{"title":"安莎鲁特在印尼保持听力和指示ISIS方式的激进化","authors":"Asman Abdullah","doi":"10.14421/jsr.v12i2.1295","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This research was a case study that observed the movement of Jamaah Anshorut Tauhid. JAT movement is a jihad movement with the aim of fighting for Islamic Sharia in Indonesia. This research uses qualitative deskriptif method in direct contact with the object under study. It gives a complete picture of the phenomenon of radical Islamic JAT movements that was religiously motivated and understand the process of dynamics and the purpose of the social change that they want. The radical changes that they expect was contradict with the regime in Indonesia. The government's refreshing action accompanies every step of the JAT jihadists. In fact, excessive force often carried out by the authorities to provide a deterrent effect. But such actions only lead to jihadist heroism and reinforce their beliefs. Two things should be explained in the JAT movement, firstly, JAT involvement in Aceh military training in 2010. This military training involved cross-tanzhim jihad in Indonesia. The alumnus of this training will form a new radical network affiliated with ISIS. Second, the influence of ISIS in Indonesia caused a split in JAT. For JAT jihadi that supports ISIS still survives under the leadership of Abu Bakar Ba'asyir and Aman Abdurrahman while those who refuse to join ISIS have to get out of tanzhim. Those who came out of JAT formed a new organisation with the name of Jamaah Anshorut Syariah (JAS) under the leadership of Muhammad Achwan. Penelitian ini merupakan studi kasus yang menyorot gerakan Jamaah Anshorut Tauhid. Gerakan JAT merupakan gerakan jihad dengan tujuan memperjuangkan 214 Syariat Islam di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode deskriptik kualitatif yang bersentuhan langsung dengan obyek yang diteliti. Memberikan gambaran utuh fenomena gerakan radikal Islam JAT yang bermotif agama dan memahami proses dinamika dan tujuan dari perubahan sosial yang hendak mereka wujudkan. Perubahan radikal yang mereka harapkan bertentangan dengan rezim di Indonesia. Tindakan refresif pemerintah mengiringi setiap langkah para jihadis JAT. Bahkan kerapkali kekerasan berlebihan dilakukan aparat untuk memberikan efek jera. Tetapi tindakan seperti ini hanya menimbulkan sikap heroisme jihadis dan semakin meneguhkan keyakinan mereka. Dua hal yang patut disorot dari gerakan JAT pertama, keterlibatan JAT dalam pelatihan militer Aceh tahun 2010. Pelatihan militer ini melibatkan lintas tanzhim jihad di Indonesia. Alumni dari pelatihan ini kelak membentuk jaringan radikal baru yang berafiliasi dengan ISIS. Kedua, pengaruh ISIS di Indonesia melahirkan perpecahan bagi JAT. Bagi jihadi JAT yang mendukung ISIS tetap bertahan dibawah pimpinan Abu Bakar Ba’asyir dan Aman Abdurrahman sedangkan yang menolak bergabung dengan ISIS harus keluar dari tanzhim . Mereka yang keluar dari JAT membentuk jamaah baru dengan nama Jamaah Anshorut Syariah (JAS) dibawah pimpinan Muhammad Achwan.","PeriodicalId":55676,"journal":{"name":"Jurnal Sosiologi Reflektif","volume":"12 1","pages":"213-232"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"6","resultStr":"{\"title\":\"RADIKALISASI GERAKAN JAMAAH ANSHARUT TAUHID DAN PENGARUH ISIS DI INDONESIA\",\"authors\":\"Asman Abdullah\",\"doi\":\"10.14421/jsr.v12i2.1295\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"This research was a case study that observed the movement of Jamaah Anshorut Tauhid. JAT movement is a jihad movement with the aim of fighting for Islamic Sharia in Indonesia. This research uses qualitative