{"title":"数字诠释学与古兰经注释的新面貌:印尼Facebook上的古兰经","authors":"Fadhli Lukman","doi":"10.14421/AJIS.2018.561.95-120","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The 21st history of the Qur`an sees the scripture’s contiguity with the social media technology. This paper discusses the hermeneutical configuration of the Qur`an commentary in social media, not as religious phenomena in sociological or anthropological perspective, but rather as a study of the history of exegesis. The inquiry addresses two points: the character of the Qur’an commentary presented in Facebook within the context of the modern Qur’anic commentary and the effects it carries out. The paper suggests that digital hermeneutics emerges as the step forward for popularizing commentary with its simple and straightforward presentation. Accordingly, people are now closer to Qur`anic interpretation than ever before, and therefore the upsurge of semantic function of the Qur`an is observed. At the same time, digital hermeneutics marks the phenomena of equality and democratization of participation in hermeneutical activity and the challenge on authority.[Sejarah Al-Quran abad ke-21 ditandai dengan perkawinan kitab suci ini dengan teknologi sosial media. Paper ini mendiskusikan bangunan hermeneutis tafsir Al-Quran di sosial media, bukan sebagai fenomena keberagamaan dalam nuansa sosiologis dan antropologis, melainkan sebagai studi sejarah tafsir. Ada dua hal yang dikaji: tentang karakter tafsir Al-Quran yang muncul di Facebook dalam konteks tafsir modern dan pengaruh yang dimunculkannya. Diskusi ini menyimpulkan bahwa digital hermeneutics muncul sebagai kelanjutan dari tafsir populer dengan penampilannya yang sederhana dan lugas. Oleh sebab itu, orang-orang saat ini menjadi semakin dekat dengan penafsiran Al-Quran, dan meningkatnya fungsi semantik Al-Quran menjadi jelas terlihat. Pada saat yang sama, digital hermeneutics menandai kesetaraan dan demokratisasi dalam partisipasi terhadap aktivitas hermeneutis Al-Quran dan tantangan terhadap otoritas.]","PeriodicalId":42231,"journal":{"name":"Al-Jamiah-Journal of Islamic Studies","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.3000,"publicationDate":"2018-06-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"5","resultStr":"{\"title\":\"Digital Hermeneutics and A New Face of The Qur`an Commentary: The Qur`an in Indonesian`s Facebook\",\"authors\":\"Fadhli Lukman\",\"doi\":\"10.14421/AJIS.2018.561.95-120\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"The 21st history of the Qur`an sees the scripture’s contiguity with the social media technology. This paper discusses the hermeneutical configuration of the Qur`an commentary in social media, not as religious phenomena in sociological or anthropological perspective, but rather as a study of the history of exegesis. The inquiry addresses two points: the character of the Qur’an commentary presented in Facebook within the context of the modern Qur’anic commentary and the effects it carries out. The paper suggests that digital hermeneutics emerges as the step forward for popularizing commentary with its simple and straightforward presentation. Accordingly, people are now closer to Qur`anic interpretation than ever before, and therefore the upsurge of semantic function of the Qur`an is observed. At the same time, digital hermeneutics marks the phenomena of equality and democratization of participation in hermeneutical activity and the challenge on authority.[Sejarah Al-Quran abad ke-21 ditandai dengan perkawinan kitab suci ini dengan teknologi sosial media. Paper ini mendiskusikan bangunan hermeneutis tafsir Al-Quran di sosial media, bukan sebagai fenomena keberagamaan dalam nuansa sosiologis dan antropologis, melainkan sebagai studi sejarah tafsir. Ada dua hal yang dikaji: tentang karakter tafsir Al-Quran yang muncul di Facebook dalam konteks tafsir modern dan pengaruh yang dimunculkannya. Diskusi ini menyimpulkan bahwa digital hermeneutics muncul sebagai kelanjutan dari tafsir populer dengan penampilannya yang sederhana dan lugas. Oleh sebab itu, orang-orang saat ini menjadi semakin dekat dengan penafsiran Al-Quran, dan meningkatnya fungsi semantik Al-Quran menjadi jelas terlihat. Pada saat yang sama, digital hermeneutics menandai kesetaraan dan demokratisasi dalam partisipasi terhadap aktivitas hermeneutis Al-Quran dan tantangan terhadap otoritas.]