{"title":"在屏幕上宣讲伊斯兰法律规则:数字化Dakwah节目中伊斯兰家庭法的保守主义","authors":"Muhammad Jihadul Hayat","doi":"10.14421/ajis.2022.602.427-466","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Conservatism on Islamic Law has been widely discussed by scholars, be it in printing media (such as fiqh works of traditional ulama, and Islamic self-help books) or in online media (such as on social media platforms containing Islamic dakwah). Their studies portray the diffusion of conservative Islamic thought from one media to another. However, among existing works, it can be said that there has not been much discussion about how this conservatism is transmitted by a mubalig (Muslim preacher) particularly about Islamic law. Considering the function of a preacher in Indonesia is significant because has long been the main mouthpiece of Islamic teaching, this paper discussed the conservatism of Islamic family law in the Mamah dan Aa Beraksi preaching program. By using qualitative content analysis, this paper argues that the sermons in the Mamah dan Aa Beraksi contain conservative view of Islamic family law. This conservatism is indicated by the sermons which tends to refer to traditional fiqh with a gender bias characteristic. This conservatism seems latent through the way the lecturers present her fatwa using short textual interpretations that represent traditional thinking more than modernism. [Konservatisme Hukum Islam telah banyak dibicarakan oleh para ulama, baik di media cetak (seperti literatur karya fikih ulama tradisional, dan buku swabantu Islami) maupun di media online (seperti di platform media sosial yang memuat dakwah Islam). Kajian mereka mempotret difusi konservatisme pemikiran Islam dari satu media ke media lainnya. Namun, di antara karya-karya yang ada, dapat dikatakan bahwa belum banyak pembahasan tentang bagaimana konservatisme itu ditransmisikan oleh seorang mubalig khususnya tentang hukum Islam. Mengingat fungsi mubalig di Indonesia cukup signifikan karena telah lama menjadi corong utama ajaran Islam kepada masyarakat, tulisan ini bertujuan untuk membahas konservatisme Hukum Keluarga Islam dalam program Mamah dan Aa Beraksi. Dengan menggunakan analisis isi kualitatif, tulisan ini berpendapat bahwa ceramah dalam program Mamah dan Aa Beraksi mengandung konservatisme Hukum Keluarga Islam. Konservatisme ini terlihat dari materi ceramah yang cenderung mengacu pada fikih tradisional dengan ciri bias gender. Konservatisme ini tampak laten melalui cara penceramah memaparkan argumentasi hukumnya dengan menggunakan interpretasi secara tekstual yang singkat, nan lebih merepresentasikan pemikiran tradisional daripada modernis.]","PeriodicalId":42231,"journal":{"name":"Al-Jamiah-Journal of Islamic Studies","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.3000,"publicationDate":"2022-11-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"Preaching Islamic Legal Rules on Screen: Conservatism on Islamic Family Law in Digital-Based Dakwah Program Mamah dan Aa Beraksi\",\"authors\":\"Muhammad Jihadul Hayat\",\"doi\":\"10.14421/ajis.2022.602.427-466\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Conservatism on Islamic Law has been widely discussed by scholars, be it in printing media (such as fiqh works of traditional ulama, and Islamic self-help books) or in online media (such as on social media platforms containing Islamic dakwah). Their studies portray the diffusion of conservative Islamic thought from one media to another. However, among existing works, it can be said that there has not been much discussion about how this conservatism is transmitted by a mubalig (Muslim preacher) particularly about Islamic law. Considering the function of a preacher in Indonesia is significant because has long been the main mouthpiece of Islamic teaching, this paper discussed the conservatism of Islamic family law in the Mamah dan Aa Beraksi preaching program. By using qualitative content analysis, this paper argues that the sermons in the Mamah dan Aa Beraksi contain conservative view of Islamic family law. This conservatism is indicated by the sermons which tends to refer to traditional fiqh with a gender bias characteristic. This conservatism seems latent through the way the lecturers present her fatwa using short textual interpretations that represent traditional thinking more than modernism. [Konservatisme Hukum Islam telah banyak dibicarakan oleh para ulama, baik di media cetak (seperti literatur karya fikih ulama