{"title":"2,1 GHz Terintegrasi人工磁导体(AMC) untuk应用天线发射机天线系统探地雷达(GPR)","authors":"Levy Olivia Nur, Raeida Widyananda, Heroe Wijanto","doi":"10.17529/jre.v16i3.16742","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penelitian ini mempresentasikan pengembangan desain sistem antena bowtie sebagai transmitter pada sistem Ground Penetrating Radar (GPR). Reflektor Artificial Magnetic Conductor (AMC) diintegrasikan pada sistem antena sebagai ground plane untuk mendapatkan gain yang tinggi, meningkatkan bandwidth dan menghasilkan antena yang low-profile . Antena dirancang bekerja pada frekuensi tengah 2,1 GHz dengan rentang 1,6 – 2,6 GHz dan memiliki karakteristik ultra -wideband (UWB) dengan nilai fractional bandwidth ≥ 25%. Selain itu, nilai late-time ringing juga harus dikurangi hingga – 30 dB untuk mencegah efek masking terhadap objek yang dideteksi. Pemodelan dan simulasi antena dilakukan untuk mendapatkan desain prototipe yang optimum. Realisasi antena bowtie dilakukan menggunakan RT Duroid 5880 sebagai substrat dengan konstanta dielektrik (e r ) = 2,2 dan ketebalan ( h ) = 1,57 mm. Reflektor AMC difabrikasi dengan substrat FR-4 Epoxy dengan konstanta dielektrik (e r ) = 4,4 dan ketebalan ( h ) = 1,6 mm. Hasil realisasi antena menunjukkan bahwa antena memiliki bandwidth = 510 MHz, return loss = -15,17 dB dan VSWR = 1,15. Pola radiasi antena bowtie terintegrasi AMC menghasilkan pola unidireksional dengan gain = 4,2 dB. Akan tetapi, nilai ringing level menjadi tinggi sebesar -19,18 dB. Pengembangan lebih lanjut diperlukan untuk mendapatkan nilai ringing level yang memenuhi spesifikasi sistem antena GPR.","PeriodicalId":30766,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Elektrika","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-12-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Pengembangan Antena Bowtie 2,1 GHz Terintegrasi Artificial Magnetic Conductor (AMC) untuk Aplikasi Antena Transmitter pada Sistem Ground Penetrating Radar (GPR)\",\"authors\":\"Levy Olivia Nur, Raeida Widyananda, Heroe Wijanto\",\"doi\":\"10.17529/jre.v16i3.16742\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Penelitian ini mempresentasikan pengembangan desain sistem antena bowtie sebagai transmitter pada sistem Ground Penetrating Radar (GPR). Reflektor Artificial Magnetic Conductor (AMC) diintegrasikan pada sistem antena sebagai ground plane untuk mendapatkan gain yang tinggi, meningkatkan bandwidth dan menghasilkan antena yang low-profile . Antena dirancang bekerja pada frekuensi tengah 2,1 GHz dengan rentang 1,6 – 2,6 GHz dan memiliki karakteristik ultra -wideband (UWB) dengan nilai fractional bandwidth ≥ 25%. Selain itu, nilai late-time ringing juga harus dikurangi hingga – 30 dB untuk mencegah efek masking terhadap objek yang dideteksi. Pemodelan dan simulasi antena dilakukan untuk mendapatkan desain prototipe yang optimum. Realisasi antena bowtie dilakukan menggunakan RT Duroid 5880 sebagai substrat dengan konstanta dielektrik (e r ) = 2,2 dan ketebalan ( h ) = 1,57 mm. Reflektor AMC difabrikasi dengan substrat FR-4 Epoxy dengan konstanta dielektrik (e r ) = 4,4 dan ketebalan ( h ) = 1,6 mm. Hasil realisasi antena menunjukkan bahwa antena memiliki bandwidth = 510 MHz, return loss = -15,17 dB dan VSWR = 1,15. Pola radiasi antena bowtie terintegrasi AMC menghasilkan pola unidireksional dengan gain = 4,2 dB. Akan tetapi, nilai ringing level menjadi tinggi sebesar -19,18 dB. Pengembangan lebih lanjut diperlukan untuk mendapatkan nilai ringing level yang memenuhi spesifikasi sistem antena GPR.\",\"PeriodicalId\":30766,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Rekayasa Elektrika\",\"volume\":\" \",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2020-12-12\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Rekayasa Elektrika\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.17529/jre.v16i3.16742\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Rekayasa Elektrika","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.17529/jre.v16i3.16742","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Pengembangan Antena Bowtie 2,1 GHz Terintegrasi Artificial Magnetic Conductor (AMC) untuk Aplikasi Antena Transmitter pada Sistem Ground Penetrating Radar (GPR)
Penelitian ini mempresentasikan pengembangan desain sistem antena bowtie sebagai transmitter pada sistem Ground Penetrating Radar (GPR). Reflektor Artificial Magnetic Conductor (AMC) diintegrasikan pada sistem antena sebagai ground plane untuk mendapatkan gain yang tinggi, meningkatkan bandwidth dan menghasilkan antena yang low-profile . Antena dirancang bekerja pada frekuensi tengah 2,1 GHz dengan rentang 1,6 – 2,6 GHz dan memiliki karakteristik ultra -wideband (UWB) dengan nilai fractional bandwidth ≥ 25%. Selain itu, nilai late-time ringing juga harus dikurangi hingga – 30 dB untuk mencegah efek masking terhadap objek yang dideteksi. Pemodelan dan simulasi antena dilakukan untuk mendapatkan desain prototipe yang optimum. Realisasi antena bowtie dilakukan menggunakan RT Duroid 5880 sebagai substrat dengan konstanta dielektrik (e r ) = 2,2 dan ketebalan ( h ) = 1,57 mm. Reflektor AMC difabrikasi dengan substrat FR-4 Epoxy dengan konstanta dielektrik (e r ) = 4,4 dan ketebalan ( h ) = 1,6 mm. Hasil realisasi antena menunjukkan bahwa antena memiliki bandwidth = 510 MHz, return loss = -15,17 dB dan VSWR = 1,15. Pola radiasi antena bowtie terintegrasi AMC menghasilkan pola unidireksional dengan gain = 4,2 dB. Akan tetapi, nilai ringing level menjadi tinggi sebesar -19,18 dB. Pengembangan lebih lanjut diperlukan untuk mendapatkan nilai ringing level yang memenuhi spesifikasi sistem antena GPR.