{"title":"万隆Ujungberung的智能城市概念的应用","authors":"Marisa Latifah Alamsyah","doi":"10.26760/jrh.v6i1.73-84","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"ABSTRAKSWK Ujungberung memiliki visi pembangunan sundapolis yang hal ini merupakan sebuah upaya dari pelesatarian budaya lokal dalam mengembangkan sebuah kawasan. Namun saat ini, menjadi sebuah tantangan dalam mempertahankan SWK Ujungberung untuk menjalankan fungsi kawasan sundapolis jika melihat perkembangan pada era smart city. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui sinergi hubungan budaya dan konsep smart city di SWK Ujungberung yang memiliki tema sundapolis. Penelitian ini menggunakan metode SWOT, lalu disandingkan dengan konsep di luar negeri sebagai preseden dari strategi penanganan permasalahan dan persoalan yang ada. Memiliki pertumbuhan permukiman yang mempengaruhi SDM juga semakin berpotensi untuk dapat mempertahankan kawasan desa wisata budaya dan tematik sundapolis yang ada, tetapi dapat menjadikan persoalan dikarenakan dibutuhkannya RTH yang cukup untuk mengatasi hal tersebut. Penerapan ''Low Traffic Neighbourhoods'' dengan membatasi volume lalu lintas motor di jalan perumahan menggunakan pada SWK Ujungberung, akan membuat jalan di mana pejalan kaki dapat menggunakan lebih banyak jalur lalu lintas.ABSTRACTSWK Ujungberung has a vision of Sundapolis development which is an effort of preserving local culture in developing an area. But now, it is a challenge to maintain the Ujungberung SWK to carry out the functions of the Sundapolis area if you look at the developments in the smart city era. The purpose of this study was to determine the synergy of cultural relations and the concept of a smart city at SWK Ujungberung which has a Sundapolis theme. This study uses the SWOT method, then juxtaposed with the concept abroad as a precedent for the strategy for dealing with existing problems and problems. Having settlement growth that affects human resources also has the potential to be able to maintain the existing Sundapolis cultural and thematic tourism village area, but can cause problems because sufficient green space is needed to overcome this. The implementation of ''Low Traffic Neighborhoods'' by limiting the volume of motor traffic on residential roads using the Ujungberung SWK, will create roads where pedestrians can use more traffic lanes.","PeriodicalId":34848,"journal":{"name":"Rekayasa Hijau Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-07-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Penerapan Konsep Kota Cerdas di SWK Ujungberung, Kota Bandung\",\"authors\":\"Marisa Latifah Alamsyah\",\"doi\":\"10.26760/jrh.v6i1.73-84\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"ABSTRAKSWK Ujungberung memiliki visi pembangunan sundapolis yang hal ini merupakan sebuah upaya dari pelesatarian budaya lokal dalam mengembangkan sebuah kawasan. Namun saat ini, menjadi sebuah tantangan dalam mempertahankan SWK Ujungberung untuk menjalankan fungsi kawasan sundapolis jika melihat perkembangan pada era smart city. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui sinergi hubungan budaya dan konsep smart city di SWK Ujungberung yang memiliki tema sundapolis. Penelitian ini menggunakan metode SWOT, lalu disandingkan dengan konsep di luar negeri sebagai preseden dari strategi penanganan permasalahan dan persoalan yang ada. Memiliki pertumbuhan permukiman yang mempengaruhi SDM juga semakin berpotensi untuk dapat mempertahankan kawasan desa wisata budaya dan tematik sundapolis yang ada, tetapi dapat menjadikan persoalan dikarenakan dibutuhkannya RTH yang cukup untuk mengatasi hal tersebut. Penerapan ''Low Traffic Neighbourhoods'' dengan membatasi volume lalu lintas motor di jalan perumahan menggunakan pada SWK Ujungberung, akan membuat jalan di mana pejalan kaki dapat menggunakan lebih banyak jalur lalu lintas.ABSTRACTSWK Ujungberung has a vision of Sundapolis development which is an effort of preserving local culture in developing an area. But now, it is a challenge to maintain the Ujungberung SWK to carry out the functions of the Sundapolis area if you look at the developments in the smart city era. The purpose of this study was to determine the synergy of cultural relations and the concept of a smart city at SWK Ujungberung which has a Sundapolis theme. This study uses the SWOT method, then juxtaposed with the concept abroad as a precedent for the strategy for dealing with existing problems and problems. Having settlement growth that affects human resources also has the potential to be able to maintain the existing Sundapolis cultural and thematic tourism village area, but can cause problems because sufficient green space is needed to overcome this. The implementation of ''Low Traffic Neighborhoods'' by limiting the volume of motor traffic on residential roads using the Ujungberung SWK, will create roads where pedestrians can use more traffic lanes.\",\"PeriodicalId\":34848,\"journal\":{\"name\":\"Rekayasa Hijau Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan\",\"volume\":null,\"pages\":null},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-07-11\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Rekayasa Hijau Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.26760/jrh.v6i1.73-84\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Rekayasa Hijau Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.26760/jrh.v6i1.73-84","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Penerapan Konsep Kota Cerdas di SWK Ujungberung, Kota Bandung
ABSTRAKSWK Ujungberung memiliki visi pembangunan sundapolis yang hal ini merupakan sebuah upaya dari pelesatarian budaya lokal dalam mengembangkan sebuah kawasan. Namun saat ini, menjadi sebuah tantangan dalam mempertahankan SWK Ujungberung untuk menjalankan fungsi kawasan sundapolis jika melihat perkembangan pada era smart city. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui sinergi hubungan budaya dan konsep smart city di SWK Ujungberung yang memiliki tema sundapolis. Penelitian ini menggunakan metode SWOT, lalu disandingkan dengan konsep di luar negeri sebagai preseden dari strategi penanganan permasalahan dan persoalan yang ada. Memiliki pertumbuhan permukiman yang mempengaruhi SDM juga semakin berpotensi untuk dapat mempertahankan kawasan desa wisata budaya dan tematik sundapolis yang ada, tetapi dapat menjadikan persoalan dikarenakan dibutuhkannya RTH yang cukup untuk mengatasi hal tersebut. Penerapan ''Low Traffic Neighbourhoods'' dengan membatasi volume lalu lintas motor di jalan perumahan menggunakan pada SWK Ujungberung, akan membuat jalan di mana pejalan kaki dapat menggunakan lebih banyak jalur lalu lintas.ABSTRACTSWK Ujungberung has a vision of Sundapolis development which is an effort of preserving local culture in developing an area. But now, it is a challenge to maintain the Ujungberung SWK to carry out the functions of the Sundapolis area if you look at the developments in the smart city era. The purpose of this study was to determine the synergy of cultural relations and the concept of a smart city at SWK Ujungberung which has a Sundapolis theme. This study uses the SWOT method, then juxtaposed with the concept abroad as a precedent for the strategy for dealing with existing problems and problems. Having settlement growth that affects human resources also has the potential to be able to maintain the existing Sundapolis cultural and thematic tourism village area, but can cause problems because sufficient green space is needed to overcome this. The implementation of ''Low Traffic Neighborhoods'' by limiting the volume of motor traffic on residential roads using the Ujungberung SWK, will create roads where pedestrians can use more traffic lanes.