{"title":"社会经济地位与社会资本:西爪哇省卡拉旺高中学生恃强凌弱的多因果分析","authors":"Hendri Wicaksono","doi":"10.7454/MJS.V24I1.10134","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstrak Jumlah kasus perundungan (bullying) yang tinggi di kalangan pelajar merupakan salah satu permasalahan pendidikan di Indonesia. Studi-studi sebelumnya menyatakan bahwa status sosial ekonomi (SSE), modal sosial, etnisitas dan pola asuh merupakan faktor-faktor penyebab terjadinya praktik perundungan di sekolah. Siswa dengan tingkat SSE rendah lebih sering menjadi korban perundungan dibandingkan siswa yang memiliki tingkat SSE tinggi. Begitupun dengan modal sosial, siswa yang memiliki tingkat popularitas rendah dan jaringan sosial yang lemah lebih rawan dirundung teman-temannya. Selain itu, seringkali korban perundungan juga merupakan siswa yang berasal dari etnis minoritas. Siswa yang menjadi korban perundungan juga berkaitan dengan didikan orang tua yang keras dan overprotective (melindungi secara berlebihan). Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif berupa survei dan teknik olah data regresi logistik biner, dalam artikel ini penulis hanya menggunakan dua variabel utama, yaitu SSE dan modal sosial, yang kemudian dilakukan analisis multisebab terhadap kedua variabel tersebut secara bersamaan untuk melihat faktor yang lebih dominan dalam mempengaruhi praktik perundungan di sekolah. Hasilnya menunjukkan bahwa siswa yang memiliki modal sosial rendah 6 kali lebih berpotensi menjadi korban dibandingkan dengan siswa yang memiliki modal sosial tinggi. Sementara itu, variabel tingkat SSE dinyatakan tidak berkorelasi dengan viktimisasi perundungan di SMAN X di Karawang, Jawa Barat. Oleh karena itu, variabel modal sosial diketahui merupakan faktor yang lebih dominan sebagai penyebab terjadinya praktik perundungan dibandingkan dengan variabel tingkat SSE. Abstract The high number of bullying cases among students is one of the problems of education in Indonesia. Previous studies stated that socio economic status (SES), social capital, ethnicity and parenting were the factors leading to the practice of bullying in schools. Students with low SES levels more often fall victim to bullying compared to students who have high SES levels. Likewise, with social capital, students who have a low level of popularity and weak social networks are more vulnerable of bullying from their friends.In addition, victims of bullying are often students from ethnic minorities. Students who become victims of bullying also tend to have strict and overprotective parents. By using a quantitative approach in the form of a survey and binary logistic regression data processing technique, in this article the author uses two main variables, namely SES and social capital, which is then analysed using multicausal analysis simultaneously to observe the more dominant factors in influencing the practice of bullying at school. The results show that students who have low social capital are six times more likely to be victims than students who have high social capital.Meanwhile, the SES level variable is stated not to correlate with bullying in SMAN X in Karawang, West Java. Therefore, the variable of social capital is known to be a more dominant factor as a causeof the practice of bullying compared to the variable of SES level.","PeriodicalId":31129,"journal":{"name":"Masyarakat Jurnal Sosiologi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-05-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"https://sci-hub-pdf.com/10.7454/MJS.V24I1.10134","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Socio-Economic Status and Social Capital: A Multicausal Analysis of Bullying Among Highschool Students in Karawang, West Java\",\"authors\":\"Hendri Wicaksono\",\"doi\":\"10.7454/MJS.V24I1.10134\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Abstrak Jumlah kasus perundungan (bullying) yang tinggi di kalangan