日惹特别地区社区森林方案下的林区生态旅游开发

Indah Novita Dewi, S. Awang, Wahyu Andayani, Priyono Suryanto
{"title":"日惹特别地区社区森林方案下的林区生态旅游开发","authors":"Indah Novita Dewi, S. Awang, Wahyu Andayani, Priyono Suryanto","doi":"10.22146/JML.38566","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"AbstractPengembangan Hutan Kemasyarakatan (HKm) oleh pemerintah bertujuan untuk pemberdayaan dan peningkatan pendapatan masyarakat. HKm dapat dilaksanakan di area hutan produksi maupun hutan lindung. Petani HKm hutan lindung harus dapat mengembangkan potensi selain hasil kayu, salah satunya potensi wisata. Tulisan ini bertujuan untuk mengungkap peluang dan tantangan pengembangan ekowisata di kawasan HKm hutan lindung di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian dilakukan tahun 2014 di kawasan HKm Kulon Progo maupun Gunungkidul. Data dikumpulkan melalui metode observasi dan wawancara. Data dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif. Peluang pengembangan ekowisata sangat besar karena areal HKm hutan lindung yang ada sudah memiliki potensi masing-masing. Di Gunungkidul, pengembangan ekowisata HKm dilakukan pada area Hutan Turunan/obyek wisata Watu Payung. Di Kulon Progo, pengembangan wisata di Kalibiru sudah menunjukkan hasil yang cukup baik dan ada beberapa embrio pengembangan ekowisata di lokasi Watu Gembel dan Puncak Dipowono. Seluruh obyek ekowisata tersebut mengandalkan potensi yang relatif hampir sama, yaitu pemandangan alam yang indah serta berbagai atraksi wisata lokal. Tantangan pada semua lokasi serupa, yaitu mencakup masalah finansial, infrastruktur dan kesiapan masyarakat setempat. AbstrakThe development of community forests (HKm) by the government aimed to empower and increase the income of forest communities. HKm can be undertaken in production forest or protect forest. The protect forest HKm farmer should have to improve forest’s potential besides wood potential. One of it was tourism potential. This article aims to reveal the opportunities and challenges of tourism development in the area of protected forest HKm in Yogyakarta. The research was done in 2014 at HKm area in Kulon Progo and Gunungkidul. Data were collected by observation and interview. Data were analysed by qualitative descriptive method. The results showed that ecotourism development opportunities are very large because each area HKm existing protected forest already has the potential of each. In Gunung Kidul, ecotourism development conducted in the area of Turunan Forest/Watu Payung. In Kulon Progo, tourism development in Kalibiru has shown good results and there are some new development of ecotourism in Watu Gembel and Peak Dipowono. The whole object was rely on beautiful natural landscape and numerous tourism local attraction. Challenges at all locations, include financial problems, infrastructure and readiness of local communities.","PeriodicalId":31593,"journal":{"name":"Jurnal Manusia dan Lingkungan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-11-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"5","resultStr":"{\"title\":\"PENGEMBANGAN EKOWISATA KAWASAN HUTAN DENGAN SKEMA HUTAN KEMASYARAKATAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (Development of Forest Area Ecotourism with Community Forest Scheme in Daerah Istimewa Yogyakarta)\",\"authors\":\"Indah Novita Dewi, S. Awang, Wahyu Andayani, Priyono Suryanto\",\"doi\":\"10.22146/JML.38566\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"AbstractPengembangan Hutan Kemasyarakatan (HKm) oleh pemerintah bertujuan untuk pemberdayaan dan peningkatan pendapatan masyarakat. HKm dapat dilaksanakan di area hutan produksi maupun hutan lindung. Petani HKm hutan lindung harus dapat mengembangkan potensi selain hasil kayu, salah satunya potensi wisata. Tulisan ini bertujuan untuk mengungkap peluang dan tantangan pengembangan ekowisata di kawasan HKm hutan lindung di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian dilakukan tahun 2014 di kawasan HKm Kulon Progo maupun Gunungkidul. Data dikumpulkan melalui metode observasi dan wawancara. Data dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif. Peluang pengembangan ekowisata sangat besar karena areal HKm hutan lindung yang ada sudah memiliki potensi masing-masing. Di Gunungkidul, pengembangan ekowisata HKm dilakukan pada area Hutan Turunan/obyek wisata Watu Payung. Di Kulon Progo, pengembangan wisata di Kalibiru sudah menunjukkan hasil yang cukup baik dan ada beberapa embrio pengembangan ekowisata di lokasi Watu Gembel dan Puncak Dipowono. Seluruh obyek ekowisata tersebut mengandalkan potensi yang relatif hampir sama, yaitu pemandangan alam yang indah serta berbagai atraksi wisata lokal. Tantangan pada semua lokasi serupa, yaitu mencakup masalah finansial, infrastruktur dan kesiapan masyarakat setempat. AbstrakThe development of community forests (HKm) by the government aimed to empower and increase the income of forest communities. HKm can be undertaken in production forest or protect forest. The protect forest HKm farmer should have to improve forest’s potential besides wood potential. One of it was tourism potential. This article aims to reveal the opportunities and challenges of tourism development in the area of protected forest HKm in Yogyakarta. The research was done in 2014 at HKm area in Kulon Progo and Gunungkidul. Data were collected by observation and interview. Data were analysed by qualitative descriptive method. The results showed that ecotourism development opportunities are very large because each area HKm existing protected forest already has the potential of each. In Gunung Kidul, ecotourism development conducted in the area of Turunan Forest/Watu Payung. In Kulon Progo, tourism development in Kalibiru has shown good results and there are some new development of ecotourism in Watu Gembel and Peak Dipowono. The whole object was rely on beautiful natural landscape and numerous tourism local attraction. Challenges at all locations, include financial problems, infrastructure and readiness of local communities.\",\"PeriodicalId\":31593,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Manusia dan Lingkungan\",\"volume\":null,\"pages\":null},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2018-11-12\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"5\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Manusia dan Lingkungan\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.22146/JML.38566\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Manusia dan Lingkungan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22146/JML.38566","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 5

