{"title":"分析了在Watu Genuk、Kragilan、Mojosongo、Boyolali上发现的花纹图像分析","authors":"Muhammad Faiz","doi":"10.30883/jba.v41i2.960","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Yoni di Situs Watu Genuk, Kragilan, Mojosongo, Boyolali merupakan salah satu dari sekian banyak peninggalan masa Jawa Kuno bercorak Hindu-Buddha yang ada di Jawa Tengah. Yoni tersebut memiliki ragam hias di bagian bawah cerat berupa figur antropomorfik berparuh, kura-kura, dan ular. Artikel ini membahas makna dari ragam hias yoni di Situs Watu Genuk melalui analisis ikonografi dan perbandingan ragam hias yoni dengan figur yang serupa. Hasil analisis menunjukkan bahwa ragam hias di bawah cerat yoni di Situs Watu Genuk tidak hanya bersifat dekoratif, namun juga memiliki makna representasi mitologi Hindu yang tercantum dalam naskah Ādiparwa seperti Samudramanthana dan Garudeya.","PeriodicalId":52718,"journal":{"name":"Berkala Arkeologi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Analisis ikonografi ragam hias di bawah cerat yoni di Situs Watu Genuk, Kragilan, Mojosongo, Boyolali\",\"authors\":\"Muhammad Faiz\",\"doi\":\"10.30883/jba.v41i2.960\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Yoni di Situs Watu Genuk, Kragilan, Mojosongo, Boyolali merupakan salah satu dari sekian banyak peninggalan masa Jawa Kuno bercorak Hindu-Buddha yang ada di Jawa Tengah. Yoni tersebut memiliki ragam hias di bagian bawah cerat berupa figur antropomorfik berparuh, kura-kura, dan ular. Artikel ini membahas makna dari ragam hias yoni di Situs Watu Genuk melalui analisis ikonografi dan perbandingan ragam hias yoni dengan figur yang serupa. Hasil analisis menunjukkan bahwa ragam hias di bawah cerat yoni di Situs Watu Genuk tidak hanya bersifat dekoratif, namun juga memiliki makna representasi mitologi Hindu yang tercantum dalam naskah Ādiparwa seperti Samudramanthana dan Garudeya.\",\"PeriodicalId\":52718,\"journal\":{\"name\":\"Berkala Arkeologi\",\"volume\":null,\"pages\":null},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-11-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Berkala Arkeologi\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.30883/jba.v41i2.960\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Berkala Arkeologi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.30883/jba.v41i2.960","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
波约拉利Mojosongo,Kragilan,Situs Watu Genuk的Yoni是中世纪古乔瓦亲吻印度教徒布达的众多遗迹之一。yoni在烟囱底部有一个装饰物,一对拟人化的人物,乌龟和蛇。本文通过对约尼珠宝与类似人物的图像分析和比较,探讨约尼珠宝在时代遗址的意义。分析表明,西图斯·瓦图·热努克(Situs Watu Genuk)中的尤尼(yoni ceratus)下的珠宝不仅具有装饰性,而且具有萨穆德拉曼塔纳(Samudamanthana)和加鲁德亚(Garudeya)等经典中记载的印度教神话的再现意义。
Analisis ikonografi ragam hias di bawah cerat yoni di Situs Watu Genuk, Kragilan, Mojosongo, Boyolali
Yoni di Situs Watu Genuk, Kragilan, Mojosongo, Boyolali merupakan salah satu dari sekian banyak peninggalan masa Jawa Kuno bercorak Hindu-Buddha yang ada di Jawa Tengah. Yoni tersebut memiliki ragam hias di bagian bawah cerat berupa figur antropomorfik berparuh, kura-kura, dan ular. Artikel ini membahas makna dari ragam hias yoni di Situs Watu Genuk melalui analisis ikonografi dan perbandingan ragam hias yoni dengan figur yang serupa. Hasil analisis menunjukkan bahwa ragam hias di bawah cerat yoni di Situs Watu Genuk tidak hanya bersifat dekoratif, namun juga memiliki makna representasi mitologi Hindu yang tercantum dalam naskah Ādiparwa seperti Samudramanthana dan Garudeya.