{"title":"Maslow需要理论为印尼堕胎预防理由合理化","authors":"Yurika Fauzia Wardhani, O. Oktarina","doi":"10.22435/hsr.v22i3.1354","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The high rate of abortion in Indonesia makes abortion “buah simalakama”. On the one hand, abortion for non-medical reasons is strictly forbidden, but on the other hand illegal abortion increases mortality due to lack of medical facilities and infrastructure because most illegal abortions are done in traditional ways. The World Health Organization (WHO) determines that abortion is a reproductive health problem that needs attention and is a cause of suffering for women throughout the world. This study will analyze Maslow’s Theory of Needs as a rationalization of the reasons for informants to have an abortion. The method used is case analysis based on Maslow’s Theory of Needs. The results showed that, of the 131 informants who had an abortion to meet their security needs (both literally, fi nancially and otherwise) 48%, love / social needs were 37%, to meet physiological needs of 14.5%. Actions taken by informants for abortion were taking drugs 23%, drinking herbal medicine 9.2%, eating pineapple 3.8%, 2.3% vaginal medicine, 1.5% massage, 1.5% midwife consul, eating “tape” 0.76%, looking for health services 0.76%, while those who have not tried 21.4% and those who did not answer 35.9%. It was concluded that Maslow’s Needs Theory could be used to rationalize the reasons for informants having an abortion. \nAbstrak \nTingginya angka aborsi di Indonesia menjadikan aborsi sebagai buah simalakama. Di satu sisi aborsi dengan alasan non medik dilarang keras, namun di sisi lain aborsi ilegal menjadi marak dan meningkatkan angka kematian. Kurangnya sarana dan prasarana medis menjadi penyebabnya karena sebagian besar aborsi ilegal dilakukan dengan cara tradisional. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menentukan bahwa aborsi termasuk dalam masalah kesehatan reproduksi yang perlu mendapatkan perhatian dan merupakan penyebab penderitaan wanita di seluruh dunia. Penelitian ini akan menganalisis Teori Kebutuhan Maslow sebagai rasionalisasi alasan informan untuk melakukan aborsi. Metode yang dilakukan adalah analisis kasus berdasar Teori Kebutuhan Maslow. Hasil menunjukkan bahwa, dari 131 informan melakukan aborsi untuk memenuhi kebutuhan rasa aman (baik secara harafi ah, fi nancial, maupun lainnya) 48%, kebutuhan cinta/sosial 37%, untuk memenuhi kebutuhan fi siologis 14,5%. Tindakan yang dilakukan informan untuk aborsi adalah dengan minum obat-obatan 23%, minum jamu 9,2%, makan nanas 3,8%, obat pervaginam 2,3%, pijat 1,5%, konsul bidan 1,5%, makan tape 0,76%, mencari pelayanan kesehatan 0,76%, sedangkan yang belum berupaya 21,4% dan yang tidak menjawab 35,9%. Disimpulkan bahwa Teori Kebutuhan Maslow dapat digunakan untuk merasionalisasi alasan informan melakukan aborsi.","PeriodicalId":42108,"journal":{"name":"Buletin Penelitian Sistem Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.1000,"publicationDate":"2019-11-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Teori Kebutuhan Maslow Sebagai Rasionalisasi Pencegahan Kasus Aborsi Di Indonesia\",\"authors\":\"Yurika Fauzia Wardhani, O. Oktarina\",\"doi\":\"10.22435/hsr.v22i3.1354\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"The high rate of abortion in Indonesia makes abortion “buah simalakama”. On the one hand, abortion for non-medical reasons is strictly forbidden, but on the other hand illegal abortion increases mortality due to lack of medical facilities and infrastructure because most illegal