Selvia Eva Sabatini, Tithasiri Audi Audi Rahardjo, Vynda Ulvyana, F. Cayami, T. Winarni, Agustini Utari
{"title":"印度尼西亚唐氏综合症儿童的人体测量状况:唐氏综合症曲线与国际曲线","authors":"Selvia Eva Sabatini, Tithasiri Audi Audi Rahardjo, Vynda Ulvyana, F. Cayami, T. Winarni, Agustini Utari","doi":"10.14238/sp24.1.2022.44-50","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Latar belakang. Sindrom Down merupakan kondisi abnormalitas jumlah kromosom yang paling sering ditemui. Anak dengan sindrom Down memiliki pola pertumbuhan yang berbeda dibandingkan dengan anak pada umumnya sehingga kurva pertumbuhan standar tidak bisa diterapkan untuk anak dengan sindrom Down. Di Indonesia, kurva internasional seperti kurva WHO dan CDC sering dipakai untuk menilai pertumbuhan anak dengan sindrom Down. Tujuan. Membandingkan status antropometri anak dengan sindrom Down menggunakan kurva sindrom Down dan kurva internasional.Metode. Penelitian belah lintang dilakukan pada 100 anak dengan sindrom Down, interpretasi hasil pengukuran (Z-score) meliputi length for age (LAZ)/height for age (HAZ), weight for age (WAZ) dan body mass index (BMI) menggunakan kurva sindrom Down, kurva CDC 2000, dan kurva WHO. Analisis Anova dan Friedman dilakukan untuk membandingkan hasil pengukuran antropometri ketiga kurva.Hasil. Penelitian ini melibatkan 53 (53%) anak laki-laki dan 47 (47%) anak perempuan sindrom Down dengan median usia 1,62 tahun (min-maks 0,04-11,42). Terdapat perbedaan bermakna pada LAZ/HAZ pada ketiga kurva pertumbuhan (p=0,00). Pada interpretasi HAZ antar kurva, didapatkan perbedaan bermakna (p=0.00), tetapi tidak ditemukan perbedaan bermakna pada interpretasi status gizi dari ketiga kurva tersebut. Kesimpulan. Terdapat perbedaan status pertumbuhan anak dengan sindrom Down dengan kurva sindrom Down dan kurva internasional.","PeriodicalId":31777,"journal":{"name":"Sari Pediatri","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Status Antropometri pada Anak dengan Sindrom Down di Indonesia: Kurva Sindrom Down versus Kurva Internasional\",\"authors\":\"Selvia Eva Sabatini, Tithasiri Audi Audi Rahardjo, Vynda Ulvyana, F. Cayami, T. Winarni, Agustini Utari\",\"doi\":\"10.14238/sp24.1.2022.44-50\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Latar belakang. Sindrom Down merupakan kondisi abnormalitas jumlah kromosom yang paling sering ditemui. Anak dengan sindrom Down memiliki pola pertumbuhan yang berbeda dibandingkan dengan anak pada umumnya sehingga kurva pertumbuhan standar tidak bisa diterapkan untuk anak dengan sindrom Down. Di Indonesia, kurva internasional seperti kurva WHO dan CDC sering dipakai untuk menilai pertumbuhan anak dengan sindrom Down. Tujuan. Membandingkan status antropometri anak dengan sindrom Down menggunakan kurva sindrom Down dan kurva internasional.Metode. Penelitian belah lintang dilakukan pada 100 anak dengan sindrom Down, interpretasi hasil pengukuran (Z-score) meliputi length for age (LAZ)/height for age (HAZ), weight for age (WAZ) dan body mass index (BMI) menggunakan kurva sindrom Down, kurva CDC 2000, dan kurva WHO. Analisis Anova dan Friedman dilakukan untuk membandingkan hasil