学习《古兰经》中的萨拉姆

Syamruddin Nasution, Khoiruddin Nasution
{"title":"学习《古兰经》中的萨拉姆","authors":"Syamruddin Nasution, Khoiruddin Nasution","doi":"10.24014/JUSH.V25I1.1984","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Artikel ini mengkaji nilai salam dalam al-Qur’an melalui pendekatan tafsir tematik. Dari kajian yang dilakukan terhadap aayat-ayat salam dalam al-Qur’an dapat diketahui bahwa ucapan salam sejahtera disampaikan Allah swt. kepada para nabi-Nya, antara lain, nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Harun dan Il-Yaasin, termasuk nabi Muhammad yang mereka sudah berhasil dalam menjalankan tugas masing-masing. Sebaliknya, nabi Isa menyampaikan salam do’a kepada Allah memohon keselamatan pada tiga pergantian hidup yaitu sewaktu dilahirkan, sewaktu dimatikan dan sewaktu nanti kelak menghadap Allah di padang Mahsyar. Dengan demikian, ternyata nilai salam begitu tinggi dalam pandangan Islam. Juga terdapat salam di kalangan masyarakat Jahiliyah apabila mereka bertemu dengan sesama temannya, yaitu “Hayakallah” artinya semoga umurmu panjang. Selain itu terdapat juga salam di kalangan orang Yahudi munafiq yang didasari permusuhan kepada nabi suatu salam yang tidak diajarkan Nabi kepada mereka yaitu “Assamu’alaikum” artinya semoga engkau celaka”. Seterusnya salam perdamaian diperintahkan Nabi agar disebarluaskan di kalangan masyarakat Islam dari yang muda kepada yang tua dari yang sedikit kepada yang banyak, dari yang berjalan kepada yang duduk, dari yang berkenderaan kepada yang berjalan kaki, dari yang melihat kepada yang tidak melihat, dari murid kepada guru, dari bawahan kepada atasan dan lain sebagainya. Problematika salam saat ini adalah lebih dimasyarakatkan oleh kalangan bawah dibandingkan kalangan atas sehingga hal itu menimbulkan kesan bahwa salam dalam Islam bernilai rendah padahal yang semestinya bernilai tinggi","PeriodicalId":17770,"journal":{"name":"Jurnal Ushuluddin","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2017-06-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"3","resultStr":"{\"title\":\"Mengkaji Nilai Salam Dalam Al-Qur'an (Kajian Tafsir Tematik)\",\"authors\":\"Syamruddin Nasution, Khoiruddin Nasution\",\"doi\":\"10.24014/JUSH.V25I1.1984\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Artikel ini mengkaji nilai salam dalam al-Qur’an melalui pendekatan tafsir tematik. Dari kajian yang dilakukan terhadap aayat-ayat salam dalam al-Qur’an dapat diketahui bahwa ucapan salam sejahtera disampaikan Allah swt. kepada para nabi-Nya, antara lain, nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Harun dan Il-Yaasin, termasuk nabi Muhammad yang mereka sudah berhasil dalam menjalankan tugas masing-masing. Sebaliknya, nabi Isa menyampaikan salam do’a kepada Allah memohon keselamatan pada tiga pergantian hidup yaitu sewaktu dilahirkan, sewaktu dimatikan dan sewaktu nanti kelak menghadap Allah di padang Mahsyar. Dengan demikian, ternyata nilai salam begitu tinggi dalam pandangan Islam. Juga terdapat salam di kalangan masyarakat Jahiliyah apabila mereka bertemu dengan sesama temannya, yaitu “Hayakallah” artinya semoga umurmu panjang. Selain itu terdapat juga salam di kalangan orang Yahudi munafiq yang didasari permusuhan kepada nabi suatu salam yang tidak diajarkan Nabi kepada mereka yaitu “Assamu’alaikum” artinya semoga engkau celaka”. Seterusnya salam perdamaian diperintahkan Nabi agar disebarluaskan di kalangan masyarakat Islam dari yang muda kepada yang tua dari yang sedikit kepada yang banyak, dari yang berjalan kepada yang duduk, dari yang berkenderaan kepada yang berjalan kaki, dari yang melihat kepada yang tidak melihat, dari murid kepada guru, dari bawahan kepada atasan dan lain sebagainya. Problematika salam saat ini adalah lebih dimasyarakatkan oleh kalangan bawah dibandingkan kalangan atas sehingga hal itu menimbulkan kesan bahwa salam dalam Islam bernilai rendah padahal yang semestinya bernilai tinggi\",\"PeriodicalId\":17770,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Ushuluddin\",\"volume\":null,\"pages\":null},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2017-06-21\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"3\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Ushuluddin\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.24014/JUSH.V25I1.1984\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Ushuluddin","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24014/JUSH.V25I1.1984","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 3