abortions are done in traditional ways. The World Health Organization (WHO) determines that abortion is a reproductive health problem that needs attention and is a cause of suffering for women throughout the world. This study will analyze Maslow’s Theory of Needs as a rationalization of the reasons for informants to have an abortion. The method used is case analysis based on Maslow’s Theory of Needs. The results showed that, of the 131 informants who had an abortion to meet their security needs (both literally, fi nancially and otherwise) 48%, love / social needs were 37%, to meet physiological needs of 14.5%. Actions taken by informants for abortion were taking drugs 23%, drinking herbal medicine 9.2%, eating pineapple 3.8%, 2.3% vaginal medicine, 1.5% massage, 1.5% midwife consul, eating “tape” 0.76%, looking for health services 0.76%, while those who have not tried 21.4% and those who did not answer 35.9%. It was concluded that Maslow’s Needs Theory could be used to rationalize the reasons for informants having an abortion. \\nAbstrak \\nTingginya angka aborsi di Indonesia menjadikan aborsi sebagai buah simalakama. Di satu sisi aborsi dengan alasan non medik dilarang keras, namun di sisi lain aborsi ilegal menjadi marak dan meningkatkan angka kematian. Kurangnya sarana dan prasarana medis menjadi penyebabnya karena sebagian besar aborsi ilegal dilakukan dengan cara tradisional. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menentukan bahwa aborsi termasuk dalam masalah kesehatan reproduksi yang perlu mendapatkan perhatian dan merupakan penyebab penderitaan wanita di seluruh dunia. Penelitian ini akan menganalisis Teori Kebutuhan Maslow sebagai rasionalisasi alasan informan untuk melakukan aborsi. Metode yang dilakukan adalah analisis kasus berdasar Teori Kebutuhan Maslow. Hasil menunjukkan bahwa, dari 131 informan melakukan aborsi untuk memenuhi kebutuhan rasa aman (baik secara harafi ah, fi nancial, maupun lainnya) 48%, kebutuhan cinta/sosial 37%, untuk memenuhi kebutuhan fi siologis 14,5%. Tindakan yang dilakukan informan untuk aborsi adalah dengan minum obat-obatan 23%, minum jamu 9,2%, makan nanas 3,8%, obat pervaginam 2,3%, pijat 1,5%, konsul bidan 1,5%, makan tape 0,76%, mencari pelayanan kesehatan 0,76%, sedangkan yang belum berupaya 21,4% dan yang tidak menjawab 35,9%. Disimpulkan bahwa Teori Kebutuhan Maslow dapat digunakan untuk merasionalisasi alasan informan melakukan aborsi.\",\"PeriodicalId\":42108,\"journal\":{\"name\":\"Buletin Penelitian Sistem Kesehatan\",\"volume\":null,\"pages\":null},\"PeriodicalIF\":0.1000,\"publicationDate\":\"2019-11-13\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Buletin Penelitian Sistem Kesehatan\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.22435/hsr.v22i3.1354\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Buletin Penelitian Sistem Kesehatan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22435/hsr.v22i3.1354","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
印度尼西亚的高堕胎率使堕胎成为“buah simalakama”。一方面,非医疗原因的堕胎是严格禁止的,但另一方面,由于大多数非法堕胎是以传统方式进行的,由于缺乏医疗设施和基础设施,非法堕胎增加了死亡率。世界卫生组织(卫生组织)确定,堕胎是一个需要引起注意的生殖健康问题,是全世界妇女痛苦的一个原因。本研究将分析马斯洛的需求理论作为举报人堕胎原因的合理化。使用的方法是基于马斯洛需求理论的案例分析。结果显示,在131名堕胎者中,有48%的人堕胎是为了满足他们的安全需求(包括字面上、经济上和其他方面),37%的人堕胎是为了满足爱情/社会需求,14.5%的人堕胎是为了满足生理需求。被调查者在堕胎过程中采取的行动为:服药23%、喝草药9.2%、吃菠萝3.8%、阴道用药2.3%、按摩1.5%、助产士咨询1.5%、吃“胶带”0.76%、寻求卫生服务0.76%,未尝试者21.4%,未回答者35.9%。结论是,马斯洛的需求理论可以用来合理化告密者堕胎的原因。【摘要】印度尼西亚Tingginya angka borsi, menjadikan borsi sebagai buah simalakama。我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是。