{"title":"穆罕默迪耶:东开普省Sidoarjo Jawa的Etography研究","authors":"Puspita Handayani, Ima Faizah, dan Mocham","doi":"10.14421/JSR.V15I1.1967","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Muhammadiyah is one of the two biggest Islamic organizations in Indonesia. Since it was founded on November 18, 1912 in Yogjakarta by K.H. Ahmad Dahlan , Muhammadiyah is known as the Islamic missionary movement of 'Amar ma'ruf nahi munkar (invit e to do good and preven t evil deeds ) to broadcast Islamic teachings from a humanist point of view and return to the Al-Qur'an and Hadith . B ecause of this model , Muhammadiyah becomes less attractive for most Muslim community, due to the religious patterns of the Javanese people that are heavily influenced by Hindu and Buddhist traditions that are mixed with in Islamic practices of Javanese Muslims . The purpose of this study is to determine the model of the Muhammadiyah religious da'wah movement in Sidoarjo Regency. By using a qualitative approach through ethnographic model, this paper aims to describe the conditions of the Muhammadiyah religious missionary movement. This research is limited to understand how the model of the Muhammadiyah religious da'wah movement at the Muhammadiyah regency and district branches in Sidoarjo Regency. T he results show that the model of the religious da'wah movement of Muhammadiyah in the regency of Sidoarjo is originated come from a social movement, namely taking real actions to help the surrounding community. Muhammadiyah merupakan salah satu dari dua organisasi Islam besar di Indonesia. Sejak didirikan pada 18 Nopember 1912 di Yogjakarta oleh K.H. Ahmad Dahlan Muhammadiyah dikenal dengan Gerakan dakwah Islam ‘Amar Ma’ruf Nahi Munkar (mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran) untuk menyiarkan ajaran Islam dari sudut pandang yang humanis dan kembali kepada Al-Qur’an dan Hadits, karena model gerakan ini membuat Muhammadiyah kurang diminati oleh masyarakat muslim pada umumnya, disebabkan pola keagamaan masyarakat Jawa yang kental dengan tradisi-tradisi peninggalan Hindu dan Budha dikolaborasi dalam nilai-nilai kerohanian Islam. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui model gerakan dakwah keagamaan Muhammadiyah di Kabupaten Sidoarjo. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif model etnografi, bertujuan untuk mendiskripsikan kondisi gerakan dakwah keagamaan Muhammadiyah. Penelitian ini dibatasi pada bagaimana model gerakan dakwah keagamaan Muhammadiyah di tingkat ranting dan cabang Muhammadiyah di Kabupaten Sidoarjo. Ternyata dari hasil penelitian bisa ditemukan model gerakan dakwah keagamaan Muhammadiyah di tingkat ranting dan Cabang berawal dari gerakan sosial, yaitu melakukan aksi-aksi nyata membantu masyarakat sekitar.","PeriodicalId":55676,"journal":{"name":"Jurnal Sosiologi Reflektif","volume":"15 1","pages":"103-116"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-11-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"MODEL GERAKAN DAKWA KEAGAMAAN MUHAMMADIYAH: Studi Etnografi di Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur\",\"authors\":\"Puspita Handayani, Ima Faizah, dan Mocham\",\"doi\":\"10.14421/JSR.V15I1.1967\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Muhammadiyah is one of the two biggest Islamic organizations in Indonesia. Since it was founded on November 18, 1912 in Yogjakarta by K.H. Ahmad Dahlan , Muhammadiyah is known as the Islamic missionary movement of 'Amar ma'ruf nahi munkar (invit e to do good and preven t evil deeds ) to broadcast Islamic teachings from a humanist point of view and return to the Al-Qur'an and Hadith . B ecause of this model , Muhammadiyah becomes less attractive for most Muslim community, due to the religious patterns of the Javanese people that are heavily influenced by Hindu and Buddhist traditions that are mixed with in Islamic practices of Javanese Muslims . The purpose of this study is to determine the model of the Muhammadiyah religious da'wah movement in Sidoarjo Regency. By using a qualitative approach through ethnographic model, this paper aims to describe the conditions of the Muhammadiyah religious missionary movement. This research is limited to understand how the model of the Muhammadiyah religious da'wah movement at the Muhammadiyah regency and district branches in Sidoarjo Regency. T he results show that the model of the religious da'wah movement of Muhammadiyah in the regency of Sidoarjo is originated come from a social movement, namely taking real actions to help the surrounding community. Muhammadiyah merupakan salah satu dari dua organisasi Islam besar di Indonesia. Sejak didirikan pada 18 Nopember 1912 di Yogjakarta oleh K.H. Ahmad Dahlan Muhammadiyah dikenal dengan Gerakan dakwah Islam ‘Amar Ma’ruf Nahi Munkar (mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran) untuk menyiarkan ajaran Islam dari sudut pandang yang humanis dan kembali kepada Al-Qur’an dan Hadits, karena model gerakan ini membuat Muhammadiyah kurang diminati oleh masyarakat muslim pada umumnya, disebabkan pola keagamaan masyarakat Jawa yang kental dengan tradisi-tradisi peninggalan Hindu dan Budha dikolaborasi dalam nilai-nilai kerohanian Islam. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui model gerakan dakwah keagamaan Muhammadiyah di Kabupaten Sidoarjo. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif model etnografi, bertujuan untuk mendiskripsikan kondisi gerakan dakwah keagamaan Muhammadiyah. Penelitian ini dibatasi pada bagaimana model gerakan dakwah keagamaan Muhammadiyah di tingkat ranting dan cabang Muhammadiyah di Kabupaten Sidoarjo. Ternyata dari hasil penelitian bisa ditemukan model gerakan dakwah keagamaan Muhammadiyah di tingkat ranting dan Cabang berawal dari gerakan sosial, yaitu melakukan aksi-aksi nyata membantu masyarakat sekitar.\",\"PeriodicalId\":55676,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Sosiologi Reflektif\",\"volume\":\"15 1\",\"pages\":\"103-116\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2020-11-09\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Sosiologi Reflektif\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.14421/JSR.V15I1.1967\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Sosiologi Reflektif","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.14421/JSR.V15I1.1967","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
Muhammadiyah是印度尼西亚最大的两个伊斯兰组织之一。自1912年11月18日由K.H.Ahmad Dahlan在Yojakarta成立以来,Muhammadiyah被称为“Amar ma'ruf nahi munkar”的伊斯兰传教运动(邀请我们行善和预防恶行),从人道主义的角度传播伊斯兰教义,并回归阿尔库安和圣训。由于这种模式,穆罕默德对大多数穆斯林社区的吸引力降低,因为爪哇人的宗教模式深受印度教和佛教传统的影响,这些传统与爪哇穆斯林的伊斯兰习俗相混合。本研究的目的是确定Sidoarjo Regency的Muhammadiyah宗教da'wah运动的模式。本文通过人种学模型,采用定性的方法来描述穆罕默德宗教传教运动的状况。本研究仅限于了解穆罕默迪耶宗教da'wah运动在穆罕默迪耶摄政区和西多阿霍摄政区的模式。结果表明,穆罕默迪耶在西多阿霍摄政时期的宗教达瓦运动模式源于一场社会运动,即采取实际行动帮助周围社区。Muhammadiyah是印度尼西亚两个伟大的伊斯兰组织之一。自1912年11月18日K.H.Ahmad Dahlan Muhammadiyah在日惹创立伊斯兰运动“Amar Ma'ruf Nahi Munkar”以来,该运动旨在从人道的角度传播伊斯兰教,并追溯到《古兰经》和《哈迪斯经》,因为这场运动的模式使穆罕默迪耶对穆斯林社会的要求降低了,因为以印度教和佛教传统为特征的爪哇社会的宗教模式在伊斯兰自豪感的价值观中得到了合作。本研究的目的是了解穆罕默迪耶在西多阿霍内阁中的宗教控诉模式。使用人种学模型的定性方法,旨在描述穆罕默德所谓的宗教运动的状况。本研究仅限于Muhammadiyah的宗教起诉模式如何处于Sidoarjo内阁中Muhammadihah的链条和分支层面。事实证明,穆罕默迪耶宗教控诉的模式可以在链条层面找到,其分支始于社会运动,即采取实际行动帮助周围社会。
MODEL GERAKAN DAKWA KEAGAMAAN MUHAMMADIYAH: Studi Etnografi di Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur
Muhammadiyah is one of the two biggest Islamic organizations in Indonesia. Since it was founded on November 18, 1912 in Yogjakarta by K.H. Ahmad Dahlan , Muhammadiyah is known as the Islamic missionary movement of 'Amar ma'ruf nahi munkar (invit e to do good and preven t evil deeds ) to broadcast Islamic teachings from a humanist point of view and return to the Al-Qur'an and Hadith . B ecause of this model , Muhammadiyah becomes less attractive for most Muslim community, due to the religious patterns of the Javanese people that are heavily influenced by Hindu and Buddhist traditions that are mixed with in Islamic practices of Javanese Muslims . The purpose of this study is to determine the model of the Muhammadiyah religious da'wah movement in Sidoarjo Regency. By using a qualitative approach through ethnographic model, this paper aims to describe the conditions of the Muhammadiyah religious missionary movement. This research is limited to understand how the model of the Muhammadiyah religious da'wah movement at the Muhammadiyah regency and district branches in Sidoarjo Regency. T he results show that the model of the religious da'wah movement of Muhammadiyah in the regency of Sidoarjo is originated come from a social movement, namely taking real actions to help the surrounding community. Muhammadiyah merupakan salah satu dari dua organisasi Islam besar di Indonesia. Sejak didirikan pada 18 Nopember 1912 di Yogjakarta oleh K.H. Ahmad Dahlan Muhammadiyah dikenal dengan Gerakan dakwah Islam ‘Amar Ma’ruf Nahi Munkar (mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran) untuk menyiarkan ajaran Islam dari sudut pandang yang humanis dan kembali kepada Al-Qur’an dan Hadits, karena model gerakan ini membuat Muhammadiyah kurang diminati oleh masyarakat muslim pada umumnya, disebabkan pola keagamaan masyarakat Jawa yang kental dengan tradisi-tradisi peninggalan Hindu dan Budha dikolaborasi dalam nilai-nilai kerohanian Islam. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui model gerakan dakwah keagamaan Muhammadiyah di Kabupaten Sidoarjo. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif model etnografi, bertujuan untuk mendiskripsikan kondisi gerakan dakwah keagamaan Muhammadiyah. Penelitian ini dibatasi pada bagaimana model gerakan dakwah keagamaan Muhammadiyah di tingkat ranting dan cabang Muhammadiyah di Kabupaten Sidoarjo. Ternyata dari hasil penelitian bisa ditemukan model gerakan dakwah keagamaan Muhammadiyah di tingkat ranting dan Cabang berawal dari gerakan sosial, yaitu melakukan aksi-aksi nyata membantu masyarakat sekitar.