{"title":"通过文化培养年轻护理人员的技能","authors":"Aulia Latifa, F. Firman., Riska Ahmad","doi":"10.23916/08748011","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Remaja memiliki beberapa tugas perkembangan, diantaranya yaitu memilih dan merencanakan karir, apabila remaja mampu menyelesaikan tugas tersebut maka dianggap telah mencapai kematangan karir. Banyak faktor yang mempengaruhi kematangan karir pada individu, salah satunya yaitu faktor eksternal berupa lingkungan sosial budaya. Suku Minangkabau dikenal budaya tinggal di surau bagi pemuda. Surau di Minangkabau selain memiliki fungsi sebagai tempat beribadah namun juga juga berfungsi sebagai lembaga pendidikan islam tradisional tidak hanya untuk meningkatkan kemampuan intelektual namun juga untuk membentuk karakter dan kepribadian pemuda Minangkabau melalui kegiatan belajar agama, nilai-nilai kehidupan, bersilat, keterampilan berkomunikasi. Kemudian pada akhir tahun 50-an, eksistensi surau di Minangkabau mulai menurun dikarenakan terjadi pergolakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatera Barat yang menimbulkan trauma psikologis bagi masyarakat Minangkabau sehingga mulai meninggalkan identitas Minangnya, salah satunya budaya tinggal di surau. Ketika zaman reformasi, melalui UU No. 22 Tahun 1999 Minangkabau kembali menggalakkan budaya tinggal di surau dengan gerakan Baliak ka Surau . Dimana dalam teknis pelaksanaannya direlevansikan dengan kemajuan zaman di abad ke-21 ini. Kajian ini menggunakan metode kepustakaan ( library research). Tujuan dari tulisan ini yaitu menyajikan analisis kematangan karir pemuda di Minangkabau melalui Budaya Baliak ka Surau. Budaya Baliak ka surau perlu kita lestarikan mengingat kompleksnya fungsi dan manfaat surau bagi pemuda Minangkabau.","PeriodicalId":93211,"journal":{"name":"Journal of school counseling : JSC","volume":"6 1","pages":"40-45"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-02-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Pembentukan kematangan karir pemuda minangkabau melalui budaya baliak ka surau\",\"authors\":\"Aulia Latifa, F. Firman., Riska Ahmad\",\"doi\":\"10.23916/08748011\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Remaja memiliki beberapa tugas perkembangan, diantaranya yaitu memilih dan merencanakan karir, apabila remaja mampu menyelesaikan tugas tersebut maka dianggap telah mencapai kematangan karir. Banyak faktor yang mempengaruhi kematangan karir pada individu, salah satunya yaitu faktor eksternal berupa lingkungan sosial budaya. Suku Minangkabau dikenal budaya tinggal di surau bagi pemuda. Surau di Minangkabau selain memiliki fungsi sebagai tempat beribadah namun juga juga berfungsi sebagai lembaga pendidikan islam tradisional tidak hanya untuk meningkatkan kemampuan intelektual namun juga untuk membentuk karakter dan kepribadian pemuda Minangkabau melalui kegiatan belajar agama, nilai-nilai kehidupan, bersilat, keterampilan berkomunikasi. Kemudian pada akhir tahun 50-an, eksistensi surau di Minangkabau mulai menurun dikarenakan terjadi pergolakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatera Barat yang menimbulkan trauma psikologis bagi masyarakat Minangkabau sehingga mulai meninggalkan identitas Minangnya, salah satunya budaya tinggal di surau. Ketika zaman reformasi, melalui UU No. 22 Tahun 1999 Minangkabau kembali menggalakkan budaya tinggal di surau dengan gerakan Baliak ka Surau . Dimana dalam teknis pelaksanaannya direlevansikan dengan kemajuan zaman di abad ke-21 ini. Kajian ini menggunakan metode kepustakaan ( library research). Tujuan dari tulisan ini yaitu menyajikan analisis kematangan karir pemuda di Minangkabau melalui Budaya Baliak ka Surau. Budaya Baliak ka surau perlu kita lestarikan mengingat kompleksnya fungsi dan manfaat surau bagi pemuda Minangkabau.\",\"PeriodicalId\":93211,\"journal\":{\"name\":\"Journal of school counseling : JSC\",\"volume\":\"6 1\",\"pages\":\"40-45\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-02-20\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Journal of school counseling : JSC\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.23916/08748011\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Journal of school counseling : JSC","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.23916/08748011","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
年轻人有一些发展任务,包括选择和计划职业,如果年轻人能够完成这项任务,他们被认为已经达到了职业的成熟。许多影响职业成熟度的因素之一是社会文化环境的外部因素。米南卡博部落以文化闻名,青年生活在苏拉鲁。Minangkabau的Surau不仅是一个崇拜的地方,而且也是一个传统的伊斯兰教育机构,不仅是为了提高学生的智力,而且是为了通过宗教学习、生活价值观、练习、沟通技巧来塑造米南卡迪人的性格和个性。然后在50年代末,由于印度尼西亚共和国西苏门答腊革命革命(PRRI)的动荡,苏拉古在米南卡卢的存在开始衰退,给米南卡卢的人民带来了心灵上的创伤。改革时期,通过1999年第22号法案,Minangkabau再次通过Baliak ka surau运动促进了苏拉古文化的发展。在技术上,它的执行与21世纪的进步相结合。本研究采用图书馆研究方法。这篇文章的目的是通过Baliak ka Surau文化对Minangkabau青年职业生涯的成熟分析。由于米南卡人的功能和好处,巴利克卡苏拉文化需要我们保持不变。
Pembentukan kematangan karir pemuda minangkabau melalui budaya baliak ka surau
Remaja memiliki beberapa tugas perkembangan, diantaranya yaitu memilih dan merencanakan karir, apabila remaja mampu menyelesaikan tugas tersebut maka dianggap telah mencapai kematangan karir. Banyak faktor yang mempengaruhi kematangan karir pada individu, salah satunya yaitu faktor eksternal berupa lingkungan sosial budaya. Suku Minangkabau dikenal budaya tinggal di surau bagi pemuda. Surau di Minangkabau selain memiliki fungsi sebagai tempat beribadah namun juga juga berfungsi sebagai lembaga pendidikan islam tradisional tidak hanya untuk meningkatkan kemampuan intelektual namun juga untuk membentuk karakter dan kepribadian pemuda Minangkabau melalui kegiatan belajar agama, nilai-nilai kehidupan, bersilat, keterampilan berkomunikasi. Kemudian pada akhir tahun 50-an, eksistensi surau di Minangkabau mulai menurun dikarenakan terjadi pergolakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatera Barat yang menimbulkan trauma psikologis bagi masyarakat Minangkabau sehingga mulai meninggalkan identitas Minangnya, salah satunya budaya tinggal di surau. Ketika zaman reformasi, melalui UU No. 22 Tahun 1999 Minangkabau kembali menggalakkan budaya tinggal di surau dengan gerakan Baliak ka Surau . Dimana dalam teknis pelaksanaannya direlevansikan dengan kemajuan zaman di abad ke-21 ini. Kajian ini menggunakan metode kepustakaan ( library research). Tujuan dari tulisan ini yaitu menyajikan analisis kematangan karir pemuda di Minangkabau melalui Budaya Baliak ka Surau. Budaya Baliak ka surau perlu kita lestarikan mengingat kompleksnya fungsi dan manfaat surau bagi pemuda Minangkabau.