{"title":"负责任的研究","authors":"Muhammad Lufika Tondi, Tri Woro Setiati","doi":"10.26418/lantang.v9i1.47928","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Dalam beberapa tahun terakhir, para perencana pembangunan menyatakan bahwa analisa kebutuhan gender sangat penting untuk dilakukan dalam setiap perencanaan pembangunan dan di integrasikan dalam setiap proyek pembangunan. Setiap proses analisa kebutuhan gender dan bagaimana mengintegrasikannya terhadap proyek perencanaan dan pembangunan berdasarkan bagaimana respon terhadap prioritas kebutuhan semua gender dengan memperhatikan dampak positif dan dampak negatif yang di timbulkan dan bagaimana pengaruhnya pada setiap gender. Salah satu tujuan dalam pembangunan fisik pusat suatu kota adalah terciptanya suatu ruang publik masyarakat yang responsif gender yang bisa berfungsi sebagai wadah perempuan beraktifitas dan berkegiatan sosialisasi. Kota Palembang sebagai salah satu kota yang memiliki beberapa Ruang Terbuka Publik (RTP) yang digunakan oleh banyak kaum perempuan yang pada awal perencanaan mungkin tidak dilakukan analisa responsif gender. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif deskriptif dengan menentukan variabel berdasarkan ketersedian “kriteria responsif gender” di Ruang Terbuka Publik tersebut, lalu melihat bagaimana respon elemen ruang terbuka publik terhadap “kriteria responsif gender” apakah sudah sesuai responsif gender. Dari hasil penelitian memperlihatkan bahwa elemen-elemen tersebut sebagian besar belum merespon dan memenuhi kebutuhan spesifik gender perempuan sehingga perempuan belum bisa maksimal menggunakan RTP Tersebut. Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi landasan baru untuk melakukan perbaikan pembangunan ruang terbuka publik terutama di kota Palembang Khususnya. STUDY OF THE ELEMENTS OF PUBLIC OPEN SPACE BASED ON GENDER-RESPONSIVE (CASE STUDY ON JALAN JENDRAL SUDIRMAN PALEMBANG CORRIDOR)In recent years, development planners have stated that gender needs analysis is critical to be carried out in every development planning and integrated into every development project. Each gender needs an analysis process. Incorporating it into planning and development projects is based on how it responds to the priority needs of all genders by paying attention to the positive and negative impacts that arise and how they affect each gender. One of the goals of the physical development of the center of a city is to create a gender-responsive public space that can function as a forum for women to carry out activities and socialize activities. The city of Palembang, as one of the cities with several public open spaces used by many women at the beginning of planning, may not have done a Gender-responsive analysis. This research was conducted with qualitative descriptive approaches by determining the variables based on the availability of \"gender-responsive criteria\" in the Public Open Space, then seeing how the response of elements of public open space to \"gender-responsive criteria\" was gender-responsive. The study results show that most of these elements have not responded to and fulfilled the specific needs of women's gender, so women have not been able to use the RTP optimally. The results of this study are expected to be a new basis for improving the development of public open spaces, especially in the city of Palembang in particular.","PeriodicalId":31830,"journal":{"name":"Langkau Betang Jurnal Arsitektur","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-04-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"STUDI ELEMEN RUANG TERBUKA PUBLIK TERHADAP RESPONSIF GENDER (STUDI KASUS KORIDOR JALAN JENDRAL SUDIRMAN KOTA PALEMBANG)\",\"authors\":\"Muhammad Lufika Tondi, Tri Woro Setiati\",\"doi\":\"10.26418/lantang.v9i1.47928\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Dalam beberapa tahun terakhir, para perencana pembangunan menyatakan bahwa analisa kebutuhan gender sangat penting untuk dilakukan dalam setiap perencanaan pembangunan dan di integrasikan dalam setiap proyek pembangunan. Setiap proses analisa kebutuhan gender dan bagaimana mengintegrasikannya terhadap proyek perencanaan dan pembangunan berdasarkan bagaimana respon terhadap prioritas kebutuhan semua gender dengan memperhatikan dampak positif dan dampak negatif yang di timbulkan dan bagaimana pengaruhnya pada setiap gender. Salah satu tujuan dalam pembangunan fisik pusat suatu kota adalah terciptanya suatu ruang publik masyarakat yang responsif gender yang bisa berfungsi sebagai wadah perempuan beraktifitas dan berkegiatan sosialisasi. Kota Palembang sebagai salah satu kota yang memiliki beberapa Ruang Terbuka Publik (RTP) yang digunakan oleh banyak kaum perempuan yang pada awal perencanaan mungkin tidak dilakukan analisa responsif gender. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif deskriptif dengan menentukan variabel berdasarkan ketersedian “kriteria responsif gender” di Ruang Terbuka Publik tersebut, lalu melihat bagaimana respon elemen ruang terbuka publik terhadap “kriteria responsif gender” apakah sudah sesuai responsif gender. Dari hasil penelitian memperlihatkan bahwa elemen-elemen tersebut sebagian besar belum merespon dan memenuhi kebutuhan spesifik gender perempuan sehingga perempuan belum bisa maksimal menggunakan RTP Tersebut. Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi landasan baru untuk melakukan perbaikan pembangunan ruang terbuka publik terutama di kota Palembang Khususnya. STUDY OF THE ELEMENTS OF PUBLIC OPEN SPACE BASED ON GENDER-RESPONSIVE (CASE STUDY ON JALAN JENDRAL SUDIRMAN PALEMBANG CORRIDOR)In recent years, development planners have stated that gender needs analysis is critical to be carried out in every development planning and integrated into every development project. Each gender needs an analysis process. Incorporating it into planning and development projects is based on how it responds to the priority needs of all genders by paying attention to the positive and negative impacts that arise and how they affect each gender. One of the goals of the physical development of the center of a city is to create a gender-responsive public space that can function as a forum for women to carry out activities and socialize activities. The city of Palembang, as one of the cities with several public open spaces used by many women at the beginning of planning, may not have done a Gender-responsive analysis. This research was conducted with qualitative descriptive approaches by determining the variables based on the availability of \\\"gender-responsive criteria\\\" in the Public Open Space, then seeing how the response of elements of public open space to \\\"gender-responsive criteria\\\" was gender-responsive. The study results show that most of these elements have not responded to and fulfilled the specific needs of women's gender, so women have not been able to use the RTP optimally. The results of this study are expected to be a new basis for improving the development of public open spaces, especially in the city of Palembang in particular.\",\"PeriodicalId\":31830,\"journal\":{\"name\":\"Langkau Betang Jurnal Arsitektur\",\"volume\":\" \",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-04-25\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Langkau Betang Jurnal Arsitektur\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.26418/lantang.v9i1.47928\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Langkau Betang Jurnal Arsitektur","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.26418/lantang.v9i1.47928","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
STUDI ELEMEN RUANG TERBUKA PUBLIK TERHADAP RESPONSIF GENDER (STUDI KASUS KORIDOR JALAN JENDRAL SUDIRMAN KOTA PALEMBANG)
Dalam beberapa tahun terakhir, para perencana pembangunan menyatakan bahwa analisa kebutuhan gender sangat penting untuk dilakukan dalam setiap perencanaan pembangunan dan di integrasikan dalam setiap proyek pembangunan. Setiap proses analisa kebutuhan gender dan bagaimana mengintegrasikannya terhadap proyek perencanaan dan pembangunan berdasarkan bagaimana respon terhadap prioritas kebutuhan semua gender dengan memperhatikan dampak positif dan dampak negatif yang di timbulkan dan bagaimana pengaruhnya pada setiap gender. Salah satu tujuan dalam pembangunan fisik pusat suatu kota adalah terciptanya suatu ruang publik masyarakat yang responsif gender yang bisa berfungsi sebagai wadah perempuan beraktifitas dan berkegiatan sosialisasi. Kota Palembang sebagai salah satu kota yang memiliki beberapa Ruang Terbuka Publik (RTP) yang digunakan oleh banyak kaum perempuan yang pada awal perencanaan mungkin tidak dilakukan analisa responsif gender. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif deskriptif dengan menentukan variabel berdasarkan ketersedian “kriteria responsif gender” di Ruang Terbuka Publik tersebut, lalu melihat bagaimana respon elemen ruang terbuka publik terhadap “kriteria responsif gender” apakah sudah sesuai responsif gender. Dari hasil penelitian memperlihatkan bahwa elemen-elemen tersebut sebagian besar belum merespon dan memenuhi kebutuhan spesifik gender perempuan sehingga perempuan belum bisa maksimal menggunakan RTP Tersebut. Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi landasan baru untuk melakukan perbaikan pembangunan ruang terbuka publik terutama di kota Palembang Khususnya. STUDY OF THE ELEMENTS OF PUBLIC OPEN SPACE BASED ON GENDER-RESPONSIVE (CASE STUDY ON JALAN JENDRAL SUDIRMAN PALEMBANG CORRIDOR)In recent years, development planners have stated that gender needs analysis is critical to be carried out in every development planning and integrated into every development project. Each gender needs an analysis process. Incorporating it into planning and development projects is based on how it responds to the priority needs of all genders by paying attention to the positive and negative impacts that arise and how they affect each gender. One of the goals of the physical development of the center of a city is to create a gender-responsive public space that can function as a forum for women to carry out activities and socialize activities. The city of Palembang, as one of the cities with several public open spaces used by many women at the beginning of planning, may not have done a Gender-responsive analysis. This research was conducted with qualitative descriptive approaches by determining the variables based on the availability of "gender-responsive criteria" in the Public Open Space, then seeing how the response of elements of public open space to "gender-responsive criteria" was gender-responsive. The study results show that most of these elements have not responded to and fulfilled the specific needs of women's gender, so women have not been able to use the RTP optimally. The results of this study are expected to be a new basis for improving the development of public open spaces, especially in the city of Palembang in particular.