pelajar merupakan salah satu permasalahan pendidikan di Indonesia. Studi-studi sebelumnya menyatakan bahwa status sosial ekonomi (SSE), modal sosial, etnisitas dan pola asuh merupakan faktor-faktor penyebab terjadinya praktik perundungan di sekolah. Siswa dengan tingkat SSE rendah lebih sering menjadi korban perundungan dibandingkan siswa yang memiliki tingkat SSE tinggi. Begitupun dengan modal sosial, siswa yang memiliki tingkat popularitas rendah dan jaringan sosial yang lemah lebih rawan dirundung teman-temannya. Selain itu, seringkali korban perundungan juga merupakan siswa yang berasal dari etnis minoritas. Siswa yang menjadi korban perundungan juga berkaitan dengan didikan orang tua yang keras dan overprotective (melindungi secara berlebihan). Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif berupa survei dan teknik olah data regresi logistik biner, dalam artikel ini penulis hanya menggunakan dua variabel utama, yaitu SSE dan modal sosial, yang kemudian dilakukan analisis multisebab terhadap kedua variabel tersebut secara bersamaan untuk melihat faktor yang lebih dominan dalam mempengaruhi praktik perundungan di sekolah. Hasilnya menunjukkan bahwa siswa yang memiliki modal sosial rendah 6 kali lebih berpotensi menjadi korban dibandingkan dengan siswa yang memiliki modal sosial tinggi. Sementara itu, variabel tingkat SSE dinyatakan tidak berkorelasi dengan viktimisasi perundungan di SMAN X di Karawang, Jawa Barat. Oleh karena itu, variabel modal sosial diketahui merupakan faktor yang lebih dominan sebagai penyebab terjadinya praktik perundungan dibandingkan dengan variabel tingkat SSE. Abstract The high number of bullying cases among students is one of the problems of education in Indonesia. Previous studies stated that socio economic status (SES), social capital, ethnicity and parenting were the factors leading to the practice of bullying in schools. Students with low SES levels more often fall victim to bullying compared to students who have high SES levels. Likewise, with social capital, students who have a low level of popularity and weak social networks are more vulnerable of bullying from their friends.In addition, victims of bullying are often students from ethnic minorities. Students who become victims of bullying also tend to have strict and overprotective parents. By using a quantitative approach in the form of a survey and binary logistic regression data processing technique, in this article the author uses two main variables, namely SES and social capital, which is then analysed using multicausal analysis simultaneously to observe the more dominant factors in influencing the practice of bullying at school. The results show that students who have low social capital are six times more likely to be victims than students who have high social capital.Meanwhile, the SES level variable is stated not to correlate with bullying in SMAN X in Karawang, West Java. Therefore, the variable of social capital is known to be a more dominant factor as a causeof the practice of bullying compared to the variable of SES level.\",\"PeriodicalId\":31129,\"journal\":{\"name\":\"Masyarakat Jurnal Sosiologi\",\"volume\":\" \",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2019-05-24\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"https://sci-hub-pdf.com/10.7454/MJS.V24I1.10134\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Masyarakat Jurnal Sosiologi\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.7454/MJS.V24I1.10134\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Masyarakat Jurnal Sosiologi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.7454/MJS.V24I1.10134","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
