{"title":"反赛登品牌、质量、顾客地位、时尚参与度和商店氛围对毛派PUSAT时BAMBELIAN规则模式的改变","authors":"Yurilla Endah Muliati, Yuyun Widiastuti","doi":"10.21107/NBS.V8I2.471","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Menurut United Nations Statistics Division, \"grosir\" adalah menjual kembali (menjual tanpa pengubahan) barang baru dan terpakai kepada pengecer, pengguna industri, komersial, institusi atau profesional, atau kepada penggrosir lain, atau terlibat berperan sebagai agen atau broker dalam membeli merchandise untuk, atau menjualnya kepada orang - orang atau perusahaan. Pusat - pusat grosir sudah sepatutnya mendapat dukungan pemerintah dalam menyediakan infrastruktur berupa kemudahan dan kenyamanan bagi pengunjung baik yang membeli secara grosir dan eceran maupun turis lokal dan internasional. Berdasarkan uraian inilah ingin diteliti sejauh mana pengaruh brand, quality, patron status, fashion involvement, dan store atmosphere terhadap pembelian berulang konsumen pada Pusat Grosir Surabaya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pelanggan Pusat Grosir Surabaya yang ada di Surabaya, dengan menggunakan pendekatan convenience sampling, yaitu sampel yang dianggap dapat mewakili karakteristik pelanggan yang pernah berbelanja di Pusat Grosir Surabaya. Responden yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 100 orang, hal ini disesuaikan dengan pendapat Hair et al. (1995:65) yang menemukan bahwa ukuran sampel yang sesuai dalam penelitian adalah antara 100 sampai 200. Berdasarkan dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : (1) Brand (X1), quality (X2), patron status (X3), fashion involvement (X4), dan store atmosphere (X5) secara parsial mempengaruhi pembelian berulang (Y) di Pusat Grosir Surabaya. Hal ini ditunjukkan dengan besaran t hitung yang lebih besar dari t tabel. (2) Brand (X1), quality (X2), patron status (X3), fashion involvement (X4), dan store atmosphere (X5) simultan mempengaruhi pembelian berulang (Y) di Pusat Grosir Surabaya. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya F hitung sebesar 27.005 . Nilai ini lebih besar dari F tabel (27.005 > 3.092). (3) Faktor yang mempunyai pengaruh dominan terhadap pembelian berulang di Pusat Grosir Surabaya adalah variabel Fashion Involvement (X4), yang ditunjukkan dengan nilai koefisien Beta yang distandarisasi terbesar yaitu sebesar 0.720.","PeriodicalId":30938,"journal":{"name":"NeoBis","volume":"8 1","pages":"164-178"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2014-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"PENGEMBANGAN MODEL PEMBELIAN BERULANG PADA PUSAT GROSIR DENGAN ANTISEDEN BRAND, QUALITY, PATRON STATUS, FASHION INVOLVEMENT DAN STORE ATMOSPHERE\",\"authors\":\"Yurilla Endah Muliati, Yuyun Widiastuti\",\"doi\":\"10.21107/NBS.V8I2.471\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Menurut United Nations Statistics Division, \\\"grosir\\\" adalah menjual kembali (menjual tanpa pengubahan) barang baru dan terpakai kepada pengecer, pengguna industri, komersial, institusi atau profesional, atau kepada penggrosir lain, atau terlibat berperan sebagai agen atau broker dalam membeli merchandise untuk, atau menjualnya kepada orang - orang atau perusahaan. Pusat - pusat grosir sudah sepatutnya mendapat dukungan pemerintah dalam menyediakan infrastruktur berupa kemudahan dan kenyamanan bagi pengunjung baik yang membeli secara grosir dan eceran maupun turis lokal dan internasional. Berdasarkan uraian inilah ingin diteliti sejauh mana pengaruh brand, quality, patron status, fashion involvement, dan store atmosphere terhadap pembelian berulang konsumen pada Pusat Grosir Surabaya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pelanggan Pusat Grosir Surabaya yang ada di Surabaya, dengan menggunakan pendekatan convenience sampling, yaitu sampel yang dianggap dapat mewakili karakteristik pelanggan yang pernah berbelanja