deskriptif method in direct contact with the object under study. It gives a complete picture of the phenomenon of radical Islamic JAT movements that was religiously motivated and understand the process of dynamics and the purpose of the social change that they want. The radical changes that they expect was contradict with the regime in Indonesia. The government's refreshing action accompanies every step of the JAT jihadists. In fact, excessive force often carried out by the authorities to provide a deterrent effect. But such actions only lead to jihadist heroism and reinforce their beliefs. Two things should be explained in the JAT movement, firstly, JAT involvement in Aceh military training in 2010. This military training involved cross-tanzhim jihad in Indonesia. The alumnus of this training will form a new radical network affiliated with ISIS. Second, the influence of ISIS in Indonesia caused a split in JAT. For JAT jihadi that supports ISIS still survives under the leadership of Abu Bakar Ba'asyir and Aman Abdurrahman while those who refuse to join ISIS have to get out of tanzhim. Those who came out of JAT formed a new organisation with the name of Jamaah Anshorut Syariah (JAS) under the leadership of Muhammad Achwan. Penelitian ini merupakan studi kasus yang menyorot gerakan Jamaah Anshorut Tauhid. Gerakan JAT merupakan gerakan jihad dengan tujuan memperjuangkan 214 Syariat Islam di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode deskriptik kualitatif yang bersentuhan langsung dengan obyek yang diteliti. Memberikan gambaran utuh fenomena gerakan radikal Islam JAT yang bermotif agama dan memahami proses dinamika dan tujuan dari perubahan sosial yang hendak mereka wujudkan. Perubahan radikal yang mereka harapkan bertentangan dengan rezim di Indonesia. Tindakan refresif pemerintah mengiringi setiap langkah para jihadis JAT. Bahkan kerapkali kekerasan berlebihan dilakukan aparat untuk memberikan efek jera. Tetapi tindakan seperti ini hanya menimbulkan sikap heroisme jihadis dan semakin meneguhkan keyakinan mereka. Dua hal yang patut disorot dari gerakan JAT pertama, keterlibatan JAT dalam pelatihan militer Aceh tahun 2010. Pelatihan militer ini melibatkan lintas tanzhim jihad di Indonesia. Alumni dari pelatihan ini kelak membentuk jaringan radikal baru yang berafiliasi dengan ISIS. Kedua, pengaruh ISIS di Indonesia melahirkan perpecahan bagi JAT. Bagi jihadi JAT yang mendukung ISIS tetap bertahan dibawah pimpinan Abu Bakar Ba’asyir dan Aman Abdurrahman sedangkan yang menolak bergabung dengan ISIS harus keluar dari tanzhim . Mereka yang keluar dari JAT membentuk jamaah baru dengan nama Jamaah Anshorut Syariah (JAS) dibawah pimpinan Muhammad Achwan.\",\"PeriodicalId\":55676,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Sosiologi Reflektif\",\"volume\":\"12 1\",\"pages\":\"213-232\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2018-04-01\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"6\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Sosiologi Reflektif\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.14421/jsr.v12i2.1295\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Sosiologi Reflektif","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.14421/jsr.v12i2.1295","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 6
摘要
