{"title":"沙门和阿他西兰尼的宗教定位在东爪哇的摩若雷霍、石头城、穷人","authors":"alvista fitri ningsih","doi":"10.14421/REJUSTA.2018.1401-06","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Adapun judul tulisan ini adalah Orientasi Agama para Samanera dan Atthasilani di Vihara Dhammadipa Arama, Mojorejo, Kota Batu, Malang, Jawa Timur. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti motif yang mendorong dan tahapan menjadi Samanera, Atthasilani melalui pendekatan psikologi agama menggunakan metode analisis Gordon W. Allport tentang orientasi intrinsik, ekstrinsik dan teori pendukung yaitu motivasi menjadi Samanera dan Atthasilani dalam pandangan agama Buddha serta Lawrence Kohlberg tentang tahapan perkembangan moral.Jenis penelitian penulis menggunakan metode kualitatif yaitu penelitian lapangan. Untuk metode pengumpulan data penulis yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dari segi pengumpulan data, penulis melakukan observasi dengan mengamati gejala yang ada dalam objek penelitian serta wawancara dengan Bhikkhu Khanthidaro selaku Kepala Vihara Dhammadipa Arama, Bhikkhu Santacito, Samanera, Atthasilani, dan dokumentasi berupa buku-buku yang terkait dengan penelitian. Sedangkan pengolahan data penulis menggunakan analisis data yaitu dengan metode deskriptif.Data yang dianalisis adalah orientasi agama bagi Samanera dan Atthasilani. Hasil penelitian menunjukkan dua hal. Pertama, motif yang mendorong menjadi Samanera dan Atthasilani yaitu berasal dari kesadaran diri dan didorong dari keluarga, saudara, Guru, teman yang membuat semakin yakin menjalani kehidupan Samanera serta Atthasilani. Kedua, tahapan menjadi Samanera dan Atthasilani melalui tes yang diuji Bhikkhu dengan menghafal beberapa sila, lalu ditahbis menjadi Samanera dan Atthasilani dengan melalui prosesi cukur rambut dan pemakaian jubah. Pada saat menjalani kehidupan Samanera dan Atthasilani diberi penilaian dalam menerapkan 10 sila bagi Samanera ditambah 75 latihan tambahan dan 8 sila bagi Atthasilani untuk konsisten sampai lulus ke jenjang Bhikkhu maupun Atthasilani tetap.Kata kunci: Orientasi, agama, Samanera, Atthasilani.","PeriodicalId":52583,"journal":{"name":"Religi Jurnal Studi AgamaAgama","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-10-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"Orientasi Agama Para Samanera dan Atthasilani di Vihara Dhammadipa Arama, Mojorejo, Kota Batu, Malang, Jawa Timur\",\"authors\":\"alvista fitri ningsih\",\"doi\":\"10.14421/REJUSTA.2018.1401-06\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Adapun judul tulisan ini adalah Orientasi Agama para Samanera dan Atthasilani di Vihara Dhammadipa Arama, Mojorejo, Kota Batu, Malang, Jawa Timur. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti motif yang mendorong dan tahapan menjadi Samanera, Atthasilani melalui pendekatan psikologi agama menggunakan metode analisis Gordon W. Allport tentang orientasi intrinsik, ekstrinsik dan teori pendukung yaitu motivasi menjadi Samanera dan Atthasilani dalam pandangan agama Buddha serta Lawrence Kohlberg tentang tahapan perkembangan moral.Jenis penelitian penulis menggunakan metode kualitatif yaitu penelitian lapangan. Untuk metode pengumpulan data penulis yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dari segi pengumpulan data, penulis melakukan observasi dengan mengamati gejala yang ada dalam objek penelitian serta wawancara dengan Bhikkhu Khanthidaro selaku Kepala Vihara Dhammadipa Arama, Bhikkhu Santacito, Samanera, Atthasilani, dan dokumentasi berupa buku-buku yang terkait dengan