从伊斯兰教法和法律角度看以获得公民身份为目的的婚姻及其影响

Khawlah Hussein
{"title":"从伊斯兰教法和法律角度看以获得公民身份为目的的婚姻及其影响","authors":"Khawlah Hussein","doi":"10.21154/JUSTICIA.V16I1.1548","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The easiest way to obtain residency in developed countries is through marrying residents of developed countries. Nowadays, it is familiar instead of natural marriage, couples sign contracts only on paper. The parties do not intend the paper marriage to the marriage, but the parties agree on non-cohabitation either expressly or implicitly. Sharia is not permissible to conclude a marriage contract without marriage intention, and it is illegal and considered a crime in law. In case a man and a woman claim that they are a couple. This type is a claim that bears the truth and lies, and marriage is not held in both cases. Regarding visual marriage with affirmation and acceptance but without the intention of marriage, a group of contemporary scholars subjoined this type of marriage to the joking (hazl) marriage. The majority of the Hanafis scholars, Malikis, Shaafa'is, and Hanbalis, believe that it is a valid marriage that has its effects, the same as in the marriage of joking. However, another view of the Malikis in the joking marriage is that it is not valid and does not have any effects. Temporary marriage would be a mut'ah marriage if the man appeared his attempt to divorce. Finally, the researcher supports the fatwa that stated paper marriage is more like tahlil marriage, which is not meant to be valid. Cara termudah untuk mendapatkan tempat tinggal di negara-negara maju adalah melalui pernikahan dengan penduduk negara-negara maju. Saat ini, sudah umum terjadi fenomena bukan pernikahan nyata, namun pasangan menandatangani kontrak hanya di atas kertas. Akta nikah tidak dimaksudkan oleh para pihak sebagai fakta perkawinan, tetapi para pihak menyetujui bukan tentang tinggal serumah (kohabitasi) baik secara tersurat maupun tersirat. Dalam Syariah tidak diperbolehkan untuk menandatangani kontrak pernikahan tanpa niat menikah, hal itu dianggap ilegal dan dianggap sebagai kejahatan dalam hukum. Dalam kasus seorang pria dan wanita mengklaim bahwa mereka adalah pasangan. Jenis ini adalah klaim yang mengandung kebenaran dan kebohongan, dan pernikahan tidak dilakukan dalam kedua kasus tersebut. Mengenai pernikahan visual dengan penegasan dan penerimaan tetapi tanpa niat pernikahan, sekelompok sarjana kontemporer menundukkan jenis pernikahan ini dengan pernikahan bercanda (hazl). Mayoritas ulama dari Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hanbali percaya bahwa itu adalah pernikahan yang sah yang memiliki efek, sama seperti dalam pernikahan bercanda. Namun, pandangan lain dari Maliki dalam pernikahan candaan adalah bahwa itu tidak sah dan tidak memiliki efek apa pun. Pernikahan sementara adalah pernikahan mut'ah jika lelaki itu muncul dalam upayanya untuk bercerai. Akhirnya, peneliti mendukung fatwa yang menyatakan pernikahan di atas kertas lebih seperti pernikahan ‘penghalalan’ yang tidak dimaksudkan untuk pernikahan sejati ","PeriodicalId":31294,"journal":{"name":"Justicia Islamica","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-06-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Marriage for The Purpose of Obtaining Citizenship and Its Effects from A Sharia and Legal Point of View\",\"authors\":\"Khawlah Hussein\",\"doi\":\"10.21154/JUSTICIA.V16I1.1548\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"The easiest way to obtain residency in developed countries is through marrying residents of developed countries. Nowadays, it