pengukuran antropometri ketiga kurva.Hasil. Penelitian ini melibatkan 53 (53%) anak laki-laki dan 47 (47%) anak perempuan sindrom Down dengan median usia 1,62 tahun (min-maks 0,04-11,42). Terdapat perbedaan bermakna pada LAZ/HAZ pada ketiga kurva pertumbuhan (p=0,00). Pada interpretasi HAZ antar kurva, didapatkan perbedaan bermakna (p=0.00), tetapi tidak ditemukan perbedaan bermakna pada interpretasi status gizi dari ketiga kurva tersebut. Kesimpulan. Terdapat perbedaan status pertumbuhan anak dengan sindrom Down dengan kurva sindrom Down dan kurva internasional.\",\"PeriodicalId\":31777,\"journal\":{\"name\":\"Sari Pediatri\",\"volume\":\" \",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-06-29\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Sari Pediatri\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.14238/sp24.1.2022.44-50\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Sari Pediatri","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.14238/sp24.1.2022.44-50","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
背景。唐氏综合症是染色体数量异常最常见的情况。与儿童相比,唐氏综合症的儿童有不同的成长模式,因此标准的成长曲线并不适用于唐氏综合症患者。在印度尼西亚,像世卫组织和CDC这样的国际曲线经常被用来评估患有唐氏综合症的儿童的成长。目标。利用唐氏综合症曲线和国际曲线来比较儿童人体测量学的状态。该项研究对100名患有唐氏综合症的儿童进行了研究,对测量结果的解释(Z-score)包括length for age (HAZ) /height for age (HAZ), weight for age (WAZ)和身体质量指数(BMI)使用了唐氏综合症曲线、CDC 2000曲线和世界卫生组织曲线。Anova和Friedman的分析是比较第三个人体测量结果。这项研究涉及53(53%)男孩和47(47%)女孩唐氏综合症,年龄为1.62岁(敏max 0.04-142)。在三种生长曲线(p= 0.00)中,LAZ/HAZ有显著差异。在HAZ对曲线的解释中,它有一个有意义的区别(p=0.00),但在对这三个曲线的营养状态的解释中没有明显的区别。结论。儿童的成长状态与唐氏综合症、唐氏综合症曲线和国际曲线是有区别的。
Status Antropometri pada Anak dengan Sindrom Down di Indonesia: Kurva Sindrom Down versus Kurva Internasional
Latar belakang. Sindrom Down merupakan kondisi abnormalitas jumlah kromosom yang paling sering ditemui. Anak dengan sindrom Down memiliki pola pertumbuhan yang berbeda dibandingkan dengan anak pada umumnya sehingga kurva pertumbuhan standar tidak bisa diterapkan untuk anak dengan sindrom Down. Di Indonesia, kurva internasional seperti kurva WHO dan CDC sering dipakai untuk menilai pertumbuhan anak dengan sindrom Down. Tujuan. Membandingkan status antropometri anak dengan sindrom Down menggunakan kurva sindrom Down dan kurva internasional.Metode. Penelitian belah lintang dilakukan pada 100 anak dengan sindrom Down, interpretasi hasil pengukuran (Z-score) meliputi length for age (LAZ)/height for age (HAZ), weight for age (WAZ) dan body mass index (BMI) menggunakan kurva sindrom Down, kurva CDC 2000, dan kurva WHO. Analisis Anova dan Friedman dilakukan untuk membandingkan hasil pengukuran antropometri ketiga kurva.Hasil. Penelitian ini melibatkan 53 (53%) anak laki-laki dan 47 (47%) anak perempuan sindrom Down dengan median usia 1,62 tahun (min-maks 0,04-11,42). Terdapat perbedaan bermakna pada LAZ/HAZ pada ketiga kurva pertumbuhan (p=0,00). Pada interpretasi HAZ antar kurva, didapatkan perbedaan bermakna (p=0.00), tetapi tidak ditemukan perbedaan bermakna pada interpretasi status gizi dari ketiga kurva tersebut. Kesimpulan. Terdapat perbedaan status pertumbuhan anak dengan sindrom Down dengan kurva sindrom Down dan kurva internasional.