萨米语教学教育与Sambongrejo村人民遗产

Rohana Siti Nurkasanah, Agus Purnomo, B. Kurniawan
{"title":"萨米语教学教育与Sambongrejo村人民遗产","authors":"Rohana Siti Nurkasanah, Agus Purnomo, B. Kurniawan","doi":"10.17977/um021v6i2p108-118","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Masyarakat Samin adalah salah satu komunitas di Jawa Tengah yang biasa dikenal dengan sedulur sikep. Masyarakat Samin muncul sebagai bentuk penolakan terhadap Belanda. Penolakan tersebut diikuti dengan sikap tidak setuju terhadap beberapa hal, misalnya keberadaan sekolah. Akan tetapi, perkembangan zaman yang semakin maju telah membawa banyak perubahan pada masyarakat Samin. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan sejarah, makna pendidikan formal, dan ajaran Samin. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian dilakukan di Desa Sambongrejo Kecamatan Sambong Kabupaten Blora. Data diperoleh dari data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa ajaran Samin yang dipelopori Samin Surosentiko pada tahun 1890 dan langsung diterima oleh masyarakat Blora. Hal tersebut dikarenakan keadaan masyarakat Blora sangat memprihatinkan. Tekanan dari pemerintahan Belanda pada bidang pendidikan, melalui sekolah masyarakat akan mendapat penanaman nilai yang berbasis kebudayaan Belanda. Sekitar tahun 1945 setelah Indonesia merdeka, sedikit demi sedikit masyarakat Samin mulai menerima pendidikan formal. Mulai tahun 2000-an mayoritas masyarakat Samin sudah menempuh pendidikan formal sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Ajaran Samin yang masih dipegang teguh sebagai patokan hidup masyarakat Samin yaitu ucapan, pikiran, dan tingkah laku. The Samin community is a community in Central Java which is commonly known as sedulur sikep. The Samin community emerged as a form of rejection of the Dutch. This rejection was followed by disagreement with several things, for example the existence of a school. However, the progress of the times has brought many changes to the Samin community. The purpose of this study was to describe the history, meaning of formal education, and Samin's teachings. This research uses qualitative research with a descriptive approach. The research was conducted in Sambongrejo Village, Sambong District, Blora Regency. Data obtained from primary and secondary data. Data collection techniques using observation, interviews, and documentation. Based on the research, it can be concluded that the Samin teachings were pioneered by Samin Surosentiko in 1890 and were immediately accepted by the people of Blora. This is because the condition of the people of Blora is very apprehensive. The pressure from the Dutch government on education, through community schools, will get the inculcation of values based on Dutch culture. Around 1945 after Indonesia's independence, little by little the Samin people began to receive formal education. Starting in the 2000s, the majority of the Samin people have taken formal primary and junior high school education. The Samin teachings that are still firmly adhered to as the standard of life for the Samin community are speech, thoughts, and behavior.","PeriodicalId":33153,"journal":{"name":"Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Makna Pendidikan dan Pewarisan Ajaran Samin bagi Masyarakat di Desa Sambongrejo Kecamatan Sambong Kabupaten Blora\",\"authors\":\"Rohana Siti Nurkasanah, Agus Purnomo, B. Kurniawan\",\"doi\":\"10.17977/um021v6i2p108-118\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Masyarakat Samin adalah salah satu komunitas di Jawa Tengah yang biasa dikenal dengan sedulur sikep. Masyarakat Samin muncul sebagai bentuk penolakan terhadap Belanda. Penolakan tersebut diikuti dengan sikap tidak setuju terhadap beberapa hal, misalnya keberadaan sekolah. Akan tetapi, perkembangan zaman yang semakin maju telah membawa banyak perubahan pada masyarakat Samin. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan sejarah, makna pendidikan formal, dan ajaran Samin. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian dilakukan di Desa Sambongrejo Kecamatan Sambong Kabupaten Blora. Data diperoleh dari data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa ajaran Samin yang dipelopori Samin Surosentiko pada tahun 1890 dan langsung diterima oleh masyarakat Blora. Hal tersebut dikarenakan keadaan masyarakat Blora sangat memprihatinkan. Tekanan dari pemerintahan Belanda pada bidang pendidikan, melalui sekolah masyarakat akan mendapat penanaman nilai yang berbasis kebudayaan Belanda. Sekitar tahun 1945 setelah Indonesia merdeka, sedikit demi sedikit masyarakat Samin mulai menerima pendidikan formal. Mulai tahun 2000-an mayoritas masyarakat Samin sudah menempuh pendidikan formal sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Ajaran Samin yang masih dipegang teguh sebagai patokan hidup masyarakat Samin yaitu ucapan, pikiran, dan tingkah laku. The Samin community is a community in Central Java which is commonly known as sedulur sikep. The Samin community emerged as a form of rejection of the Dutch. This rejection was followed by disagreement with several things, for example the existence of a school. However, the progress of the times has brought many changes to the Samin community. The purpose of this study was to describe the history, meaning of formal education, and Samin's teachings. This