{"title":"妇女参与保健传播:家庭援助小组在加速减少东爪哇发育迟缓方面的作用","authors":"Netty Dyah Kurniasari, Emy Susanti, Y. Surya","doi":"10.20473/mgi.v17i1sp.200-210","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Perempuan dalam konstruksi masyarakat dituntut untuk mengambil peran lebih dalam urusan domestik, salah satunya adalah kesehatan keluarga. Konstruksi gender yang melekat bahwa seorang perempuan itu lebih telaten, sabar dan sikapnya yang luwes menjadikan perempuan ditunjuk sebagai agent of change dalam setiap program kesehatan. Salah satu problem nasional saaat ini yang menjadi prioritas adalah stunting. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) ditunjuk sebagai pelaksana program penururunan stunting di Indonesia. BKKBN telah membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK) untuk percepatan penurunan stunting. Tim pendamping kelurga (TPK) adalah sekelompok tenaga yang dibentuk dan terdiri dari Bidan, Kader TP PKK dan Kader KB. Mayoritas anggota TPK ini adalah perempuan. Tugas TPK ini untuk melaksanakan pendampingan meliputi penyuluhan, fasilitasi pelayanan rujukan dan fasilitasi penerimaan program bantuan sosial kepada calon pengantin/calon pasangan usia subur, ibu hamil, ibu pasca persalinan, anak usia 0-59 bulan serta melakukan surveilans keluarga berisiko stunting untuk mendeteksi dini faktor-faktor risiko stunting. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan perilaku TPK tentang tugas pokok dan fungsinya (tupoksi), serta hambatan dalam menjalankan tugas. Manfaat penelitian ini adalah menjadi masukan bagi BKKBN sebagai evaluasi kinerja lembaga TPK di tingkat desa.Metode penelitian yang dilakukan adalah wawancara dan observasi kepada TPK di beberapa kabupaten di Jawa Timur. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tim pendamping keluarga secara umum sudah mengetahui tentang peran tugas dan fungsinya. Hambatan yang dihadapi adalah dari segi geografis, anggaran, sarana dan prasarana, perilaku tidak mendukung dari masyarakat, materi pelatihan yang terlalu banyak, hambatan di server dan aplikasi Elsimil. \n ","PeriodicalId":32965,"journal":{"name":"Media Gizi Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-12-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Women in Health Communication The Role of Family Assistance Teams (TPK) in Accelerating Stunting Reduction in East Java\",\"authors\":\"Netty Dyah Kurniasari, Emy Susanti, Y. Surya\",\"doi\":\"10.20473/mgi.v17i1sp.200-210\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Perempuan dalam konstruksi masyarakat dituntut untuk mengambil peran lebih dalam urusan domestik, salah satunya adalah kesehatan keluarga. Konstruksi gender yang melekat bahwa seorang perempuan itu lebih telaten, sabar dan sikapnya yang luwes menjadikan perempuan ditunjuk sebagai agent of change dalam setiap program kesehatan. Salah satu problem nasional saaat ini yang menjadi prioritas adalah stunting. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) ditunjuk sebagai pelaksana program penururunan stunting di Indonesia. BKKBN telah membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK) untuk percepatan penurunan stunting. Tim pendamping kelurga (TPK) adalah sekelompok tenaga yang dibentuk dan terdiri dari Bidan, Kader TP PKK dan Kader KB. Mayoritas anggota TPK ini adalah perempuan. Tugas TPK ini untuk melaksanakan pendampingan meliputi penyuluhan, fasilitasi pelayanan rujukan dan fasilitasi penerimaan program bantuan sosial kepada calon pengantin/calon pasangan usia subur, ibu hamil, ibu pasca persalinan, anak usia 0-59 bulan serta melakukan surveilans keluarga berisiko stunting untuk mendeteksi dini faktor-faktor risiko stunting. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan perilaku TPK tentang tugas pokok dan fungsinya (tupoksi), serta hambatan dalam menjalankan tugas. Manfaat penelitian ini adalah menjadi masukan bagi BKKBN sebagai evaluasi kinerja lembaga TPK di tingkat desa.Metode penelitian yang dilakukan adalah wawancara dan observasi kepada TPK di beberapa kabupaten di Jawa Timur. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tim pendamping keluarga secara umum sudah mengetahui tentang peran tugas dan fungsinya. Hambatan yang dihadapi adalah dari segi geografis, anggaran, sarana dan prasarana, perilaku tidak mendukung dari masyarakat, materi pelatihan yang terlalu banyak, hambatan di server dan aplikasi Elsimil. \\n \",\"PeriodicalId\":32965,\"journal\":{\"name\":\"Media Gizi Indonesia\",\"volume\":\" \",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-12-15\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Media Gizi Indonesia\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.20473/mgi.v17i1sp.200-210\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Media Gizi Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.20473/mgi.v17i1sp.200-210","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Women in Health Communication The Role of Family Assistance Teams (TPK) in Accelerating Stunting Reduction in East Java
Perempuan dalam konstruksi masyarakat dituntut untuk mengambil peran lebih dalam urusan domestik, salah satunya adalah kesehatan keluarga. Konstruksi gender yang melekat bahwa seorang perempuan itu lebih telaten, sabar dan sikapnya yang luwes menjadikan perempuan ditunjuk sebagai agent of change dalam setiap program kesehatan. Salah satu problem nasional saaat ini yang menjadi prioritas adalah stunting. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) ditunjuk sebagai pelaksana program penururunan stunting di Indonesia. BKKBN telah membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK) untuk percepatan penurunan stunting. Tim pendamping kelurga (TPK) adalah sekelompok tenaga yang dibentuk dan terdiri dari Bidan, Kader TP PKK dan Kader KB. Mayoritas anggota TPK ini adalah perempuan. Tugas TPK ini untuk melaksanakan pendampingan meliputi penyuluhan, fasilitasi pelayanan rujukan dan fasilitasi penerimaan program bantuan sosial kepada calon pengantin/calon pasangan usia subur, ibu hamil, ibu pasca persalinan, anak usia 0-59 bulan serta melakukan surveilans keluarga berisiko stunting untuk mendeteksi dini faktor-faktor risiko stunting. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan perilaku TPK tentang tugas pokok dan fungsinya (tupoksi), serta hambatan dalam menjalankan tugas. Manfaat penelitian ini adalah menjadi masukan bagi BKKBN sebagai evaluasi kinerja lembaga TPK di tingkat desa.Metode penelitian yang dilakukan adalah wawancara dan observasi kepada TPK di beberapa kabupaten di Jawa Timur. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tim pendamping keluarga secara umum sudah mengetahui tentang peran tugas dan fungsinya. Hambatan yang dihadapi adalah dari segi geografis, anggaran, sarana dan prasarana, perilaku tidak mendukung dari masyarakat, materi pelatihan yang terlalu banyak, hambatan di server dan aplikasi Elsimil.