{"title":"EMA和EMACO化疗治疗高危妊娠滋养细胞疾病,哪个更好?","authors":"I Gde S. Winata, Putra A. E. Aricandana","doi":"10.32771/inajog.v10i3.1595","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract \nObjective: Determine the best effectiveness and efficacy between EMA and EMACO for patients with high-risk GTN. \nResults: GTN patients who received EMA showed remissions as high as 74.4% - 96.6% of cases. The side effects of anemia in EMA were less toxic than EMACO, but it wasn’t the case in neutropenia. Two studies showed that 57,1% and 87% patients relapse within 2 years, while none in 5 years and 7 years follow-ups. \nDiscussion: With EMACO use, it has been observed to result in increased morbidity and increased health care costs and when patients experience complications while staying overnight in the hospital, they are not monitored by a good specialist team. Patients treated with EMACO had more peripheral neuropathy as result of vincristine than EMA. The use of EMA certainly requires further evaluation. \nConclusion: Patients with High-risk GTN who treated first-line with EMA or EMACO have an excellent prognosis. Both regiments are equally effective. There were differences in treatment scheduling, hospitalization requirements, and toxicity between regimens. \n \nKeywords: EMA, EMACO, gestational trophoblastic neoplasia \n \nAbstrak: \nTujuan: Mengetahui efektivitas dan efikasi terbaik diantara EMA dan EMACO untuk pasien dengan NTG berisiko tinggi. \nHasil: Pasien dengan NTG yang menerima EMA menunjukkan remisi setinggi 74.4%-96.6% dari kasus. Efek samping anemia dari EMA lebih tidak toksik dibandingkan EMACO, namun tidak dengan neutropenia. Dua studi menunjukkan bahwa 57.1% dan 87% pasien mengalami kekambuhan dalam 2 tahun, namun tidak ada dalam follow up 5 tahun dan 7 tahun. \nDiskusi: Dengan penggunaan EMACO, dapat diobservasi bahwa terdapat peningkatan morbiditas dan peningkatan biaya pelayanan kesehatan, dan ketika pasien mengalami komplikasi pada saat rawat inap di rumah sakit, mereka tidak dimonitor oleh tim spesialis yang baik. Pasien yang diterapi dengan EMACO memiliki efek samping neuropati perifer lebih tinggi yang disebabkan oleh vinkristin, dibandingkan EMA. Penggunaan EMA membutuhkan evaluasi lebih lanjut. \nKesimpulan: Pasien dengan NTG berisiko tinggi yang diterapi dengan lini pertama EMA atau EMACO mempunya prognosis yang baik. Kedua regimen tersebut efektif. Ada perbedaan dalam penjadwalan terapi, kebutuhan rawat inap dan toksisitas antara regimen, \nKata kunci: EMA, EMACO, neoplasia trofoblastik gestasional \n \n ","PeriodicalId":13477,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"EMA and EMACO Chemotherapy in High Risk Gestational Trophoblast Disease, which Better?\",\"authors\":\"I Gde S. Winata, Putra A. E. Aricandana\",\"doi\":\"10.32771/inajog.v10i3.1595\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Abstract \\nObjective: Determine the best effectiveness and efficacy between EMA and EMACO for patients with high-risk GTN. \\nResults: GTN patients who received EMA showed remissions as high as 74.4% - 96.6% of cases. The side effects of anemia in EMA were less toxic than EMACO, but it wasn’t the case in neutropenia. Two studies showed that 57,1% and 87% patients relapse within 2 years, while none in 5 years and 7 years follow-ups. \\nDiscussion: With EMACO use, it has been observed to result in increased morbidity and increased health care costs and when patients experience complications while staying overnight in the hospital, they are not monitored by a good specialist team. Patients treated with EMACO had more peripheral neuropathy as result of vincristine than EMA. The use of EMA certainly requires further evaluation. \\nConclusion: Patients with High-risk GTN who treated first-line with EMA or EMACO have an excellent prognosis. Both regiments are equally effective. There were differences in treatment scheduling, hospitalization requirements, and toxicity between regimens. \\n \\nKeywords: EMA, EMACO, gestational trophoblastic neoplasia \\n \\nAbstrak: \\nTujuan: Mengetahui efektivitas dan efikasi terbaik diantara EMA dan EMACO