{"title":"音乐家为公众和各国会议服务的音乐家","authors":"Ainiah Ainiah","doi":"10.21154/KODIFIKASIA.V14I2.2272","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tujuan utama fundraising zakat adalah peningkatan realisasi potensi zakat untuk mewujudkan kesejahteraan mustahik zakat sehingga mereka bisa menjadi muzakki di masa yang akan datang. Tujuan ini menjadikan kegiatan fundraising lebih cenderung memperhatikan keadaan mustahik zakat dan mengenyampingkan keadaan muzakki sehingga terkesan tidak seimbang antara kedua belah pihak (muzakki dan mustahik zakat). Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri beberapa pertimbangan keadaan dan situasi (murā’ah) terhadap muzakki khususnya dalam zakat pertanian dan perkebunan yang dilakukan oleh Al-Qaradhawi sehingga mempengaruhi penetapan hukum (istinbaṭ aḥkām), tarjīh atau menguatkan hukum yang telah ada. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka dengan analisis isi dari rujukan utama kitab “Fiqh al-Zakāh” karya Syeikh Yusuf Al-Qaradhawi. Temuan penelitian menunjukkan bahwa Al-Qaradhawi berpijak pada murā’ah muzakki dalam menguatkan hukum yang telah ada seperti kepemilikan penuh, kadar zakat yang wajib ditunaikan bergantung pada irigasi, waktu perhitungan nisab dan menunaikan zakat. Selain menguatkan hukum, Al-Qaradhawi juga men-tarjīh pendapat, diantaranya pengurangan al-matlūbat al-hallah sebelum perhitungan nisab. Al-Qaradhawi juga mempunyai sikap untuk menetapkan hukum yang tidak tertera dalam Nash berdasarkan murā’ah muzakki yaitu menetapkan kadar wajib zakat sebesar 7,5% bagi yang mengalami keseimbangan antara pemakaian irigasi dengan beban dan tadah hujan (tanpa beban). [The main goal of zakah fundraising is to increase the realization of zakah potential to create the mustahik zakah’s welfare so that they can become muzakki in the future. This goal makes fundraising activities tend to pay attention to the condition of mustahik zakat instead of the condition of muzakki so that it seems unbalanced between the two parties (muzakki and mustahik zakah). This study aims to explore several considerations of circumstances and situations (murā'ah) to muzakki, especially in agricultural zakah that is carried by Al-Qaradhawi that affects the legal establishment (istinbaṭ aḥkām), tarjīh or strengthens the existing laws. This research is library research with content analysis from the book of \"Fiqh al-Zakāh\" by Syeikh Yusuf Al-Qaradhawias as the main reference. The findings show that Al-Qaradhawi stood on murā'ah muzakki in strengthening existing laws such as full ownership, the amount of zakah to be paid that depends on irrigation, and time in calculating nisab and paying it. In addition, to strengthening the existing laws, Al-Qaradawi also did tarjih the opinions, among of them is the reduction of al-matlūbat al-hallah before calculating the nisab. Al-Qaradhawi also has a legal stance to stipulate a law based on murā'ah muzakki that is not stated in Nash, which is to determine the compulsory level of zakat at 7.5% for those who experience both cost irrigation and non-cost irrigation, equally.]","PeriodicalId":55755,"journal":{"name":"Kodifikasia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-12-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"MURĀ’AH MUZAKKI PADA ZAKAT PERTANIAN DAN PERKEBUNAN DALAM PANDANGAN AL-QARADHAWI\",\"authors\":\"Ainiah Ainiah\",\"doi\":\"10.21154/KODIFIKASIA.V14I2.2272\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Tujuan utama fundraising zakat adalah peningkatan realisasi potensi zakat untuk mewujudkan kesejahteraan mustahik zakat sehingga mereka bisa menjadi muzakki di masa yang akan datang. Tujuan ini menjadikan kegiatan fundraising lebih cenderung memperhatikan keadaan mustahik zakat dan mengenyampingkan keadaan muzakki sehingga terkesan tidak seimbang antara kedua belah pihak (muzakki dan mustahik zakat). Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri beberapa pertimbangan keadaan dan situasi (murā’ah) terhadap muzakki khususnya dalam zakat pertanian dan perkebunan yang dilakukan oleh Al-Qaradhawi sehingga mempengaruhi penetapan hukum (istinbaṭ aḥkām), tarjīh atau menguatkan hukum yang telah ada. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka dengan analisis isi dari rujukan utama kitab “Fiqh al-Zakāh” karya Syeikh Yusuf Al-Qaradhawi. Temuan penelitian menunjukkan bahwa Al-Qaradhawi berpijak pada murā’ah muzakki dalam menguatkan hukum yang telah ada seperti kepemilikan penuh, kadar zakat yang wajib ditunaikan bergantung pada irigasi, waktu perhitungan nisab dan menunaikan zakat. Selain menguatkan hukum, Al-Qaradhawi juga men-tarjīh pendapat, diantaranya pengurangan al-matlūbat al-hallah sebelum perhitungan nisab. Al-Qaradhawi juga mempunyai sikap untuk menetapkan hukum yang tidak tertera dalam Nash berdasarkan murā’ah muzakki yaitu menetapkan kadar wajib zakat sebesar 7,5% bagi yang mengalami keseimbangan antara pemakaian irigasi dengan beban dan tadah hujan (tanpa beban). [The main goal of zakah fundraising is to increase the realization of zakah potential to create the mustahik zakah’s welfare so that they can become muzakki in the future. This goal makes fundraising activities tend to pay attention to the condition of mustahik zakat instead of the condition of muzakki so that it seems unbalanced between the two parties (muzakki and mustahik zakah). This study aims to explore several considerations of circumstances and situations (murā'ah) to muzakki, especially in agricultural zakah that is carried by Al-Qaradhawi that affects the legal establishment (istinbaṭ aḥkām), tarjīh or strengthens the existing laws. This research is library research with content analysis from the book of \\\"Fiqh al-Zakāh\\\" by Syeikh Yusuf Al-Qaradhawias as the main reference. The findings show that Al-Qaradhawi stood on murā'ah muzakki in strengthening existing laws such as full ownership, the amount of zakah to be paid that depends on irrigation, and time in calculating nisab and paying it. In addition, to strengthening the existing laws, Al-Qaradawi also did tarjih the opinions, among of them is the reduction of al-matlūbat al-hallah before calculating the nisab. Al-Qaradhawi also has a legal stance to stipulate a law based on murā'ah muzakki that is not stated in Nash, which is to determine the compulsory level of zakat at 7.5% for those who experience both cost irrigation and non-cost irrigation, equally.]\",\"PeriodicalId\":55755,\"journal\":{\"name\":\"Kodifikasia\",\"volume\":\" \",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2020-12-13\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Kodifikasia\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.21154/KODIFIKASIA.V14I2.2272\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Kodifikasia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21154/KODIFIKASIA.V14I2.2272","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