di Pusat Grosir Surabaya. Responden yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 100 orang, hal ini disesuaikan dengan pendapat Hair et al. (1995:65) yang menemukan bahwa ukuran sampel yang sesuai dalam penelitian adalah antara 100 sampai 200. Berdasarkan dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : (1) Brand (X1), quality (X2), patron status (X3), fashion involvement (X4), dan store atmosphere (X5) secara parsial mempengaruhi pembelian berulang (Y) di Pusat Grosir Surabaya. Hal ini ditunjukkan dengan besaran t hitung yang lebih besar dari t tabel. (2) Brand (X1), quality (X2), patron status (X3), fashion involvement (X4), dan store atmosphere (X5) simultan mempengaruhi pembelian berulang (Y) di Pusat Grosir Surabaya. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya F hitung sebesar 27.005 . Nilai ini lebih besar dari F tabel (27.005 > 3.092). (3) Faktor yang mempunyai pengaruh dominan terhadap pembelian berulang di Pusat Grosir Surabaya adalah variabel Fashion Involvement (X4), yang ditunjukkan dengan nilai koefisien Beta yang distandarisasi terbesar yaitu sebesar 0.720.\",\"PeriodicalId\":30938,\"journal\":{\"name\":\"NeoBis\",\"volume\":\"8 1\",\"pages\":\"164-178\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2014-01-01\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"NeoBis\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.21107/NBS.V8I2.471\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"NeoBis","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21107/NBS.V8I2.471","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELIAN BERULANG PADA PUSAT GROSIR DENGAN ANTISEDEN BRAND, QUALITY, PATRON STATUS, FASHION INVOLVEMENT DAN STORE ATMOSPHERE
Menurut United Nations Statistics Division, "grosir" adalah menjual kembali (menjual tanpa pengubahan) barang baru dan terpakai kepada pengecer, pengguna industri, komersial, institusi atau profesional, atau kepada penggrosir lain, atau terlibat berperan sebagai agen atau broker dalam membeli merchandise untuk, atau menjualnya kepada orang - orang atau perusahaan. Pusat - pusat grosir sudah sepatutnya mendapat dukungan pemerintah dalam menyediakan infrastruktur berupa kemudahan dan kenyamanan bagi pengunjung baik yang membeli secara grosir dan eceran maupun turis lokal dan internasional. Berdasarkan uraian inilah ingin diteliti sejauh mana pengaruh brand, quality, patron status, fashion involvement, dan store atmosphere terhadap pembelian berulang konsumen pada Pusat Grosir Surabaya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pelanggan Pusat Grosir Surabaya yang ada di Surabaya, dengan menggunakan pendekatan convenience sampling, yaitu sampel yang dianggap dapat mewakili karakteristik pelanggan yang pernah berbelanja di Pusat Grosir Surabaya. Responden yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 100 orang, hal ini disesuaikan dengan pendapat Hair et al. (1995:65) yang menemukan bahwa ukuran sampel yang sesuai dalam penelitian adalah antara 100 sampai 200. Berdasarkan dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : (1) Brand (X1), quality (X2), patron status (X3), fashion involvement (X4), dan store atmosphere (X5) secara parsial mempengaruhi pembelian berulang (Y) di Pusat Grosir Surabaya. Hal ini ditunjukkan dengan besaran t hitung yang lebih besar dari t tabel. (2) Brand (X1), quality (X2), patron status (X3), fashion involvement (X4), dan store atmosphere (X5) simultan mempengaruhi pembelian berulang (Y) di Pusat Grosir Surabaya. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya F hitung sebesar 27.005 . Nilai ini lebih besar dari F tabel (27.005 > 3.092). (3) Faktor yang mempunyai pengaruh dominan terhadap pembelian berulang di Pusat Grosir Surabaya adalah variabel Fashion Involvement (X4), yang ditunjukkan dengan nilai koefisien Beta yang distandarisasi terbesar yaitu sebesar 0.720.