相比之下,学生之间的高欺凌案件数量是印尼教育问题之一。之前的研究表明,社会经济地位、社会资本、种族和教养是学校虐待行为的原因。低水平的学生比低水平的学生更容易受到虐待。与社会资本一样,受欢迎程度较低的学生和社交网络较弱的学生更容易被朋友虐待。此外,虐待受害者往往也是少数族裔学生。虐待的学生也与严厉、过度保护的父母的成长有关。通过量化方法的调查和二元物流分析技术,作者在这篇文章中只使用两个主要变量,即群体和社会资本,然后对这两个变量进行多动分析,以确定影响学校虐待行为的主导因素。结果表明,社会资本水平较低的学生比社会资本水平低6倍。与此同时,在西爪哇岛卡拉旺的斯曼X号上,变量SSE与viktishasi虐待没有关联。因此,已知的社会资本变量是造成虐待行为的主要因素,而不是群体水平的变量。忽视校园欺凌的高数字是印尼教育问题之一。前三种研究表明,社会经济地位、社会资本、经济资本和养育是导致校园欺凌行为的因素。学生的水平较低,更多的10级暴力倾向倾向于欺负有水平的学生。或许,拥有社会资本、社会网络低水平的学生,更容易从朋友那里欺凌弱小。总的来说,欺凌的受害者往往是少数几个学生。成为欺凌受害者的学生还面临着过度保护父母的问题。用a对quantitative进近in the form of a调查队和二进制logistic regression数据加工技巧,在这个文章《作家利用两个玩variables, namely SES和用multicausal分析(social capital,哪种是然后analysed simultaneously到天文dominant越factors实践》在influencing欺凌at school。结果显示,拥有低社会资本的学生往往比拥有高社会资本的学生更容易受害六倍。与此同时,在西爪哇Karawang的SMAN X中,异常水平的SES并不与欺凌相关。在此之前,社会资本的变化被认为是一个更有主见的因素,因为它导致了欺凌的行为。
Socio-Economic Status and Social Capital: A Multicausal Analysis of Bullying Among Highschool Students in Karawang, West Java
Abstrak Jumlah kasus perundungan (bullying) yang tinggi di kalangan pelajar merupakan salah satu permasalahan pendidikan di Indonesia. Studi-studi sebelumnya menyatakan bahwa status sosial ekonomi (SSE), modal sosial, etnisitas dan pola asuh merupakan faktor-faktor penyebab terjadinya praktik perundungan di sekolah. Siswa dengan tingkat SSE rendah lebih sering menjadi korban perundungan dibandingkan siswa yang memiliki tingkat SSE tinggi. Begitupun dengan modal sosial, siswa yang memiliki tingkat popularitas rendah dan jaringan sosial yang lemah lebih rawan dirundung teman-temannya. Selain itu, seringkali korban perundungan juga merupakan siswa yang berasal dari etnis minoritas. Siswa yang menjadi korban perundungan juga berkaitan dengan didikan orang tua yang keras dan overprotective (melindungi secara berlebihan). Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif berupa survei dan teknik olah data regresi logistik biner, dalam artikel ini penulis hanya menggunakan dua variabel utama, yaitu SSE dan modal sosial, yang kemudian dilakukan analisis multisebab terhadap kedua variabel tersebut secara bersamaan untuk melihat faktor yang lebih dominan dalam mempengaruhi praktik perundungan di sekolah. Hasilnya menunjukkan bahwa siswa yang memiliki modal sosial rendah 6 kali lebih berpotensi menjadi korban dibandingkan dengan siswa yang memiliki modal sosial tinggi. Sementara itu, variabel tingkat SSE dinyatakan tidak berkorelasi dengan viktimisasi perundungan di SMAN X di Karawang, Jawa Barat. Oleh karena itu, variabel modal sosial diketahui merupakan faktor yang lebih dominan sebagai penyebab terjadinya praktik perundungan dibandingkan dengan variabel tingkat SSE. Abstract The high number of bullying cases among students is one of the problems of education in Indonesia. Previous studies stated that socio economic status (SES), social capital, ethnicity and parenting were the factors leading to the practice of bullying in schools. Students with low SES levels more often fall victim to bullying compared to students who have high SES levels. Likewise, with social capital, students who have a low level of popularity and weak social networks are more vulnerable of bullying from their friends.In addition, victims of bullying are often students from ethnic minorities. Students who become victims of bullying also tend to have strict and overprotective parents. By using a quantitative approach in the form of a survey and binary logistic regression data processing technique, in this article the author uses two main variables, namely SES and social capital, which is then analysed using multicausal analysis simultaneously to observe the more dominant factors in influencing the practice of bullying at school. The results show that students who have low social capital are six times more likely to be victims than students who have high social capital.Meanwhile, the SES level variable is stated not to correlate with bullying in SMAN X in Karawang, West Java. Therefore, the variable of social capital is known to be a more dominant factor as a causeof the practice of bullying compared to the variable of SES level.