is familiar instead of natural marriage, couples sign contracts only on paper. The parties do not intend the paper marriage to the marriage, but the parties agree on non-cohabitation either expressly or implicitly. Sharia is not permissible to conclude a marriage contract without marriage intention, and it is illegal and considered a crime in law. In case a man and a woman claim that they are a couple. This type is a claim that bears the truth and lies, and marriage is not held in both cases. Regarding visual marriage with affirmation and acceptance but without the intention of marriage, a group of contemporary scholars subjoined this type of marriage to the joking (hazl) marriage. The majority of the Hanafis scholars, Malikis, Shaafa'is, and Hanbalis, believe that it is a valid marriage that has its effects, the same as in the marriage of joking. However, another view of the Malikis in the joking marriage is that it is not valid and does not have any effects. Temporary marriage would be a mut'ah marriage if the man appeared his attempt to divorce. Finally, the researcher supports the fatwa that stated paper marriage is more like tahlil marriage, which is not meant to be valid. Cara termudah untuk mendapatkan tempat tinggal di negara-negara maju adalah melalui pernikahan dengan penduduk negara-negara maju. Saat ini, sudah umum terjadi fenomena bukan pernikahan nyata, namun pasangan menandatangani kontrak hanya di atas kertas. Akta nikah tidak dimaksudkan oleh para pihak sebagai fakta perkawinan, tetapi para pihak menyetujui bukan tentang tinggal serumah (kohabitasi) baik secara tersurat maupun tersirat. Dalam Syariah tidak diperbolehkan untuk menandatangani kontrak pernikahan tanpa niat menikah, hal itu dianggap ilegal dan dianggap sebagai kejahatan dalam hukum. Dalam kasus seorang pria dan wanita mengklaim bahwa mereka adalah pasangan. Jenis ini adalah klaim yang mengandung kebenaran dan kebohongan, dan pernikahan tidak dilakukan dalam kedua kasus tersebut. Mengenai pernikahan visual dengan penegasan dan penerimaan tetapi tanpa niat pernikahan, sekelompok sarjana kontemporer menundukkan jenis pernikahan ini dengan pernikahan bercanda (hazl). Mayoritas ulama dari Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hanbali percaya bahwa itu adalah pernikahan yang sah yang memiliki efek, sama seperti dalam pernikahan bercanda. Namun, pandangan lain dari Maliki dalam pernikahan candaan adalah bahwa itu tidak sah dan tidak memiliki efek apa pun. Pernikahan sementara adalah pernikahan mut'ah jika lelaki itu muncul dalam upayanya untuk bercerai. Akhirnya, peneliti mendukung fatwa yang menyatakan pernikahan di atas kertas lebih seperti pernikahan ‘penghalalan’ yang tidak dimaksudkan untuk pernikahan sejati \",\"PeriodicalId\":31294,\"journal\":{\"name\":\"Justicia Islamica\",\"volume\":\" \",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2019-06-27\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Justicia Islamica\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.21154/JUSTICIA.V16I1.1548\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Justicia Islamica","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21154/JUSTICIA.V16I1.1548","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