\",\"PeriodicalId\":42231,\"journal\":{\"name\":\"Al-Jamiah-Journal of Islamic Studies\",\"volume\":\" \",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.3000,\"publicationDate\":\"2018-06-14\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"5\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Al-Jamiah-Journal of Islamic Studies\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.14421/AJIS.2018.561.95-120\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"0\",\"JCRName\":\"RELIGION\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Al-Jamiah-Journal of Islamic Studies","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.14421/AJIS.2018.561.95-120","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"0","JCRName":"RELIGION","Score":null,"Total":0}
引用次数: 5
摘要
《古兰经》的21世纪历史见证了《古兰经》与社交媒体技术的紧密联系。本文不是从社会学或人类学的角度来讨论《古兰经》评论在社交媒体中的解释学配置,而是作为对训诂史的研究。调查涉及两点:在现代《古兰经》评论的背景下,Facebook上呈现的《古兰经》评论的特征及其所产生的影响。本文认为,数字解释学以其简单、直接的表达方式,作为解说学大众化的一步而出现。因此,人们比以往任何时候都更接近《古兰经》的解释,从而观察到《古兰经》语义功能的高涨。同时,数字解释学标志着参与解释学活动的平等性和民主化现象以及对权威的挑战。[Sejarah al - quuran] [qh] [qh] [qh]论文题目为《古兰经》社会学、《古兰经》社会学、《古兰经》社会学、《古兰经》人类学、《古兰经》社会学、《古兰经》社会学。Ada dua hal yang dikaji: tentenkarakter tafsir al - quuran yang muncul di Facebook dalam konteks tafsir现代dan pengaruh yang dimunculkannya。数字诠释学的翻译结果:数字诠释学的翻译结果:数字诠释学的翻译结果:数字诠释学。在《古兰经》中,在《古兰经》中,在《古兰经》中,在《古兰经》中,在《古兰经》中,在《古兰经》中,在《古兰经》中,在《古兰经》中,在《古兰经》中,在《古兰经》中,在《古兰经》中,在《古兰经》中,在《古兰经》中,在《古兰经》中,在《古兰经》中,在《古兰经》中,在《古兰经》中。[d]数字诠释学的翻译是:数字诠释学的翻译是:数字诠释学的翻译是:数字诠释学的翻译是:数字诠释学的翻译是:数字诠释学的翻译是:数字诠释学的翻译是:数字诠释学的翻译
Digital Hermeneutics and A New Face of The Qur`an Commentary: The Qur`an in Indonesian`s Facebook
The 21st history of the Qur`an sees the scripture’s contiguity with the social media technology. This paper discusses the hermeneutical configuration of the Qur`an commentary in social media, not as religious phenomena in sociological or anthropological perspective, but rather as a study of the history of exegesis. The inquiry addresses two points: the character of the Qur’an commentary presented in Facebook within the context of the modern Qur’anic commentary and the effects it carries out. The paper suggests that digital hermeneutics emerges as the step forward for popularizing commentary with its simple and straightforward presentation. Accordingly, people are now closer to Qur`anic interpretation than ever before, and therefore the upsurge of semantic function of the Qur`an is observed. At the same time, digital hermeneutics marks the phenomena of equality and democratization of participation in hermeneutical activity and the challenge on authority.[Sejarah Al-Quran abad ke-21 ditandai dengan perkawinan kitab suci ini dengan teknologi sosial media. Paper ini mendiskusikan bangunan hermeneutis tafsir Al-Quran di sosial media, bukan sebagai fenomena keberagamaan dalam nuansa sosiologis dan antropologis, melainkan sebagai studi sejarah tafsir. Ada dua hal yang dikaji: tentang karakter tafsir Al-Quran yang muncul di Facebook dalam konteks tafsir modern dan pengaruh yang dimunculkannya. Diskusi ini menyimpulkan bahwa digital hermeneutics muncul sebagai kelanjutan dari tafsir populer dengan penampilannya yang sederhana dan lugas. Oleh sebab itu, orang-orang saat ini menjadi semakin dekat dengan penafsiran Al-Quran, dan meningkatnya fungsi semantik Al-Quran menjadi jelas terlihat. Pada saat yang sama, digital hermeneutics menandai kesetaraan dan demokratisasi dalam partisipasi terhadap aktivitas hermeneutis Al-Quran dan tantangan terhadap otoritas.]