Banjimasin空气质量估计的加法和乘法指数平滑比较

Ahmad Yusuf, K. Kusrini, Alva Hendi Muhammad
{"title":"Banjimasin空气质量估计的加法和乘法指数平滑比较","authors":"Ahmad Yusuf, K. Kusrini, Alva Hendi Muhammad","doi":"10.31961/eltikom.v6i1.507","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kekhawatiran kesehatan manusia adalah salah satu konsekuensi penting dari rendahnya kualitas udara. Kondisi rendahnya kualitas udara setiap kota akan memberikan dampak jangka panjang seperti terjadinya pemanasan global serta efek rumah kaca antropogenik. Masalah kualitas udara biasanya terjadi pada daerah yang berada beberapa bagian negara seperti Pulau Kalimantan. Sebagai pulau terbesar ketiga di dunia, Kalimantan dapat dikatakan sebagai paru-paru dunia seperti permasalahan kabut asap yang menyelimuti Kota Banjarmasin pada 2019. Kondisi tersebut dapat mengakibatkan tingginya penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Pengambilan keputusan oleh pemangku kepentingan perlu dikaji secara mendalam untuk mencegah hal tersebut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah prakiraan kualitas udara yang akan terjadi. Data yang didapatkan dari BMKG Kota Banjarmasin merupakan bahan awal untuk prakiraan tersebut. Prakiraan kualitas udara akan menggunakan Triple Exponential Smoothing dengan 2 jenis pemodelan yaitu additive dan multiplicative, sehingga penelitian ini bertujuan untuk melakukan prakiraan kualitas udara di Kota Banjarmasin pada tahun 2021 dan 2022 menggunakan Additive dan Multiplicative Triple Exponential Smoothing. Pada prakiraan menggunakan metode tersebut, pembobotan pada nilai konstanta α, β, γ dapat menghasilkan nilai error yang kecil. Untuk menentukan perbandingan akurasi kedua pemodelan dilakukan dengan nilai RMSE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi kualitas udara di Banjarmasin selama 2021 dan 2022 untuk polutan CO, O3, dan PM berada pada kategori aman untuk kesehatan manusia, sedangkan untuk polutan NO2 dan SO2 dinyatakan memiliki indeks yang tinggi sehingga kualitas udara dapat membahayakan kesehatan makhluk hidup. Secara perbandingan, pemodelan multiplicative pada prakiraan CO (α = 0.5, β = 0.001, dan γ = 0.149), NO2 (α = 0.5, β = 0.024, dan γ = 0.022), dan SO2 (α = 0.5, β = 0.001, dan γ = 0.037) memiliki akurasi tinggi dan nilai error yang kecil dibandingkan dengan pemodelan additive. Sebaliknya, pemodelan additive pada O3 (α = 0.5, β = 0.001, dan γ = 0.06) dan PM (α = 0.434, β = 0.001, dan γ = 0.213) memilik akurasi tinggi dan nilai error yang rendah dibandingkan pemodelan multiplicative. Kesimpulan yang didapatkan adalah perbedaan hasil prakiraan antara pemodelan additive dan multiplicative pada prakiraan kualitas udara di Banjarmasin karena pemodelan multiplicative digunakan apabila terdapat kecenderungan atau tanda bahwa pola musiman bergantung pada ukuran data. Dengan kata lain, pola musiman membesar seiring meningkatnya ukuran data. Sedangkan model additive digunakan jika kecenderungan tersebut tidak terjadi.","PeriodicalId":33096,"journal":{"name":"Jurnal ELTIKOM Jurnal Teknik Elektro Teknologi Informasi dan Komputer","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"Perbandingan Additive dan Multiplicative Exponential Smoothing Terhadap Prakiraan Kualitas Udara di Banjarmasin\",\"authors\":\"Ahmad Yusuf, K. Kusrini, Alva Hendi Muhammad\",\"doi\":\"10.31961/eltikom.v6i1.507\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Kekhawatiran kesehatan manusia adalah salah satu konsekuensi penting dari rendahnya kualitas udara. Kondisi