penelitian. Sedangkan pengolahan data penulis menggunakan analisis data yaitu dengan metode deskriptif.Data yang dianalisis adalah orientasi agama bagi Samanera dan Atthasilani. Hasil penelitian menunjukkan dua hal. Pertama, motif yang mendorong menjadi Samanera dan Atthasilani yaitu berasal dari kesadaran diri dan didorong dari keluarga, saudara, Guru, teman yang membuat semakin yakin menjalani kehidupan Samanera serta Atthasilani. Kedua, tahapan menjadi Samanera dan Atthasilani melalui tes yang diuji Bhikkhu dengan menghafal beberapa sila, lalu ditahbis menjadi Samanera dan Atthasilani dengan melalui prosesi cukur rambut dan pemakaian jubah. Pada saat menjalani kehidupan Samanera dan Atthasilani diberi penilaian dalam menerapkan 10 sila bagi Samanera ditambah 75 latihan tambahan dan 8 sila bagi Atthasilani untuk konsisten sampai lulus ke jenjang Bhikkhu maupun Atthasilani tetap.Kata kunci: Orientasi, agama, Samanera, Atthasilani.\",\"PeriodicalId\":52583,\"journal\":{\"name\":\"Religi Jurnal Studi AgamaAgama\",\"volume\":\" \",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2018-10-24\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Religi Jurnal Studi AgamaAgama\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.14421/REJUSTA.2018.1401-06\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Religi Jurnal Studi AgamaAgama","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.14421/REJUSTA.2018.1401-06","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Orientasi Agama Para Samanera dan Atthasilani di Vihara Dhammadipa Arama, Mojorejo, Kota Batu, Malang, Jawa Timur
Adapun judul tulisan ini adalah Orientasi Agama para Samanera dan Atthasilani di Vihara Dhammadipa Arama, Mojorejo, Kota Batu, Malang, Jawa Timur. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti motif yang mendorong dan tahapan menjadi Samanera, Atthasilani melalui pendekatan psikologi agama menggunakan metode analisis Gordon W. Allport tentang orientasi intrinsik, ekstrinsik dan teori pendukung yaitu motivasi menjadi Samanera dan Atthasilani dalam pandangan agama Buddha serta Lawrence Kohlberg tentang tahapan perkembangan moral.Jenis penelitian penulis menggunakan metode kualitatif yaitu penelitian lapangan. Untuk metode pengumpulan data penulis yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dari segi pengumpulan data, penulis melakukan observasi dengan mengamati gejala yang ada dalam objek penelitian serta wawancara dengan Bhikkhu Khanthidaro selaku Kepala Vihara Dhammadipa Arama, Bhikkhu Santacito, Samanera, Atthasilani, dan dokumentasi berupa buku-buku yang terkait dengan penelitian. Sedangkan pengolahan data penulis menggunakan analisis data yaitu dengan metode deskriptif.Data yang dianalisis adalah orientasi agama bagi Samanera dan Atthasilani. Hasil penelitian menunjukkan dua hal. Pertama, motif yang mendorong menjadi Samanera dan Atthasilani yaitu berasal dari kesadaran diri dan didorong dari keluarga, saudara, Guru, teman yang membuat semakin yakin menjalani kehidupan Samanera serta Atthasilani. Kedua, tahapan menjadi Samanera dan Atthasilani melalui tes yang diuji Bhikkhu dengan menghafal beberapa sila, lalu ditahbis menjadi Samanera dan Atthasilani dengan melalui prosesi cukur rambut dan pemakaian jubah. Pada saat menjalani kehidupan Samanera dan Atthasilani diberi penilaian dalam menerapkan 10 sila bagi Samanera ditambah 75 latihan tambahan dan 8 sila bagi Atthasilani untuk konsisten sampai lulus ke jenjang Bhikkhu maupun Atthasilani tetap.Kata kunci: Orientasi, agama, Samanera, Atthasilani.