摘要

这篇文章通过一个主题的方法来考察《古兰经》中问候语的价值。众所周知,和平的问候来自真主。致先知中的挪亚,亚伯拉罕,摩西,亚伦,亚兹。耶稣说:“愿你在旷野得平安。”因此,事实证明,问候在伊斯兰教中的价值是如此之高。Jahiliyah的人民之间是和平的,当他们彼此见面时,也就是说,“Hayakallah”,也就是“万岁”在那些敌视先知的伪君子中间也有一句问候语。阿萨穆阿莱库姆,和平并没有教给他们。你有祸了!然后,从年轻人到老年人,从小到多,从走路到坐着,从愿意走路,从看得见的到看不见的,从学生到老师,从下到上等等,穆斯林都得到了和平。今天的问候语由下而非上更为明显,因此伊斯兰教中的问候语虽然价值很高,但价值很低。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Mengkaji Nilai Salam Dalam Al-Qur'an (Kajian Tafsir Tematik)
Artikel ini mengkaji nilai salam dalam al-Qur’an melalui pendekatan tafsir tematik. Dari kajian yang dilakukan terhadap aayat-ayat salam dalam al-Qur’an dapat diketahui bahwa ucapan salam sejahtera disampaikan Allah swt. kepada para nabi-Nya, antara lain, nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Harun dan Il-Yaasin, termasuk nabi Muhammad yang mereka sudah berhasil dalam menjalankan tugas masing-masing. Sebaliknya, nabi Isa menyampaikan salam do’a kepada Allah memohon keselamatan pada tiga pergantian hidup yaitu sewaktu dilahirkan, sewaktu dimatikan dan sewaktu nanti kelak menghadap Allah di padang Mahsyar. Dengan demikian, ternyata nilai salam begitu tinggi dalam pandangan Islam. Juga terdapat salam di kalangan masyarakat Jahiliyah apabila mereka bertemu dengan sesama temannya, yaitu “Hayakallah” artinya semoga umurmu panjang. Selain itu terdapat juga salam di kalangan orang Yahudi munafiq yang didasari permusuhan kepada nabi suatu salam yang tidak diajarkan Nabi kepada mereka yaitu “Assamu’alaikum” artinya semoga engkau celaka”. Seterusnya salam perdamaian diperintahkan Nabi agar disebarluaskan di kalangan masyarakat Islam dari yang muda kepada yang tua dari yang sedikit kepada yang banyak, dari yang berjalan kepada yang duduk, dari yang berkenderaan kepada yang berjalan kaki, dari yang melihat kepada yang tidak melihat, dari murid kepada guru, dari bawahan kepada atasan dan lain sebagainya. Problematika salam saat ini adalah lebih dimasyarakatkan oleh kalangan bawah dibandingkan kalangan atas sehingga hal itu menimbulkan kesan bahwa salam dalam Islam bernilai rendah padahal yang semestinya bernilai tinggi
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
7
审稿时长
10 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信