rendahnya kualitas udara setiap kota akan memberikan dampak jangka panjang seperti terjadinya pemanasan global serta efek rumah kaca antropogenik. Masalah kualitas udara biasanya terjadi pada daerah yang berada beberapa bagian negara seperti Pulau Kalimantan. Sebagai pulau terbesar ketiga di dunia, Kalimantan dapat dikatakan sebagai paru-paru dunia seperti permasalahan kabut asap yang menyelimuti Kota Banjarmasin pada 2019. Kondisi tersebut dapat mengakibatkan tingginya penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Pengambilan keputusan oleh pemangku kepentingan perlu dikaji secara mendalam untuk mencegah hal tersebut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah prakiraan kualitas udara yang akan terjadi. Data yang didapatkan dari BMKG Kota Banjarmasin merupakan bahan awal untuk prakiraan tersebut. Prakiraan kualitas udara akan menggunakan Triple Exponential Smoothing dengan 2 jenis pemodelan yaitu additive dan multiplicative, sehingga penelitian ini bertujuan untuk melakukan prakiraan kualitas udara di Kota Banjarmasin pada tahun 2021 dan 2022 menggunakan Additive dan Multiplicative Triple Exponential Smoothing. Pada prakiraan menggunakan metode tersebut, pembobotan pada nilai konstanta α, β, γ dapat menghasilkan nilai error yang kecil. Untuk menentukan perbandingan akurasi kedua pemodelan dilakukan dengan nilai RMSE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi kualitas udara di Banjarmasin selama 2021 dan 2022 untuk polutan CO, O3, dan PM berada pada kategori aman untuk kesehatan manusia, sedangkan untuk polutan NO2 dan SO2 dinyatakan memiliki indeks yang tinggi sehingga kualitas udara dapat membahayakan kesehatan makhluk hidup. Secara perbandingan, pemodelan multiplicative pada prakiraan CO (α = 0.5, β = 0.001, dan γ = 0.149), NO2 (α = 0.5, β = 0.024, dan γ = 0.022), dan SO2 (α = 0.5, β = 0.001, dan γ = 0.037) memiliki akurasi tinggi dan nilai error yang kecil dibandingkan dengan pemodelan additive. Sebaliknya, pemodelan additive pada O3 (α = 0.5, β = 0.001, dan γ = 0.06) dan PM (α = 0.434, β = 0.001, dan γ = 0.213) memilik akurasi tinggi dan nilai error yang rendah dibandingkan pemodelan multiplicative. Kesimpulan yang didapatkan adalah perbedaan hasil prakiraan antara pemodelan additive dan multiplicative pada prakiraan kualitas udara di Banjarmasin karena pemodelan multiplicative digunakan apabila terdapat kecenderungan atau tanda bahwa pola musiman bergantung pada ukuran data. Dengan kata lain, pola musiman membesar seiring meningkatnya ukuran data. Sedangkan model additive digunakan jika kecenderungan tersebut tidak terjadi.\",\"PeriodicalId\":33096,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal ELTIKOM Jurnal Teknik Elektro Teknologi Informasi dan Komputer\",\"volume\":\" \",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-01-01\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal ELTIKOM Jurnal Teknik Elektro Teknologi Informasi dan Komputer\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.31961/eltikom.v6i1.507\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal ELTIKOM Jurnal Teknik Elektro Teknologi Informasi dan Komputer","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.31961/eltikom.v6i1.507","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1

摘要