摘要

摘要政府开发和谐森林(HKm)旨在解放和增加公共收入。HKm可用于森林生产或遮蔽区。HKm林业工作者必须能够开发木材以外的潜力,其中之一就是旅游潜力。本文的目的是揭示日惹特区森林避难所HKm地区生态发展的机遇和挑战。研究于2014年在HKm Kulon Progo或Mountungkidul进行。数据是通过观察方法和访谈收集的。数据采用定性描述方法进行分析。生态发展的潜力是巨大的,因为香港保护林的面积已经有了自己的潜力。在Mountungkidul,HKm的生态开发是在乡村森林/Watu Payung旅游对象区进行的。在Kulon Progo,加利福尼亚州的旅游开发已经显示出相当好的结果,在Watu Gembel和Peak Dipowono的位置有几个生态开发的胚胎。整个生态对象依赖于相对相似的潜力,即美丽的自然景观和各种当地旅游景点。所有类似地点面临的挑战是解决财政问题、基础设施和当地公共准备。[联合国教科文组织]Abstrak政府开发社区森林旨在增强森林社区的能力并增加其收入。HKm可以在生产林或保护林中进行。护林员除了要提高林木潜力外,还要提高林木潜力。其中之一就是旅游业的潜力。本文旨在揭示日惹保护林HKm地区旅游业发展的机遇和挑战。这项研究于2014年在Kulon Progo和Gunungkidul的HKm地区进行。通过观察和访谈收集数据。数据采用定性描述方法进行分析。研究结果表明,生态旅游的发展机会非常大,因为每个地区现有的保护林都已经具备了各自的潜力。在Kidul山,Turunan森林/Watu Payung地区进行了生态旅游开发。在Kulon Progo,Kalibiru的旅游发展取得了良好的成果,Watu Gembel和Peak Dipowono的生态旅游也有了一些新的发展。整个项目依托美丽的自然景观和众多的旅游景点。所有地方的挑战,包括财政问题、基础设施和当地社区的准备情况。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
PENGEMBANGAN EKOWISATA KAWASAN HUTAN DENGAN SKEMA HUTAN KEMASYARAKATAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (Development of Forest Area Ecotourism with Community Forest Scheme in Daerah Istimewa Yogyakarta)
AbstractPengembangan Hutan Kemasyarakatan (HKm) oleh pemerintah bertujuan untuk pemberdayaan dan peningkatan pendapatan masyarakat. HKm dapat dilaksanakan di area hutan produksi maupun hutan lindung. Petani HKm hutan lindung harus dapat mengembangkan potensi selain hasil kayu, salah satunya potensi wisata. Tulisan ini bertujuan untuk mengungkap peluang dan tantangan pengembangan ekowisata di kawasan HKm hutan lindung di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian dilakukan tahun 2014 di kawasan HKm Kulon Progo maupun Gunungkidul. Data dikumpulkan melalui metode observasi dan wawancara. Data dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif. Peluang pengembangan ekowisata sangat besar karena areal HKm hutan lindung yang ada sudah memiliki potensi masing-masing. Di Gunungkidul, pengembangan ekowisata HKm dilakukan pada area Hutan Turunan/obyek wisata Watu Payung. Di Kulon Progo, pengembangan wisata di Kalibiru sudah menunjukkan hasil yang cukup baik dan ada beberapa embrio pengembangan ekowisata di lokasi Watu Gembel dan Puncak Dipowono. Seluruh obyek ekowisata tersebut mengandalkan potensi yang relatif hampir sama, yaitu pemandangan alam yang indah serta berbagai atraksi wisata lokal. Tantangan pada semua lokasi serupa, yaitu mencakup masalah finansial, infrastruktur dan kesiapan masyarakat setempat. AbstrakThe development of community forests (HKm) by the government aimed to empower and increase the income of forest communities. HKm can be undertaken in production forest or protect forest. The protect forest HKm farmer should have to improve forest’s potential besides wood potential. One of it was tourism potential. This article aims to reveal the opportunities and challenges of tourism development in the area of protected forest HKm in Yogyakarta. The research was done in 2014 at HKm area in Kulon Progo and Gunungkidul. Data were collected by observation and interview. Data were analysed by qualitative descriptive method. The results showed that ecotourism development opportunities are very large because each area HKm existing protected forest already has the potential of each. In Gunung Kidul, ecotourism development conducted in the area of Turunan Forest/Watu Payung. In Kulon Progo, tourism development in Kalibiru has shown good results and there are some new development of ecotourism in Watu Gembel and Peak Dipowono. The whole object was rely on beautiful natural landscape and numerous tourism local attraction. Challenges at all locations, include financial problems, infrastructure and readiness of local communities.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
审稿时长
12 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信