{"title":"DIALEKTIKA KESENIAN JARANAN THEK DI PONOROGO DENGAN AGAMA ISLAM","authors":"A. Rofiq, E. Prahara","doi":"10.21154/KODIFIKASIA.V14I2.2192","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Agama Islam senantiasa berinteraksi dengan kebudayaan lokal. Di antara kesenian yang berinteraksi dan berdialektika dengan ajaran agama Islam adalah kesenian Jaranan Thek di Ponorogo. Keunikan dari kesenian Jaranan Thek ini adalah para pemain dan pawang yang memainkan Jaranan Thek menggunakan unsur magis dan kadang tidak sadar (trance), padahal mereka secara formal menganut agama Islam. Oleh karena itu, penelitian ini sangat penting dalam mengkaji fenomena Jaranan Thek yang hingga kini tetap eksis dan bagaimana para pelaku kesenian ini mendealektikakannya dengan ajaran agama Islam. Penelitian kualitatif (dengan observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi) ini menganalisis sejarah kesenian Jaranan Thek, strategi pelestarian, dan dialektikanya dengan Islam. Jaranan Thek di Ponorogo terkait dengan Kerajaan Kediri dan Kerajaan Bantarangin (Ponorogo). Demi pelestarian Jaranan Thek, maka komunitas kesenian ini berinovasi, yakni menyisipkan kisah Kelono Sewandono (dari Kerajaan Bantarangin) dengan Dewi Songgolangit (dari Kerajaan Kediri); menambahkan variasi lagu (shalawatan, tembang Jawa, Campursari, maupun lagu populer di masyarakat); menggunakan alat musik modern (misalnya, drum dan organ elektrik) sambil mempertahankan gamelan; menggabungkan Jaranan Thek dengan kesenian lain (misalnya, tari tayuban dan jathilan); dan menyelaraskannya dengan ajaran Islam (misalnya, doa, ayat, maupun lafadh bernuansa Islam). Dialektika Jaranan Thek dengan Islam terwujud secara mencolok dalam bentuk sinkretisme setelah unsur-unsur keislaman dimasukkan dalam pementasan Jaranan Thek. [Islam always interacts with the local culture. Among of the arts that interact and dialectic with Islamic teachings is the art of Jaranan Thek in Ponorogo. The uniqueness of this Jaranan Thek art is that the players and handlers who play Jaranan Thek use magical elements and are sometimes unconscious (trance), even though they formally adhere to Islam. Therefore, this research is very important in examining the phenomenon of Jaranan Thek, which still exists today and how the actors of this art treat it with Islamic teachings. This qualitative research (with observations, in-depth interviews, and documentation) analyzes the history of Jaranan Thek, its conservation strategy, and its dialectic with Islam. The Jaranan Thek's art in Ponorogo related to the Kingdom of Kediri and the Kingdom of Bantarangin (Ponorogo) because Jaranan Thek's art was from Jaranan art in Kediri. There are many innovations to preserve Jaranan Thek, such as inserting the story of Kelono Sewandono (from Bantarangin Kingdom) with Dewi Songgolangit (from Kediri Kingdom); performing various songs (with shalawatan, Javanese song, Campursari, and popular songs); using modern musical instruments (drums and electric organs) besides gamelan (traditional music instruments); combining Jaranan Thek with other arts (tayuban and jathilan), and synchronizing Jaranan Thek with Islam (Islamic prayers, verses, and sayings). The dialectic of Jaranan Thek with Islam appears prominently in its syncretism with Islamic elements in its performance.]","PeriodicalId":55755,"journal":{"name":"Kodifikasia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-12-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Kodifikasia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21154/KODIFIKASIA.V14I2.2192","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