人类健康问题是低空气质量的重要后果之一。每个城市的低空气质量条件都会产生长期影响,如全球变暖和人为温室效应。空气质量问题通常发生在该国某些地区,如太平洋地区。作为世界第三大岛,加里曼丹可以说是世界的肺,就像2019年笼罩在班加马辛市的烟雾问题一样。这种情况会导致急性呼吸道感染(ISPA)增加。我的开发人员需要对我的决策进行彻底的测试,以防止这种情况发生。我们能做的一件事就是预测即将发生的空气质量。从班贾马辛市BMKG获得的数据是该预测的起点。空气质量预测将使用三指数平滑和两种类型的建模:加法和乘法,因此本研究旨在使用加法和乘法三指数平滑对班贾马辛市2021年和2022年的空气质量进行预测。在使用该方法的预测中,在常数α、β、γ下衰减可以产生较小的误差值。确定两个模型的准确度与RMSE值的比较。研究表明,2021年和2022年班贾马辛的CO、O3和PM污染物的空气质量状况对人类健康属于安全类别,而NO2和SO2污染物的指数较高,因此空气质量可能危及动物健康。相比之下,在CO估计值(α=0.5、β=0.001和γ=0.149)、NO2(α=0.0.5、β=0.024和γ=0.022)和SO2(α=0.50、β=0.0001和γ=0.037)处的乘法建模与加法建模相比具有高精度和小误差值。相反,O3(α=0.5,β=0.001和γ=0.06)和PM(α=0.434,β=0.0001和γ=0.213)的加法建模与乘法建模相比具有高精度和低误差值。结论是,班贾马辛空气质量预测的加法和乘法建模之间的预测结果存在差异,因为当冬季模式取决于数据大小的趋势或迹象时,会使用乘法建模。换句话说,季节的模式随着数据的增加而增长。而如果没有出现这种趋势,则使用加法模型。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Perbandingan Additive dan Multiplicative Exponential Smoothing Terhadap Prakiraan Kualitas Udara di Banjarmasin
Kekhawatiran kesehatan manusia adalah salah satu konsekuensi penting dari rendahnya kualitas udara. Kondisi rendahnya kualitas udara setiap kota akan memberikan dampak jangka panjang seperti terjadinya pemanasan global serta efek rumah kaca antropogenik. Masalah kualitas udara biasanya terjadi pada daerah yang berada beberapa bagian negara seperti Pulau Kalimantan. Sebagai pulau terbesar ketiga di dunia, Kalimantan dapat dikatakan sebagai paru-paru dunia seperti permasalahan kabut asap yang menyelimuti Kota Banjarmasin pada 2019. Kondisi tersebut dapat mengakibatkan tingginya penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Pengambilan keputusan oleh pemangku kepentingan perlu dikaji secara mendalam untuk mencegah hal tersebut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah prakiraan kualitas udara yang akan terjadi. Data yang didapatkan dari BMKG Kota Banjarmasin merupakan bahan awal untuk prakiraan tersebut. Prakiraan kualitas udara akan menggunakan Triple Exponential Smoothing dengan 2 jenis pemodelan yaitu additive dan multiplicative, sehingga penelitian ini bertujuan untuk melakukan prakiraan kualitas udara di Kota Banjarmasin pada tahun 2021 dan 2022 menggunakan Additive dan Multiplicative Triple Exponential Smoothing. Pada prakiraan menggunakan metode tersebut, pembobotan pada nilai konstanta α, β, γ dapat menghasilkan nilai error yang kecil. Untuk menentukan perbandingan akurasi kedua pemodelan dilakukan dengan nilai RMSE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi kualitas udara di Banjarmasin selama 2021 dan 2022 untuk polutan CO, O3, dan PM berada pada kategori aman untuk kesehatan manusia, sedangkan untuk polutan NO2 dan SO2 dinyatakan memiliki indeks yang tinggi sehingga kualitas udara dapat membahayakan kesehatan makhluk hidup. Secara perbandingan, pemodelan multiplicative pada prakiraan CO (α = 0.5, β = 0.001, dan γ = 0.149), NO2 (α = 0.5, β = 0.024, dan γ = 0.022), dan SO2 (α = 0.5, β = 0.001, dan γ = 0.037) memiliki akurasi tinggi dan nilai error yang kecil dibandingkan dengan pemodelan additive. Sebaliknya, pemodelan additive pada O3 (α = 0.5, β = 0.001, dan γ = 0.06) dan PM (α = 0.434, β = 0.001, dan γ = 0.213) memilik akurasi tinggi dan nilai error yang rendah dibandingkan pemodelan multiplicative. Kesimpulan yang didapatkan adalah perbedaan hasil prakiraan antara pemodelan additive dan multiplicative pada prakiraan kualitas udara di Banjarmasin karena pemodelan multiplicative digunakan apabila terdapat kecenderungan atau tanda bahwa pola musiman bergantung pada ukuran data. Dengan kata lain, pola musiman membesar seiring meningkatnya ukuran data. Sedangkan model additive digunakan jika kecenderungan tersebut tidak terjadi.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
10
审稿时长
6 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信