Kurangnya sarana dan prasarana mediis menjadi penyebabnya karena sebagian besar borsi非法的dilakukan dengan cara传统。尼泊尔卫生组织(世卫组织):尼泊尔卫生组织(世卫组织):尼泊尔卫生组织(世卫组织):尼泊尔卫生组织(世卫组织):尼泊尔卫生组织(世卫组织):尼泊尔卫生组织(世卫组织)马斯洛(Maslow):从心理学的角度看,这是一种理性分析。马斯洛的数据分析方法。Hasil menunjukkan bahwa, dari 131 informan melakukan aborsi untuk memenuhi kebutuhan rasa aman (baik secara harafi ah,金融,maupun lainnya) 48%, kebutuhan cinta/ social 37%, untuk memuhi kebutuhan fi生物学14.5%。Tindakan yang dilakukan informan untuk aborsi adalah dengan minum obat-obatan 23%, minum jamu 9,2%, makan nanas 3,8%, obat pervaginam 2,3%, pijat 1,5%, konsul bidan 1,5%, makan tape 0,76%, menari pelayanan kesehatan 0,76%, sedangkan yang belum berupaya 21,4% dan yang tidak menjawab 35,9%。dispulpulkan bahwa Teori Kebutuhan Maslow dapat digunakan untuk merasionalisan informan melakukan aborsi。
Teori Kebutuhan Maslow Sebagai Rasionalisasi Pencegahan Kasus Aborsi Di Indonesia
The high rate of abortion in Indonesia makes abortion “buah simalakama”. On the one hand, abortion for non-medical reasons is strictly forbidden, but on the other hand illegal abortion increases mortality due to lack of medical facilities and infrastructure because most illegal abortions are done in traditional ways. The World Health Organization (WHO) determines that abortion is a reproductive health problem that needs attention and is a cause of suffering for women throughout the world. This study will analyze Maslow’s Theory of Needs as a rationalization of the reasons for informants to have an abortion. The method used is case analysis based on Maslow’s Theory of Needs. The results showed that, of the 131 informants who had an abortion to meet their security needs (both literally, fi nancially and otherwise) 48%, love / social needs were 37%, to meet physiological needs of 14.5%. Actions taken by informants for abortion were taking drugs 23%, drinking herbal medicine 9.2%, eating pineapple 3.8%, 2.3% vaginal medicine, 1.5% massage, 1.5% midwife consul, eating “tape” 0.76%, looking for health services 0.76%, while those who have not tried 21.4% and those who did not answer 35.9%. It was concluded that Maslow’s Needs Theory could be used to rationalize the reasons for informants having an abortion.
Abstrak
Tingginya angka aborsi di Indonesia menjadikan aborsi sebagai buah simalakama. Di satu sisi aborsi dengan alasan non medik dilarang keras, namun di sisi lain aborsi ilegal menjadi marak dan meningkatkan angka kematian. Kurangnya sarana dan prasarana medis menjadi penyebabnya karena sebagian besar aborsi ilegal dilakukan dengan cara tradisional. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menentukan bahwa aborsi termasuk dalam masalah kesehatan reproduksi yang perlu mendapatkan perhatian dan merupakan penyebab penderitaan wanita di seluruh dunia. Penelitian ini akan menganalisis Teori Kebutuhan Maslow sebagai rasionalisasi alasan informan untuk melakukan aborsi. Metode yang dilakukan adalah analisis kasus berdasar Teori Kebutuhan Maslow. Hasil menunjukkan bahwa, dari 131 informan melakukan aborsi untuk memenuhi kebutuhan rasa aman (baik secara harafi ah, fi nancial, maupun lainnya) 48%, kebutuhan cinta/sosial 37%, untuk memenuhi kebutuhan fi siologis 14,5%. Tindakan yang dilakukan informan untuk aborsi adalah dengan minum obat-obatan 23%, minum jamu 9,2%, makan nanas 3,8%, obat pervaginam 2,3%, pijat 1,5%, konsul bidan 1,5%, makan tape 0,76%, mencari pelayanan kesehatan 0,76%, sedangkan yang belum berupaya 21,4% dan yang tidak menjawab 35,9%. Disimpulkan bahwa Teori Kebutuhan Maslow dapat digunakan untuk merasionalisasi alasan informan melakukan aborsi.