阿萨菲在里萨拉赫的乘客中的HABARUL WAHID

Sholahuddin Zamzabela, Indal Abror
{"title":"阿萨菲在里萨拉赫的乘客中的HABARUL WAHID","authors":"Sholahuddin Zamzabela, Indal Abror","doi":"10.14421/livinghadis.2019.1936","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pada akhir abad kedua hijriah, ketika dunia Islam diramaikan dengan golongan yang menolak sunnah, baik keseluruhan ataupun yang wahid saja, Imam Syafi’i tampil sebagai seorang yang membela dan mempertahankan khabar al-wahid. Adapun yang dimaksud dengan khabar al-wahid dalam kitab al-Risalah adalah khabar yang berasal dari seseorang kepada seseorang yang lain hingga berakhir kepada Nabi saw atau berakhir kepada selain Nabi saw. Meski memiliki istilah yang hampir sama, khabar al-wahid memiliki titik perbedaan dengan khabar al- ahad atau dalam kajian `ulumul hadis lebih dikenal dengan istilah hadis ahad. Titik perbedaan tersebut terletak pada jumlah periwayat yang dimaksud pada masing-masing istilah. Ahad diartikan dengan jumlah yang lebih dari tiga tetapi tidak sampai derajat mutawattir, sementara Imam Syafi`i mengartikan wahid hanya diriwayatkan oleh satu orang perawi. Walaupun demikian, keduanya mempunyai kesamaan bahwasanya khabarul wahid dan khabarul ahad tidaklah mencapai derajat mutawatir. Dalam kaitannya dengan penetapan khabar al-wahid sebagai hujjah, kriteria kehujjahan yang ditetapkan al-Syafi’ merupakan kriteria yang cukup ketat dan lengkap. Para ulama fikih dan hadis sebelumnya, hanya mensyaratkan perawi yang tsiqah dalam penerimaan khabar al-wahid tanpa ada syarat yang lain, sementara syarat yang ditetapkan oleh sl-Syafi’i ini tampaknya merupakan syarat digunakan oleh para ahli hadis dewasa ini dengan berbagai pengembangan.","PeriodicalId":32729,"journal":{"name":"Jurnal Living Hadis","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-10-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"KHABARUL WAHID DALAM PANDANGAN ASY-SYAFI'I DALAM KITAB AR-RISALAH\",\"authors\":\"Sholahuddin Zamzabela, Indal Abror\",\"doi\":\"10.14421/livinghadis.2019.1936\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Pada akhir abad kedua hijriah, ketika dunia Islam diramaikan dengan golongan yang menolak sunnah, baik keseluruhan ataupun yang wahid saja, Imam Syafi’i tampil sebagai seorang yang membela dan mempertahankan khabar al-wahid. Adapun yang dimaksud dengan khabar al-wahid dalam kitab al-Risalah adalah khabar yang berasal dari seseorang kepada seseorang yang lain hingga berakhir kepada Nabi saw atau berakhir kepada selain Nabi saw. Meski memiliki istilah yang hampir sama, khabar al-wahid memiliki titik perbedaan dengan khabar al- ahad atau dalam kajian `ulumul hadis lebih dikenal dengan istilah hadis ahad. Titik perbedaan tersebut terletak pada jumlah periwayat yang dimaksud pada masing-masing istilah. Ahad diartikan dengan jumlah yang lebih dari tiga tetapi tidak sampai derajat mutawattir, sementara Imam Syafi`i mengartikan wahid hanya diriwayatkan oleh satu orang perawi. Walaupun demikian, keduanya mempunyai kesamaan bahwasanya khabarul wahid dan khabarul ahad tidaklah mencapai derajat mutawatir. Dalam kaitannya dengan penetapan khabar al-wahid sebagai hujjah, kriteria kehujjahan yang ditetapkan al-Syafi’ merupakan kriteria yang cukup ketat dan lengkap. Para ulama fikih dan hadis sebelumnya, hanya mensyaratkan perawi yang tsiqah dalam penerimaan khabar al-wahid tanpa ada syarat yang lain, sementara syarat yang ditetapkan oleh sl-Syafi’i ini tampaknya merupakan syarat digunakan oleh para ahli hadis dewasa ini dengan berbagai pengembangan.\",\"PeriodicalId\":32729,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Living Hadis\",\"volume\":\" \",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2019-10-25\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Living Hadis\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.14421/livinghadis.2019.1936\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Living Hadis","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.14421/livinghadis.2019.1936","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1

摘要

在二世纪末,当伊斯兰世界与那些完全或徒劳地拒绝的人和解时,他成为了一名捍卫者。这本书的单词是什么?尽管有几乎相同的术语,但[UNK]khabar[UNK]al-wahid与[UNK]-khabaral ahad或[UNK'有一点不同。不同之处在于次数。先知由三名以上的男子指挥,但没有达到任期的程度,而先知只有一名圣母指挥。但他们都有一个共同点:时刻的消息和时刻的消息没有达到恐惧的程度。的确,真主的标准是严格的。那些在他们之前的人只对圣母有禁令,没有任何其他条件。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
KHABARUL WAHID DALAM PANDANGAN ASY-SYAFI'I DALAM KITAB AR-RISALAH
Pada akhir abad kedua hijriah, ketika dunia Islam diramaikan dengan golongan yang menolak sunnah, baik keseluruhan ataupun yang wahid saja, Imam Syafi’i tampil sebagai seorang yang membela dan mempertahankan khabar al-wahid. Adapun yang dimaksud dengan khabar al-wahid dalam kitab al-Risalah adalah khabar yang berasal dari seseorang kepada seseorang yang lain hingga berakhir kepada Nabi saw atau berakhir kepada selain Nabi saw. Meski memiliki istilah yang hampir sama, khabar al-wahid memiliki titik perbedaan dengan khabar al- ahad atau dalam kajian `ulumul hadis lebih dikenal dengan istilah hadis ahad. Titik perbedaan tersebut terletak pada jumlah periwayat yang dimaksud pada masing-masing istilah. Ahad diartikan dengan jumlah yang lebih dari tiga tetapi tidak sampai derajat mutawattir, sementara Imam Syafi`i mengartikan wahid hanya diriwayatkan oleh satu orang perawi. Walaupun demikian, keduanya mempunyai kesamaan bahwasanya khabarul wahid dan khabarul ahad tidaklah mencapai derajat mutawatir. Dalam kaitannya dengan penetapan khabar al-wahid sebagai hujjah, kriteria kehujjahan yang ditetapkan al-Syafi’ merupakan kriteria yang cukup ketat dan lengkap. Para ulama fikih dan hadis sebelumnya, hanya mensyaratkan perawi yang tsiqah dalam penerimaan khabar al-wahid tanpa ada syarat yang lain, sementara syarat yang ditetapkan oleh sl-Syafi’i ini tampaknya merupakan syarat digunakan oleh para ahli hadis dewasa ini dengan berbagai pengembangan.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
7
审稿时长
12 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信