{"title":"儿童对生态旅游活动动画教育的叙事风格的偏好","authors":"Angelia Lionardi","doi":"10.9744/nirmana.21.2.63-67","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Salah satu prinsip ekowisata adalah mengadakan kegiatan edukasi tentang pentingnya konservasi biota dan ekosistem pendukungnya kepada para wisatawan. Namun, terbatasnya kemampuan masyarakat lokal sebagai pelaku ekowisata dalam melakukan edukasi kepada pengunjung terutama kepada anak-anak membuat kegiatan edukasi sulit dilakukan. Untuk mengatasi hal tersebut, seorang fasilitator atau pengajar di ekowisata memerlukan media edukasi untuk menyampaikan materi secara persuasif. Anak-anak masa kini merupakan para generasi internet yang terbiasa menggunakan media digital. Salah satu media digital yang berpotensi menjadi media edukasi adalah animasi 2D. Animasi 2D dipilih karena mampu mengakomodasi sifat psikologis anak yang penuh imajinasi dengan menggunakan narasi visual. Pendekatan yang dapat digunakan dalam menulis konten animasi adalah pendekatan naratif atau bercerita. Pendekatan narasi dapat menciptakan hubungan emosional antara audiens dengan obyek yang dilindungi dalam ekowisata. Terdapat dua teknik atau gaya dalam menarasikan konten di dalam ekowisata yaitu menggunakan pendekatan narasi ekspositorik dan narasi sugestif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis narasi mana yang lebih disukai oleh anak-anak. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Data penelitian dikumpulkan melalui pembagian kuisioner kepada 118 orang siswa sekolah dasar di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anak-anak lebih menyukai narasi sugestif (68%) daripada narasi ekspositorik.","PeriodicalId":30517,"journal":{"name":"Nirmana","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Preferensi Anak Tentang Gaya Narasi dalam Merancang Animasi Edukasi pada Kegiatan Ekowisata\",\"authors\":\"Angelia Lionardi\",\"doi\":\"10.9744/nirmana.21.2.63-67\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Salah satu prinsip ekowisata adalah mengadakan kegiatan edukasi tentang pentingnya konservasi biota dan ekosistem pendukungnya kepada para wisatawan. Namun, terbatasnya kemampuan masyarakat lokal sebagai pelaku ekowisata dalam melakukan edukasi kepada pengunjung terutama kepada anak-anak membuat kegiatan edukasi sulit dilakukan. Untuk mengatasi hal tersebut, seorang fasilitator atau pengajar di ekowisata memerlukan media edukasi untuk menyampaikan materi secara persuasif. Anak-anak masa kini merupakan para generasi internet yang terbiasa menggunakan media digital. Salah satu media digital yang berpotensi menjadi media edukasi adalah animasi 2D. Animasi 2D dipilih karena mampu mengakomodasi sifat psikologis anak yang penuh imajinasi dengan menggunakan narasi visual. Pendekatan yang dapat digunakan dalam menulis konten animasi adalah pendekatan naratif atau bercerita. Pendekatan narasi dapat menciptakan hubungan emosional antara audiens dengan obyek yang dilindungi dalam ekowisata. Terdapat dua teknik atau gaya dalam menarasikan konten di dalam ekowisata yaitu menggunakan pendekatan narasi ekspositorik dan narasi sugestif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis narasi mana yang lebih disukai oleh anak-anak. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Data penelitian dikumpulkan melalui pembagian kuisioner kepada 118 orang siswa sekolah dasar di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anak-anak lebih menyukai narasi sugestif (68%) daripada narasi ekspositorik.\",\"PeriodicalId\":30517,\"journal\":{\"name\":\"Nirmana\",\"volume\":\" \",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-02-02\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Nirmana\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.9744/nirmana.21.2.63-67\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Nirmana","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.9744/nirmana.21.2.63-67","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Preferensi Anak Tentang Gaya Narasi dalam Merancang Animasi Edukasi pada Kegiatan Ekowisata
Salah satu prinsip ekowisata adalah mengadakan kegiatan edukasi tentang pentingnya konservasi biota dan ekosistem pendukungnya kepada para wisatawan. Namun, terbatasnya kemampuan masyarakat lokal sebagai pelaku ekowisata dalam melakukan edukasi kepada pengunjung terutama kepada anak-anak membuat kegiatan edukasi sulit dilakukan. Untuk mengatasi hal tersebut, seorang fasilitator atau pengajar di ekowisata memerlukan media edukasi untuk menyampaikan materi secara persuasif. Anak-anak masa kini merupakan para generasi internet yang terbiasa menggunakan media digital. Salah satu media digital yang berpotensi menjadi media edukasi adalah animasi 2D. Animasi 2D dipilih karena mampu mengakomodasi sifat psikologis anak yang penuh imajinasi dengan menggunakan narasi visual. Pendekatan yang dapat digunakan dalam menulis konten animasi adalah pendekatan naratif atau bercerita. Pendekatan narasi dapat menciptakan hubungan emosional antara audiens dengan obyek yang dilindungi dalam ekowisata. Terdapat dua teknik atau gaya dalam menarasikan konten di dalam ekowisata yaitu menggunakan pendekatan narasi ekspositorik dan narasi sugestif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis narasi mana yang lebih disukai oleh anak-anak. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Data penelitian dikumpulkan melalui pembagian kuisioner kepada 118 orang siswa sekolah dasar di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anak-anak lebih menyukai narasi sugestif (68%) daripada narasi ekspositorik.