慈善筹款的主要目的是提高对慈善潜力的认识,为不可能的慈善机构创造福利,使他们能够成为后世的音乐家。这使得筹款更有可能观察到慈善的不可能,并限制音乐的状态,从而在双方之间取得平衡。本研究的目的是调查有关音乐家的一些考虑因素,特别是在卡拉达维进行的农业和种植领域,直到它影响到法律的确定、日期或现有法律的加强。本研究是一项图书馆研究,分析了Syeikh Yusuf al Qaradhawi的《Fiqh al-Zakāh》一书的主要参考文献。调查显示,卡拉达维敦促穆斯林加强法律。真主是全能的,全能的。Qaradhawi(不相信真主和他的使者Muhammad SAW合一的人)有7.5%的责任。【扎卡筹款的主要目标是增加扎卡潜力的实现,以创造穆斯塔希克扎卡的福利,使他们在未来成为穆扎基。这一目标使筹款活动倾向于关注穆斯塔希克·扎卡的状况,而不是穆扎基的状况,从而使两党(穆扎基和穆斯塔希克·扎卡)之间看起来不平衡。】本研究旨在探讨对穆扎基的环境和情况(murā'ah)的几种考虑,特别是在Al Qaradhawi进行的影响法律机构(istinbaaņkām)、tarjīh或加强现有法律的农业扎卡中。本研究是以Syeikh Yusuf al Qaradhawias的《Fiqh al-Zakāh》一书的内容分析为主要参考的图书馆研究。研究结果表明,Al-Qaradawi在加强现有法律方面与murā'ah muzakki站在一起,如完全所有权、取决于灌溉的zakah支付金额以及计算nisab和支付nisab的时间。此外,除了加强现有法律外,Al-Qaradawi还提出了一些意见,其中包括在计算nisab之前减少Al-matlābat Al-hallah。Al-Qaradhawi也有法律立场,规定了一项基于murā'ah muzakki的法律,而纳什没有规定,即将那些同时经历成本灌溉和非成本灌溉的人的强制性zakat水平确定为7.5%。]
MURĀ’AH MUZAKKI PADA ZAKAT PERTANIAN DAN PERKEBUNAN DALAM PANDANGAN AL-QARADHAWI
Tujuan utama fundraising zakat adalah peningkatan realisasi potensi zakat untuk mewujudkan kesejahteraan mustahik zakat sehingga mereka bisa menjadi muzakki di masa yang akan datang. Tujuan ini menjadikan kegiatan fundraising lebih cenderung memperhatikan keadaan mustahik zakat dan mengenyampingkan keadaan muzakki sehingga terkesan tidak seimbang antara kedua belah pihak (muzakki dan mustahik zakat). Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri beberapa pertimbangan keadaan dan situasi (murā’ah) terhadap muzakki khususnya dalam zakat pertanian dan perkebunan yang dilakukan oleh Al-Qaradhawi sehingga mempengaruhi penetapan hukum (istinbaṭ aḥkām), tarjīh atau menguatkan hukum yang telah ada. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka dengan analisis isi dari rujukan utama kitab “Fiqh al-Zakāh” karya Syeikh Yusuf Al-Qaradhawi. Temuan penelitian menunjukkan bahwa Al-Qaradhawi berpijak pada murā’ah muzakki dalam menguatkan hukum yang telah ada seperti kepemilikan penuh, kadar zakat yang wajib ditunaikan bergantung pada irigasi, waktu perhitungan nisab dan menunaikan zakat. Selain menguatkan hukum, Al-Qaradhawi juga men-tarjīh pendapat, diantaranya pengurangan al-matlūbat al-hallah sebelum perhitungan nisab. Al-Qaradhawi juga mempunyai sikap untuk menetapkan hukum yang tidak tertera dalam Nash berdasarkan murā’ah muzakki yaitu menetapkan kadar wajib zakat sebesar 7,5% bagi yang mengalami keseimbangan antara pemakaian irigasi dengan beban dan tadah hujan (tanpa beban). [The main goal of zakah fundraising is to increase the realization of zakah potential to create the mustahik zakah’s welfare so that they can become muzakki in the future. This goal makes fundraising activities tend to pay attention to the condition of mustahik zakat instead of the condition of muzakki so that it seems unbalanced between the two parties (muzakki and mustahik zakah). This study aims to explore several considerations of circumstances and situations (murā'ah) to muzakki, especially in agricultural zakah that is carried by Al-Qaradhawi that affects the legal establishment (istinbaṭ aḥkām), tarjīh or strengthens the existing laws. This research is library research with content analysis from the book of "Fiqh al-Zakāh" by Syeikh Yusuf Al-Qaradhawias as the main reference. The findings show that Al-Qaradhawi stood on murā'ah muzakki in strengthening existing laws such as full ownership, the amount of zakah to be paid that depends on irrigation, and time in calculating nisab and paying it. In addition, to strengthening the existing laws, Al-Qaradawi also did tarjih the opinions, among of them is the reduction of al-matlūbat al-hallah before calculating the nisab. Al-Qaradhawi also has a legal stance to stipulate a law based on murā'ah muzakki that is not stated in Nash, which is to determine the compulsory level of zakat at 7.5% for those who experience both cost irrigation and non-cost irrigation, equally.]