{"title":"破除享乐主义反仪式","authors":"Toto Suryanto","doi":"10.28944/reflektika.v16i2.526","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Islam adalah agama hanif dan rahmatan lil alamien yang mengayomi seluruh umat manusia dalam ragam variannya. Islam bergerak dalam dua dimensi, yang satu dengan lainnya tak terpisahkan. Namun, keduanya berkorelasi dan berkelindan menyatu dalam satu bingkai yang utuh. Dimensi dimaksud adalah vertikal dan horizontal. Dua dimensi ini, bagaikan ruh dan jasad yang saling bergantung untuk mencapai puncak paripurna eksistensi. Sebab, kesempurnaan keberagamaan akan memiliki impact positif bagi lingkungan sekitar sebagai wujud dari keseimbangan antarkeduanya. Beragama tidak semata-mata untuk kepentingan Tuhan Yang Kuasa. Tapi, beragama adalah bertindak praksis dalam dunia nyata, sebagai pengejewantahan keberagamaan yang sempurna demi tercapainya konfigurasi kesalehan personal dan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi nilai-nilai hakiki agama yang sejatinya menjadi rujukan manusia dalam beragama. Adapun metode yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif studi pustaka dengan jenis deskriptif. Penelitian ini menghasilan temuan yang terindikasi dari banyaknya pemeluk agama yang melulu mengedepankan kesalehan personal daripada kesalehan sosial. Di mata mereka, kesalehan personal seakan menjadi puncak dari keberagamaan sehingga menafikan dimensi kesalehan sosial yang semestinya menjadi wilayah praktis dari pucuk keberagamaan yang otentik.","PeriodicalId":55780,"journal":{"name":"Reflektika","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"MEMBONGKAR HEDONISME DALAM RITUAL AGAMA (Menyemai Kembali Nilai-Nilai Agama Menuju Kesalehan Personal\",\"authors\":\"Toto Suryanto\",\"doi\":\"10.28944/reflektika.v16i2.526\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Islam adalah agama hanif dan rahmatan lil alamien yang mengayomi seluruh umat manusia dalam ragam variannya. Islam bergerak dalam dua dimensi, yang satu dengan lainnya tak terpisahkan. Namun, keduanya berkorelasi dan berkelindan menyatu dalam satu bingkai yang utuh. Dimensi dimaksud adalah vertikal dan horizontal. Dua dimensi ini, bagaikan ruh dan jasad yang saling bergantung untuk mencapai puncak paripurna eksistensi. Sebab, kesempurnaan keberagamaan akan memiliki impact positif bagi lingkungan sekitar sebagai wujud dari keseimbangan antarkeduanya. Beragama tidak semata-mata untuk kepentingan Tuhan Yang Kuasa. Tapi, beragama adalah bertindak praksis dalam dunia nyata, sebagai pengejewantahan keberagamaan yang sempurna demi tercapainya konfigurasi kesalehan personal dan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi nilai-nilai hakiki agama yang sejatinya menjadi rujukan manusia dalam beragama. Adapun metode yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif studi pustaka dengan jenis deskriptif. Penelitian ini menghasilan temuan yang terindikasi dari banyaknya pemeluk agama yang melulu mengedepankan kesalehan personal daripada kesalehan sosial. Di mata mereka, kesalehan personal seakan menjadi puncak dari keberagamaan sehingga menafikan dimensi kesalehan sosial yang semestinya menjadi wilayah praktis dari pucuk keberagamaan yang otentik.\",\"PeriodicalId\":55780,\"journal\":{\"name\":\"Reflektika\",\"volume\":\" \",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-12-25\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Reflektika\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.28944/reflektika.v16i2.526\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Reflektika","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.28944/reflektika.v16i2.526","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
MEMBONGKAR HEDONISME DALAM RITUAL AGAMA (Menyemai Kembali Nilai-Nilai Agama Menuju Kesalehan Personal
Islam adalah agama hanif dan rahmatan lil alamien yang mengayomi seluruh umat manusia dalam ragam variannya. Islam bergerak dalam dua dimensi, yang satu dengan lainnya tak terpisahkan. Namun, keduanya berkorelasi dan berkelindan menyatu dalam satu bingkai yang utuh. Dimensi dimaksud adalah vertikal dan horizontal. Dua dimensi ini, bagaikan ruh dan jasad yang saling bergantung untuk mencapai puncak paripurna eksistensi. Sebab, kesempurnaan keberagamaan akan memiliki impact positif bagi lingkungan sekitar sebagai wujud dari keseimbangan antarkeduanya. Beragama tidak semata-mata untuk kepentingan Tuhan Yang Kuasa. Tapi, beragama adalah bertindak praksis dalam dunia nyata, sebagai pengejewantahan keberagamaan yang sempurna demi tercapainya konfigurasi kesalehan personal dan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi nilai-nilai hakiki agama yang sejatinya menjadi rujukan manusia dalam beragama. Adapun metode yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif studi pustaka dengan jenis deskriptif. Penelitian ini menghasilan temuan yang terindikasi dari banyaknya pemeluk agama yang melulu mengedepankan kesalehan personal daripada kesalehan sosial. Di mata mereka, kesalehan personal seakan menjadi puncak dari keberagamaan sehingga menafikan dimensi kesalehan sosial yang semestinya menjadi wilayah praktis dari pucuk keberagamaan yang otentik.