tradisional, dan buku swabantu Islami) maupun di media online (seperti di platform media sosial yang memuat dakwah Islam). Kajian mereka mempotret difusi konservatisme pemikiran Islam dari satu media ke media lainnya. Namun, di antara karya-karya yang ada, dapat dikatakan bahwa belum banyak pembahasan tentang bagaimana konservatisme itu ditransmisikan oleh seorang mubalig khususnya tentang hukum Islam. Mengingat fungsi mubalig di Indonesia cukup signifikan karena telah lama menjadi corong utama ajaran Islam kepada masyarakat, tulisan ini bertujuan untuk membahas konservatisme Hukum Keluarga Islam dalam program Mamah dan Aa Beraksi. Dengan menggunakan analisis isi kualitatif, tulisan ini berpendapat bahwa ceramah dalam program Mamah dan Aa Beraksi mengandung konservatisme Hukum Keluarga Islam. Konservatisme ini terlihat dari materi ceramah yang cenderung mengacu pada fikih tradisional dengan ciri bias gender. Konservatisme ini tampak laten melalui cara penceramah memaparkan argumentasi hukumnya dengan menggunakan interpretasi secara tekstual yang singkat, nan lebih merepresentasikan pemikiran tradisional daripada modernis.]\",\"PeriodicalId\":42231,\"journal\":{\"name\":\"Al-Jamiah-Journal of Islamic Studies\",\"volume\":\" \",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.3000,\"publicationDate\":\"2022-11-29\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Al-Jamiah-Journal of Islamic Studies\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.14421/ajis.2022.602.427-466\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"0\",\"JCRName\":\"RELIGION\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Al-Jamiah-Journal of Islamic Studies","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.14421/ajis.2022.602.427-466","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"0","JCRName":"RELIGION","Score":null,"Total":0}
Preaching Islamic Legal Rules on Screen: Conservatism on Islamic Family Law in Digital-Based Dakwah Program Mamah dan Aa Beraksi
Conservatism on Islamic Law has been widely discussed by scholars, be it in printing media (such as fiqh works of traditional ulama, and Islamic self-help books) or in online media (such as on social media platforms containing Islamic dakwah). Their studies portray the diffusion of conservative Islamic thought from one media to another. However, among existing works, it can be said that there has not been much discussion about how this conservatism is transmitted by a mubalig (Muslim preacher) particularly about Islamic law. Considering the function of a preacher in Indonesia is significant because has long been the main mouthpiece of Islamic teaching, this paper discussed the conservatism of Islamic family law in the Mamah dan Aa Beraksi preaching program. By using qualitative content analysis, this paper argues that the sermons in the Mamah dan Aa Beraksi contain conservative view of Islamic family law. This conservatism is indicated by the sermons which tends to refer to traditional fiqh with a gender bias characteristic. This conservatism seems latent through the way the lecturers present her fatwa using short textual interpretations that represent traditional thinking more than modernism. [Konservatisme Hukum Islam telah banyak dibicarakan oleh para ulama, baik di media cetak (seperti literatur karya fikih ulama tradisional, dan buku swabantu Islami) maupun di media online (seperti di platform media sosial yang memuat dakwah Islam). Kajian mereka mempotret difusi konservatisme pemikiran Islam dari satu media ke media lainnya. Namun, di antara karya-karya yang ada, dapat dikatakan bahwa belum banyak pembahasan tentang bagaimana konservatisme itu ditransmisikan oleh seorang mubalig khususnya tentang hukum Islam. Mengingat fungsi mubalig di Indonesia cukup signifikan karena telah lama menjadi corong utama ajaran Islam kepada masyarakat, tulisan ini bertujuan untuk membahas konservatisme Hukum Keluarga Islam dalam program Mamah dan Aa Beraksi. Dengan menggunakan analisis isi kualitatif, tulisan ini berpendapat bahwa ceramah dalam program Mamah dan Aa Beraksi mengandung konservatisme Hukum Keluarga Islam. Konservatisme ini terlihat dari materi ceramah yang cenderung mengacu pada fikih tradisional dengan ciri bias gender. Konservatisme ini tampak laten melalui cara penceramah memaparkan argumentasi hukumnya dengan menggunakan interpretasi secara tekstual yang singkat, nan lebih merepresentasikan pemikiran tradisional daripada modernis.]