{"title":"木薯淀粉的添加对Perhutani柚木枝条废物特性的影响(JPP)","authors":"Santiyo Wibowo","doi":"10.22146/jik.v16i1.1807","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pada pengusahaan hutan tanaman jati plus perhutani (JPP) terdapat siklus penjarangan tanaman pada umur tertentu agar dihasilkan pertumbuhan tanaman yang optimal pada tanaman jati lainnya. Limbah kayu hasil penjarangan berupa bagian ujung pohon dan percabangan/ranting umumnya hanya dimanfaatkan sebagai kayu bakar. Salah satu usaha diversifikasi pemanfaatan kayu JPP hasil penjarangan adalah mengolahnya menjadi pelet kayu. Bahan baku yang digunakan merupakan kayu jati penjarangan berusia 10 tahun dan berasal dari Perhutani KPH Pemalang Jawa Tengah. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memperoleh informasi tentang pengaruh penambahan tepung tapioka terhadap kualitas pelet kayu dari limbah cabang kayu jati. Pada kegiatan ini pembuatan pelet dilakukan dengan cara tanpa penambahan tepung tapioka dan penambahan tapioka 2,5%, 5%, 7,5% dan 10% b/b. Hasil kegiatan diperoleh informasi bahwa limbah cabang kayu jati plus hasil penjarangan dapat digunakan sebagai bahan baku pelet kayu dengan karakteristik yaitu kadar air 6,51-6,97% %, zat terbang 76,01-77,37%, kadar abu 1.37-1.67%, karbon terikat 14,74-15,49%, kerapatan 1,14-1,31 g/cm3 dan nilai kalor 4192-4319,67 kal/g. Hasil analisis menunjukkan semua parameter memenuhi SNI 8021-2014 kecuali kadar abu pada kontrol dan tapioka 2,5%.","PeriodicalId":31295,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kehutanan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-03-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Pengaruh Penambahan Tepung Tapioka Pada Karakteristik Pelet Kayu dari Limbah Cabang Kayu Jati Perhutani Plus (JPP)\",\"authors\":\"Santiyo Wibowo\",\"doi\":\"10.22146/jik.v16i1.1807\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Pada pengusahaan hutan tanaman jati plus perhutani (JPP) terdapat siklus penjarangan tanaman pada umur tertentu agar dihasilkan pertumbuhan tanaman yang optimal pada tanaman jati lainnya. Limbah kayu hasil penjarangan berupa bagian ujung pohon dan percabangan/ranting umumnya hanya dimanfaatkan sebagai kayu bakar. Salah satu usaha diversifikasi pemanfaatan kayu JPP hasil penjarangan adalah mengolahnya menjadi pelet kayu. Bahan baku yang digunakan merupakan kayu jati penjarangan berusia 10 tahun dan berasal dari Perhutani KPH Pemalang Jawa Tengah. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memperoleh informasi tentang pengaruh penambahan tepung tapioka terhadap kualitas pelet kayu dari limbah cabang kayu jati. Pada kegiatan ini pembuatan pelet dilakukan dengan cara tanpa penambahan tepung tapioka dan penambahan tapioka 2,5%, 5%, 7,5% dan 10% b/b. Hasil kegiatan diperoleh informasi bahwa limbah cabang kayu jati plus hasil penjarangan dapat digunakan sebagai bahan baku pelet kayu dengan karakteristik yaitu kadar air 6,51-6,97% %, zat terbang 76,01-77,37%, kadar abu 1.37-1.67%, karbon terikat 14,74-15,49%, kerapatan 1,14-1,31 g/cm3 dan nilai kalor 4192-4319,67 kal/g. Hasil analisis menunjukkan semua parameter memenuhi SNI 8021-2014 kecuali kadar abu pada kontrol dan tapioka 2,5%.\",\"PeriodicalId\":31295,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Ilmu Kehutanan\",\"volume\":\" \",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-03-08\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Ilmu Kehutanan\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.22146/jik.v16i1.1807\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Ilmu Kehutanan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22146/jik.v16i1.1807","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
在房地产林业加林业(JPP)中,在某些年龄段存在作物稀缺的循环,以在其他房地产植物上产生最佳的作物生长。采伐是树的尽头,它的普通树枝只用作木柴。其中一次尝试使JPP木材的使用多样化,很少将其转化为木瓦。默认使用的材料是在一所有10年历史的监狱中发现的木材,来自Mid Care KPH Forest。该活动的目的是获得有关添加木薯粉对废树枝木屑颗粒质量影响的信息。在该活动中,以不添加木薯淀粉板和添加2.5%、5%、7.5%和10%b/b的木薯淀粉的方式进行制膜。活动结果表明,实木树枝的废弃物加上罕见的结果,可以用作木胶合板,其特征含水率为6.51-6.97%,挥发性物质为76.01-77.37%,灰分为1.37-1.67%,粘结碳为14.74-15.49%,密度为1.14-13.31g/cm3,热值为4192-4319.67kal/g。分析表明,除对照和木薯粉的灰率为2.5%外,其余参数均符合SNI 8021-2014标准。
Pengaruh Penambahan Tepung Tapioka Pada Karakteristik Pelet Kayu dari Limbah Cabang Kayu Jati Perhutani Plus (JPP)
Pada pengusahaan hutan tanaman jati plus perhutani (JPP) terdapat siklus penjarangan tanaman pada umur tertentu agar dihasilkan pertumbuhan tanaman yang optimal pada tanaman jati lainnya. Limbah kayu hasil penjarangan berupa bagian ujung pohon dan percabangan/ranting umumnya hanya dimanfaatkan sebagai kayu bakar. Salah satu usaha diversifikasi pemanfaatan kayu JPP hasil penjarangan adalah mengolahnya menjadi pelet kayu. Bahan baku yang digunakan merupakan kayu jati penjarangan berusia 10 tahun dan berasal dari Perhutani KPH Pemalang Jawa Tengah. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memperoleh informasi tentang pengaruh penambahan tepung tapioka terhadap kualitas pelet kayu dari limbah cabang kayu jati. Pada kegiatan ini pembuatan pelet dilakukan dengan cara tanpa penambahan tepung tapioka dan penambahan tapioka 2,5%, 5%, 7,5% dan 10% b/b. Hasil kegiatan diperoleh informasi bahwa limbah cabang kayu jati plus hasil penjarangan dapat digunakan sebagai bahan baku pelet kayu dengan karakteristik yaitu kadar air 6,51-6,97% %, zat terbang 76,01-77,37%, kadar abu 1.37-1.67%, karbon terikat 14,74-15,49%, kerapatan 1,14-1,31 g/cm3 dan nilai kalor 4192-4319,67 kal/g. Hasil analisis menunjukkan semua parameter memenuhi SNI 8021-2014 kecuali kadar abu pada kontrol dan tapioka 2,5%.