室里展示的,因为这就是它如何通过契约圈的意义。Keywords通信,收缩,实验室权利,联合实验室意见
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
HAK BURUH DALAM LINGKARAN KOMUNIKASI DAN KONSUMSI KONTEMPORER
Buruh adalah faktor penting dalam pertumbuhan dan pemerataan ekonomi yang bertujuan untuk kesejahteraan konsumsi buruh. Buruh bukanlah kelompok nomor dua karena mereka adalah produsen dan konsumen sekaligus. Pada masa Orde Baru, Hubungan Industrial Pancasila (HIP) muncul untuk menjembatani komunikasi buruh, namun masih belum sesuai hingga saat ini. Serikat buruh pun dinyatakan sebagai simbol perwakilan buruh untuk memperjuangkan hak mereka dalam dialog. Kedua hal tersebut diakomodasi supaya terjadi keterbukaan dalam komunikasi hak buruh. Pada sisi lain, komunikasi antara buruh, negara, dan pasar, juga termediasi oleh opini publik yang sayangnya seringkali mencibir efek samping dari protes buruh daripada fokus pada isu perjuangannya. Mulai dari sampah seusai demonstrasi, konsumsi buruh yang berlebihan, hingga kecemburuan kelas menengah, adalah sisi lain hak buruh. Media massa pun seringkali sangat netral terhadap perjuangan buruh namun menjadi sangat negatif mengenai dampak samping hal tersebut. Maka, hak buruh menunjukkan kompleksitas dialog antara komunikasi pemahaman dan konsumsi buruh. Dengan metode penelitian kualitatif, komunikasi, konsumsi, dan opini publik dianalisis dalam kompleksitas hak buruh terkait persoalan keberagaman perspektif. Kesimpulannya, pemahaman tentang hak buruh adalah terbuka karena kompleksitas komunikasi yang selalu dimaknai dan diinterpretasi dalam lingkaran konsumsi. Kata Kunci hak buruh, komunikasi, konsumsi, opini publik, serikat buruh Labor is such important factor in growing and making prosper and  equal economic consumption. Labor is not just second kind of people because they are both producers and consumers. In Orde Baru, Hubungan Industrial Pancasila (HIP) was meant to bridge labor communication, but it still not effective until today. Labor union also is stated as delegation to struggle for the rights. Both things were accomodated to open labor communication. Besides, communications among labor, state, and labor are mediated through public opinion which says bad things on side effects of labor protests. Trash after protests, excessive labor consumption, until middle-class jealousy are other sides of labor rights. Mass media could be so neutral in labor protests but be so negative on the side effects. Therefore, labor rights shows complex dialogues between communication and consumption. This article uses qualitative method to analyze spectrum of labor right perspectives. In conclusion, hospitality is shown in labor right interpretation because it is how meanings come through circle of consumprtions. Keywords communication, consumption, labor rights, labor union, public opinion
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
16
审稿时长
8 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信