这项研究是一个观察Jamaah Ansorut Tauhid运动的案例研究。JAT运动是一个圣战运动,目的是在印度尼西亚为伊斯兰教法而战。本研究采用直接接触研究对象的定性描述方法。它完整地描述了激进伊斯兰JAT运动的现象,这些运动是出于宗教动机,并理解了他们想要的社会变革的动态过程和目的。他们所期待的激进变革与印尼政权相矛盾。政府令人耳目一新的行动伴随着JAT圣战分子的每一步。事实上,当局经常使用过度武力来提供威慑作用。但这样的行动只会导致圣战者的英雄主义,并强化他们的信仰。JAT运动应该解释两件事,第一,JAT参与了2010年的亚齐军事训练。这次军事训练涉及在印度尼西亚进行的跨坦之姆圣战。此次培训的校友将组建一个隶属于ISIS的新的激进网络。其次,ISIS在印尼的影响导致了JAT的分裂。因为支持ISIS的JAT圣战组织仍然在Abu Bakar Ba'asyir和Aman Abdurrahman的领导下生存,而那些拒绝加入ISIS的人必须离开坦日姆。那些从JAT出来的人在穆罕默德·阿赫万的领导下成立了一个名为Jamaah Ansorut Syariah(JAS)的新组织。本研究是一个破坏Tauhid Ansorut运动的案例研究。JAT运动是一个圣战运动,旨在打击印尼214个伊斯兰联盟。本研究采用了一种直接影响研究对象的定性描述方法。全面介绍了JAT的激进伊斯兰运动,该运动激发了宗教,并了解了他们想要创造的社会变革的动态过程和目的。他们所期待的激进变革与印尼政权背道而驰。政府的这一令人耳目一新的行动紧跟着JAT圣战分子的每一步。即使是反复的过度暴力,也会通过一种装置产生混蛋效应。但这种行动只会制造圣战主义的英雄主义,并强化他们的信仰。从第一次JAT运动中可以看出两件事,即JAT在2010年参与亚齐的军事训练。这次军事训练涉及印尼的坦赞圣战路线。这次训练的铝最终将形成一个新的激进网络,隶属于ISIS。其次,ISIS在印度尼西亚的影响催生了JAT的分裂。因为支持ISIS的JAT圣战组织仍然由Abu Bakar Ba'asyir和Aman Abdurrahman领导,而那些拒绝加入ISIS的人必须离开坦赞。那些离开JAT的人在穆罕默德·阿赫万的领导下形成了一个名为Jamaah Ansorut Syariah(JAS)的新时代。
RADIKALISASI GERAKAN JAMAAH ANSHARUT TAUHID DAN PENGARUH ISIS DI INDONESIA
This research was a case study that observed the movement of Jamaah Anshorut Tauhid. JAT movement is a jihad movement with the aim of fighting for Islamic Sharia in Indonesia. This research uses qualitative deskriptif method in direct contact with the object under study. It gives a complete picture of the phenomenon of radical Islamic JAT movements that was religiously motivated and understand the process of dynamics and the purpose of the social change that they want. The radical changes that they expect was contradict with the regime in Indonesia. The government's refreshing action accompanies every step of the JAT jihadists. In fact, excessive force often carried out by the authorities to provide a deterrent effect. But such actions only lead to jihadist heroism and reinforce their beliefs. Two things should be explained in the JAT movement, firstly, JAT involvement in Aceh military training in 2010. This military training involved cross-tanzhim jihad in Indonesia. The alumnus of this training will form a new radical network affiliated with ISIS. Second, the influence of ISIS in Indonesia caused a split in JAT. For JAT jihadi that supports ISIS still survives under the leadership of Abu Bakar Ba'asyir and Aman Abdurrahman while those who refuse to join ISIS have to get out of tanzhim. Those who came out of JAT formed a new organisation with the name of Jamaah Anshorut Syariah (JAS) under the leadership of Muhammad Achwan. Penelitian ini merupakan studi kasus yang menyorot gerakan Jamaah Anshorut Tauhid. Gerakan JAT merupakan gerakan jihad dengan tujuan memperjuangkan 214 Syariat Islam di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode deskriptik kualitatif yang bersentuhan langsung dengan obyek yang diteliti. Memberikan gambaran utuh fenomena gerakan radikal Islam JAT yang bermotif agama dan memahami proses dinamika dan tujuan dari perubahan sosial yang hendak mereka wujudkan. Perubahan radikal yang mereka harapkan bertentangan dengan rezim di Indonesia. Tindakan refresif pemerintah mengiringi setiap langkah para jihadis JAT. Bahkan kerapkali kekerasan berlebihan dilakukan aparat untuk memberikan efek jera. Tetapi tindakan seperti ini hanya menimbulkan sikap heroisme jihadis dan semakin meneguhkan keyakinan mereka. Dua hal yang patut disorot dari gerakan JAT pertama, keterlibatan JAT dalam pelatihan militer Aceh tahun 2010. Pelatihan militer ini melibatkan lintas tanzhim jihad di Indonesia. Alumni dari pelatihan ini kelak membentuk jaringan radikal baru yang berafiliasi dengan ISIS. Kedua, pengaruh ISIS di Indonesia melahirkan perpecahan bagi JAT. Bagi jihadi JAT yang mendukung ISIS tetap bertahan dibawah pimpinan Abu Bakar Ba’asyir dan Aman Abdurrahman sedangkan yang menolak bergabung dengan ISIS harus keluar dari tanzhim . Mereka yang keluar dari JAT membentuk jamaah baru dengan nama Jamaah Anshorut Syariah (JAS) dibawah pimpinan Muhammad Achwan.