{"title":"制造和改进社交媒体作为媒体推广业务KULINER TAIWAN(CHICLIN成本研究)","authors":"Veronika Ita Karina Tarigan, R. Rosdiana","doi":"10.22441/visikom.v21i01.15347","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kebiasaan ngemil sudah menjadi bagian dari rutinitas anak muda saat ini terutama Indonesia. Bukan sekedar makan makanan ringan, ngemil menjadi kegiatan yang digemari karena dirasa cocok dengan karakter anak muda atau kaum milenial. Tekanan di kampus, pekerjaan, maupun lingkungan seringkali membuat milenial dilanda stres. Banyak cara yang dilakukan untuk menghadapi stress, salah satunya adalah dengan ngemil. Di tengah kesibukan yang terus menerus membuat tertekan, milenial merasa membutuhkan camilan untuk menemaninya. Hal tersebut tentu akan berpengaruh pada pembentukan karakter yang cenderung sangat menghargai diri sendiri. Dari ngemil pula milenial bisa berinteraksi dengan teman-temannya. Berawal dari ngemil bersama, akan berlanjut pada berbincang-bincang hingga bertukar pikiran. Apalagi, milenial senang sekali menghabiskan waktu bersama teman-temannya dalam suatu kelompok. Momen itulah yang juga dimanfaatkan oleh produsen. Mengadopsi camilan ayam kriuk dari Taiwan, produsen dianggap berhasil mengambil hati para milenial dan mengembangkan waralabanya hingga mencapai 1352 titik waralaba di seluruh nusantara. Keberhasilan ini bisa dibilang merupakan kerja keras tim marketingnya yang juga kebanyakan kaum milenial dan yang juga piawai memanfaatkan Sosial media dalam pemasaran selama ini. Social media dianggap merupakan jembatan yang tepat dan pas untuk dapat terhubung dengan para pecinta kuliner dan menjual produk-produknya.","PeriodicalId":56211,"journal":{"name":"Jurnal Visi Komunikasi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-07-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"PEMANFAATAN DAN KEKUATAN MEDIA SOSIAL SEBAGAI MEDIA PROMOSI BISNIS KULINER TAIWAN (STUDI KASUS CHICLIN)\",\"authors\":\"Veronika Ita Karina Tarigan, R. Rosdiana\",\"doi\":\"10.22441/visikom.v21i01.15347\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Kebiasaan ngemil sudah menjadi bagian dari rutinitas anak muda saat ini terutama Indonesia. Bukan sekedar makan makanan ringan, ngemil menjadi kegiatan yang digemari karena dirasa cocok dengan karakter anak muda atau kaum milenial. Tekanan di kampus, pekerjaan, maupun lingkungan seringkali membuat milenial dilanda stres. Banyak cara yang dilakukan untuk menghadapi stress, salah satunya adalah dengan ngemil. Di tengah kesibukan yang terus menerus membuat tertekan, milenial merasa membutuhkan camilan untuk menemaninya. Hal tersebut tentu akan berpengaruh pada pembentukan karakter yang cenderung sangat menghargai diri sendiri. Dari ngemil pula milenial bisa berinteraksi dengan teman-temannya. Berawal dari ngemil bersama, akan berlanjut pada berbincang-bincang hingga bertukar pikiran. Apalagi, milenial senang sekali menghabiskan waktu bersama teman-temannya dalam suatu kelompok. Momen itulah yang juga dimanfaatkan oleh produsen. Mengadopsi camilan ayam kriuk dari Taiwan, produsen dianggap berhasil mengambil hati para milenial dan mengembangkan waralabanya hingga mencapai 1352 titik waralaba di seluruh nusantara. Keberhasilan ini bisa dibilang merupakan kerja keras tim marketingnya yang juga kebanyakan kaum milenial dan yang juga piawai memanfaatkan Sosial media dalam pemasaran selama ini. Social media dianggap merupakan jembatan yang tepat dan pas untuk dapat terhubung dengan para pecinta kuliner dan menjual produk-produknya.\",\"PeriodicalId\":56211,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Visi Komunikasi\",\"volume\":\" \",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-07-22\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Visi Komunikasi\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.22441/visikom.v21i01.15347\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Visi Komunikasi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22441/visikom.v21i01.15347","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
PEMANFAATAN DAN KEKUATAN MEDIA SOSIAL SEBAGAI MEDIA PROMOSI BISNIS KULINER TAIWAN (STUDI KASUS CHICLIN)
Kebiasaan ngemil sudah menjadi bagian dari rutinitas anak muda saat ini terutama Indonesia. Bukan sekedar makan makanan ringan, ngemil menjadi kegiatan yang digemari karena dirasa cocok dengan karakter anak muda atau kaum milenial. Tekanan di kampus, pekerjaan, maupun lingkungan seringkali membuat milenial dilanda stres. Banyak cara yang dilakukan untuk menghadapi stress, salah satunya adalah dengan ngemil. Di tengah kesibukan yang terus menerus membuat tertekan, milenial merasa membutuhkan camilan untuk menemaninya. Hal tersebut tentu akan berpengaruh pada pembentukan karakter yang cenderung sangat menghargai diri sendiri. Dari ngemil pula milenial bisa berinteraksi dengan teman-temannya. Berawal dari ngemil bersama, akan berlanjut pada berbincang-bincang hingga bertukar pikiran. Apalagi, milenial senang sekali menghabiskan waktu bersama teman-temannya dalam suatu kelompok. Momen itulah yang juga dimanfaatkan oleh produsen. Mengadopsi camilan ayam kriuk dari Taiwan, produsen dianggap berhasil mengambil hati para milenial dan mengembangkan waralabanya hingga mencapai 1352 titik waralaba di seluruh nusantara. Keberhasilan ini bisa dibilang merupakan kerja keras tim marketingnya yang juga kebanyakan kaum milenial dan yang juga piawai memanfaatkan Sosial media dalam pemasaran selama ini. Social media dianggap merupakan jembatan yang tepat dan pas untuk dapat terhubung dengan para pecinta kuliner dan menjual produk-produknya.