untuk pasien dengan NTG berisiko tinggi. \\nHasil: Pasien dengan NTG yang menerima EMA menunjukkan remisi setinggi 74.4%-96.6% dari kasus. Efek samping anemia dari EMA lebih tidak toksik dibandingkan EMACO, namun tidak dengan neutropenia. Dua studi menunjukkan bahwa 57.1% dan 87% pasien mengalami kekambuhan dalam 2 tahun, namun tidak ada dalam follow up 5 tahun dan 7 tahun. \\nDiskusi: Dengan penggunaan EMACO, dapat diobservasi bahwa terdapat peningkatan morbiditas dan peningkatan biaya pelayanan kesehatan, dan ketika pasien mengalami komplikasi pada saat rawat inap di rumah sakit, mereka tidak dimonitor oleh tim spesialis yang baik. Pasien yang diterapi dengan EMACO memiliki efek samping neuropati perifer lebih tinggi yang disebabkan oleh vinkristin, dibandingkan EMA. Penggunaan EMA membutuhkan evaluasi lebih lanjut. \\nKesimpulan: Pasien dengan NTG berisiko tinggi yang diterapi dengan lini pertama EMA atau EMACO mempunya prognosis yang baik. Kedua regimen tersebut efektif. Ada perbedaan dalam penjadwalan terapi, kebutuhan rawat inap dan toksisitas antara regimen, \\nKata kunci: EMA, EMACO, neoplasia trofoblastik gestasional \\n \\n \",\"PeriodicalId\":13477,\"journal\":{\"name\":\"Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology\",\"volume\":null,\"pages\":null},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-07-31\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.32771/inajog.v10i3.1595\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"Q4\",\"JCRName\":\"Medicine\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.32771/inajog.v10i3.1595","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"Q4","JCRName":"Medicine","Score":null,"Total":0}
EMA and EMACO Chemotherapy in High Risk Gestational Trophoblast Disease, which Better?
Abstract
Objective: Determine the best effectiveness and efficacy between EMA and EMACO for patients with high-risk GTN.
Results: GTN patients who received EMA showed remissions as high as 74.4% - 96.6% of cases. The side effects of anemia in EMA were less toxic than EMACO, but it wasn’t the case in neutropenia. Two studies showed that 57,1% and 87% patients relapse within 2 years, while none in 5 years and 7 years follow-ups.
Discussion: With EMACO use, it has been observed to result in increased morbidity and increased health care costs and when patients experience complications while staying overnight in the hospital, they are not monitored by a good specialist team. Patients treated with EMACO had more peripheral neuropathy as result of vincristine than EMA. The use of EMA certainly requires further evaluation.
Conclusion: Patients with High-risk GTN who treated first-line with EMA or EMACO have an excellent prognosis. Both regiments are equally effective. There were differences in treatment scheduling, hospitalization requirements, and toxicity between regimens.
Keywords: EMA, EMACO, gestational trophoblastic neoplasia
Abstrak:
Tujuan: Mengetahui efektivitas dan efikasi terbaik diantara EMA dan EMACO untuk pasien dengan NTG berisiko tinggi.
Hasil: Pasien dengan NTG yang menerima EMA menunjukkan remisi setinggi 74.4%-96.6% dari kasus. Efek samping anemia dari EMA lebih tidak toksik dibandingkan EMACO, namun tidak dengan neutropenia. Dua studi menunjukkan bahwa 57.1% dan 87% pasien mengalami kekambuhan dalam 2 tahun, namun tidak ada dalam follow up 5 tahun dan 7 tahun.
Diskusi: Dengan penggunaan EMACO, dapat diobservasi bahwa terdapat peningkatan morbiditas dan peningkatan biaya pelayanan kesehatan, dan ketika pasien mengalami komplikasi pada saat rawat inap di rumah sakit, mereka tidak dimonitor oleh tim spesialis yang baik. Pasien yang diterapi dengan EMACO memiliki efek samping neuropati perifer lebih tinggi yang disebabkan oleh vinkristin, dibandingkan EMA. Penggunaan EMA membutuhkan evaluasi lebih lanjut.
Kesimpulan: Pasien dengan NTG berisiko tinggi yang diterapi dengan lini pertama EMA atau EMACO mempunya prognosis yang baik. Kedua regimen tersebut efektif. Ada perbedaan dalam penjadwalan terapi, kebutuhan rawat inap dan toksisitas antara regimen,
Kata kunci: EMA, EMACO, neoplasia trofoblastik gestasional