在发达国家获得居留权的最简单方法是与发达国家的居民结婚。如今,人们熟悉的是,夫妻只在纸上签订合同,而不是自然婚姻。当事人并不打算以书面形式结婚,但双方明示或默示同意不同居。伊斯兰教法不允许在没有结婚意图的情况下订立婚姻合同,这是非法的,在法律上被视为犯罪。万一一个男人和一个女人声称他们是一对。这种类型的说法既有事实也有谎言,而且在这两种情况下都不成立婚姻。关于有肯定和接受但没有结婚意图的视觉婚姻,当代一批学者将这种类型的婚姻细分为开玩笑的(hazl)婚姻。哈纳菲派的大多数学者,Malikis、Shaafa'is和Hanbalis,认为这是一种有效的婚姻,有其效果,就像在开玩笑的婚姻中一样。然而,马利基夫妇在开玩笑的婚姻中的另一种观点是,这是无效的,也没有任何影响。如果男方有意离婚,那么临时婚姻就是一桩夫妻婚姻。最后,研究人员支持法特瓦的观点,即纸上婚姻更像塔利尔婚姻,这并不意味着有效。在发达国家找到住处最简单的方法就是与发达国家的人民结婚。目前,人们普遍认为,一种现象不是真正的婚姻,而是一对夫妇只在纸上签订合同。事实上,双方并不意味着结婚,但双方不同意书面或私下呆在家里。你在没有结婚的情况下签订婚姻合同是不合法的,这被认为是非法的。一对男女声称他们是一对。这种说法包含了真相和谎言,而婚姻并不是在这两种情况下都成立的。关于确认和接受但无意结婚的视觉婚姻,一群当代学生将这种婚姻置于一种有趣的婚姻(hazl)中。Hanafi、Maliki、Syafi和Hanbali的大多数科学家认为,合法的婚姻会产生影响,就像有趣的婚姻一样。然而,马利基在一场玩笑婚礼中的另一种观点是,这是非法的,根本没有任何效果。如果男方试图离婚,临时婚姻是一种无声的婚姻。最后,研究人员支持一项法律,该法律规定,纸面上的婚姻更像是一种“禁止”婚姻,而不是真正的婚姻。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Marriage for The Purpose of Obtaining Citizenship and Its Effects from A Sharia and Legal Point of View
The easiest way to obtain residency in developed countries is through marrying residents of developed countries. Nowadays, it is familiar instead of natural marriage, couples sign contracts only on paper. The parties do not intend the paper marriage to the marriage, but the parties agree on non-cohabitation either expressly or implicitly. Sharia is not permissible to conclude a marriage contract without marriage intention, and it is illegal and considered a crime in law. In case a man and a woman claim that they are a couple. This type is a claim that bears the truth and lies, and marriage is not held in both cases. Regarding visual marriage with affirmation and acceptance but without the intention of marriage, a group of contemporary scholars subjoined this type of marriage to the joking (hazl) marriage. The majority of the Hanafis scholars, Malikis, Shaafa'is, and Hanbalis, believe that it is a valid marriage that has its effects, the same as in the marriage of joking. However, another view of the Malikis in the joking marriage is that it is not valid and does not have any effects. Temporary marriage would be a mut'ah marriage if the man appeared his attempt to divorce. Finally, the researcher supports the fatwa that stated paper marriage is more like tahlil marriage, which is not meant to be valid. Cara termudah untuk mendapatkan tempat tinggal di negara-negara maju adalah melalui pernikahan dengan penduduk negara-negara maju. Saat ini, sudah umum terjadi fenomena bukan pernikahan nyata, namun pasangan menandatangani kontrak hanya di atas kertas. Akta nikah tidak dimaksudkan oleh para pihak sebagai fakta perkawinan, tetapi para pihak menyetujui bukan tentang tinggal serumah (kohabitasi) baik secara tersurat maupun tersirat. Dalam Syariah tidak diperbolehkan untuk menandatangani kontrak pernikahan tanpa niat menikah, hal itu dianggap ilegal dan dianggap sebagai kejahatan dalam hukum. Dalam kasus seorang pria dan wanita mengklaim bahwa mereka adalah pasangan. Jenis ini adalah klaim yang mengandung kebenaran dan kebohongan, dan pernikahan tidak dilakukan dalam kedua kasus tersebut. Mengenai pernikahan visual dengan penegasan dan penerimaan tetapi tanpa niat pernikahan, sekelompok sarjana kontemporer menundukkan jenis pernikahan ini dengan pernikahan bercanda (hazl). Mayoritas ulama dari Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hanbali percaya bahwa itu adalah pernikahan yang sah yang memiliki efek, sama seperti dalam pernikahan bercanda. Namun, pandangan lain dari Maliki dalam pernikahan candaan adalah bahwa itu tidak sah dan tidak memiliki efek apa pun. Pernikahan sementara adalah pernikahan mut'ah jika lelaki itu muncul dalam upayanya untuk bercerai. Akhirnya, peneliti mendukung fatwa yang menyatakan pernikahan di atas kertas lebih seperti pernikahan ‘penghalalan’ yang tidak dimaksudkan untuk pernikahan sejati 
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
10
审稿时长
3 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信