research uses qualitative research with a descriptive approach. The research was conducted in Sambongrejo Village, Sambong District, Blora Regency. Data obtained from primary and secondary data. Data collection techniques using observation, interviews, and documentation. Based on the research, it can be concluded that the Samin teachings were pioneered by Samin Surosentiko in 1890 and were immediately accepted by the people of Blora. This is because the condition of the people of Blora is very apprehensive. The pressure from the Dutch government on education, through community schools, will get the inculcation of values based on Dutch culture. Around 1945 after Indonesia's independence, little by little the Samin people began to receive formal education. Starting in the 2000s, the majority of the Samin people have taken formal primary and junior high school education. The Samin teachings that are still firmly adhered to as the standard of life for the Samin community are speech, thoughts, and behavior.\",\"PeriodicalId\":33153,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis\",\"volume\":\"1 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-12-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.17977/um021v6i2p108-118\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.17977/um021v6i2p108-118","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

Samin社区是爪哇岛中部的一个社区,通常被称为抛痕。萨明社会似乎是对荷兰的排斥。这种拒绝之后,人们对一些事情持反对态度,比如学校。然而,时代的发展给Samin社区带来了许多变化。本研究旨在描述历史、正规教育的意义和Samin教义。本研究采用描述性的方法进行定性研究。这项研究是在布劳区的桑巴雷霍村进行的。数据来自主要和次要数据。利用观察、采访和记录来收集数据的技术。根据这项研究,可以得出结论,1890年由萨明领导的萨明·苏罗维科的教义,并立即被布罗拉社会接受。这是因为人民的不幸状况。荷兰政府在教育方面的压力,通过社区学校将获得以荷兰文化为基础的价值观种植。大约1945年印尼独立后,萨民社会开始接受正规教育。自2000年起,大多数萨民社区已经接受了小学和初中的正规教育。Samin的教导仍然是Samin社会的生活标准,即语言、思想和行为。Samin社区是爪哇中部的一个社区,大家都叫它十字路口。Samin社区宣布为荷兰人的采样。这种排斥是由对某些事情的蔑视所固有的,以证明一所学校的存在。However,时代的进步给Samin社区带来了很多变化。这项研究的目的是描述历史、正规教育和萨明的教学。本研究uses qualitative研究与descrive approach。这项研究是在桑巴区、桑巴区、摄政区的桑巴邦若村进行的。来自primary和secondary的数据。数据收集技术使用观察、面试和文档。根据研究,可以确定的是,1890年,Samin的教学是由Samin Surosentiko领导的,并立即被Blora的人民占领。这是因为Blora的情况非常欣赏。来自荷兰政府的教育压力,通过社区学校,将使基于荷兰文化的价值观受到重视。1945年,印尼独立后,人们开始接受正式教育。从2000年开始,Samin人民的主要工作是小学和初中教育。Samin教导人们,他们仍然坚定地遵守着Samin社区的生活标准。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Makna Pendidikan dan Pewarisan Ajaran Samin bagi Masyarakat di Desa Sambongrejo Kecamatan Sambong Kabupaten Blora
Masyarakat Samin adalah salah satu komunitas di Jawa Tengah yang biasa dikenal dengan sedulur sikep. Masyarakat Samin muncul sebagai bentuk penolakan terhadap Belanda. Penolakan tersebut diikuti dengan sikap tidak setuju terhadap beberapa hal, misalnya keberadaan sekolah. Akan tetapi, perkembangan zaman yang semakin maju telah membawa banyak perubahan pada masyarakat Samin. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan sejarah, makna pendidikan formal, dan ajaran Samin. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian dilakukan di Desa Sambongrejo Kecamatan Sambong Kabupaten Blora. Data diperoleh dari data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa ajaran Samin yang dipelopori Samin Surosentiko pada tahun 1890 dan langsung diterima oleh masyarakat Blora. Hal tersebut dikarenakan keadaan masyarakat Blora sangat memprihatinkan. Tekanan dari pemerintahan Belanda pada bidang pendidikan, melalui sekolah masyarakat akan mendapat penanaman nilai yang berbasis kebudayaan Belanda. Sekitar tahun 1945 setelah Indonesia merdeka, sedikit demi sedikit masyarakat Samin mulai menerima pendidikan formal. Mulai tahun 2000-an mayoritas masyarakat Samin sudah menempuh pendidikan formal sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Ajaran Samin yang masih dipegang teguh sebagai patokan hidup masyarakat Samin yaitu ucapan, pikiran, dan tingkah laku. The Samin community is a community in Central Java which is commonly known as sedulur sikep. The Samin community emerged as a form of rejection of the Dutch. This rejection was followed by disagreement with several things, for example the existence of a school. However, the progress of the times has brought many changes to the Samin community. The purpose of this study was to describe the history, meaning of formal education, and Samin's teachings. This research uses qualitative research with a descriptive approach. The research was conducted in Sambongrejo Village, Sambong District, Blora Regency. Data obtained from primary and secondary data. Data collection techniques using observation, interviews, and documentation. Based on the research, it can be concluded that the Samin teachings were pioneered by Samin Surosentiko in 1890 and were immediately accepted by the people of Blora. This is because the condition of the people of Blora is very apprehensive. The pressure from the Dutch government on education, through community schools, will get the inculcation of values based on Dutch culture. Around 1945 after Indonesia's independence, little by little the Samin people began to receive formal education. Starting in the 2000s, the majority of the Samin people have taken formal primary and junior high school education. The Samin teachings that are still firmly adhered to as the standard of life for the Samin community are speech, thoughts, and behavior.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
审稿时长
12 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信