伊斯兰教不断地与当地文化互动。在与伊斯兰教教义互动和辩证法的艺术中,有一种是波诺戈教的Jaranan。这些室内艺术的独特性是表演者和操纵者,他们在正式皈依伊斯兰教的同时,使用魔法元素,有时是无意识的。因此,这项研究对于研究至今存在的网络理论现象以及这些艺术家如何定义伊斯兰教教义是至关重要的。这些定性研究(深入观察、采访和文献)分析了土耳其的艺术历史、保护策略和伊斯兰教的辩证法。Ponorogo的Jaranan提到了Kediri和bantarans王国(Ponorogo)。为了保护Thek的Jaranan,这个艺术团体进行了创新,将songgodono的故事与Kediri王国的songgodono联系起来;添加各种歌曲(shalawatan, tembang Jawa, Campursari,以及社区里的热门歌曲);使用现代乐器(例如鼓和电风琴)来保持游戏;将Thek的Jaranan与其他艺术结合(例如tayuban dance和jathilan);并将其与伊斯兰教义相协调(如祈祷、经文和伊斯兰的拉法德)。网络教学与伊斯兰教的辩证法在伊斯兰教的纲要中加入伊斯兰教之后,以一种显著的融合形式表现出来。[伊斯兰总是干预当地文化。伊斯兰教教的对应性和实践的艺术就是Ponorogo中隐藏在你内心的艺术。这种艺术的独特之处在于,球员和组织者使用他们的魔法元素,有时是无意识的,即使他们实际上是在伊斯兰教。然而,这项研究在今天依然存在,以及这些艺术家是如何用伊斯兰教来引导它的。这些资格研究,在审查中,在文件中)分析他的网络历史,它的保护战略,和它与伊斯兰教的对应性。Ponorogo和bantargo之间的对话艺术,因为这些艺术来自Kediri的王国。有许多未解决的问题,所以与宋戈诺女神(来自王国)的故事相结合;表演各种各样的歌曲(伴舞、Javanese song、混音和流行歌曲);使用现代音乐乐器(鼓与电风琴)用其他艺术(tayuban和jathilan)和同步伊斯兰教的网络(Islamic prayers, verses和sayings)。《伊斯兰教对话的永恒》在其表演中以伊斯兰元素的形式呈现出来。
DIALEKTIKA KESENIAN JARANAN THEK DI PONOROGO DENGAN AGAMA ISLAM
Agama Islam senantiasa berinteraksi dengan kebudayaan lokal. Di antara kesenian yang berinteraksi dan berdialektika dengan ajaran agama Islam adalah kesenian Jaranan Thek di Ponorogo. Keunikan dari kesenian Jaranan Thek ini adalah para pemain dan pawang yang memainkan Jaranan Thek menggunakan unsur magis dan kadang tidak sadar (trance), padahal mereka secara formal menganut agama Islam. Oleh karena itu, penelitian ini sangat penting dalam mengkaji fenomena Jaranan Thek yang hingga kini tetap eksis dan bagaimana para pelaku kesenian ini mendealektikakannya dengan ajaran agama Islam. Penelitian kualitatif (dengan observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi) ini menganalisis sejarah kesenian Jaranan Thek, strategi pelestarian, dan dialektikanya dengan Islam. Jaranan Thek di Ponorogo terkait dengan Kerajaan Kediri dan Kerajaan Bantarangin (Ponorogo). Demi pelestarian Jaranan Thek, maka komunitas kesenian ini berinovasi, yakni menyisipkan kisah Kelono Sewandono (dari Kerajaan Bantarangin) dengan Dewi Songgolangit (dari Kerajaan Kediri); menambahkan variasi lagu (shalawatan, tembang Jawa, Campursari, maupun lagu populer di masyarakat); menggunakan alat musik modern (misalnya, drum dan organ elektrik) sambil mempertahankan gamelan; menggabungkan Jaranan Thek dengan kesenian lain (misalnya, tari tayuban dan jathilan); dan menyelaraskannya dengan ajaran Islam (misalnya, doa, ayat, maupun lafadh bernuansa Islam). Dialektika Jaranan Thek dengan Islam terwujud secara mencolok dalam bentuk sinkretisme setelah unsur-unsur keislaman dimasukkan dalam pementasan Jaranan Thek. [Islam always interacts with the local culture. Among of the arts that interact and dialectic with Islamic teachings is the art of Jaranan Thek in Ponorogo. The uniqueness of this Jaranan Thek art is that the players and handlers who play Jaranan Thek use magical elements and are sometimes unconscious (trance), even though they formally adhere to Islam. Therefore, this research is very important in examining the phenomenon of Jaranan Thek, which still exists today and how the actors of this art treat it with Islamic teachings. This qualitative research (with observations, in-depth interviews, and documentation) analyzes the history of Jaranan Thek, its conservation strategy, and its dialectic with Islam. The Jaranan Thek's art in Ponorogo related to the Kingdom of Kediri and the Kingdom of Bantarangin (Ponorogo) because Jaranan Thek's art was from Jaranan art in Kediri. There are many innovations to preserve Jaranan Thek, such as inserting the story of Kelono Sewandono (from Bantarangin Kingdom) with Dewi Songgolangit (from Kediri Kingdom); performing various songs (with shalawatan, Javanese song, Campursari, and popular songs); using modern musical instruments (drums and electric organs) besides gamelan (traditional music instruments); combining Jaranan Thek with other arts (tayuban and jathilan), and synchronizing Jaranan Thek with Islam (Islamic prayers, verses, and sayings). The dialectic of Jaranan Thek with Islam appears prominently in its syncretism with Islamic elements in its performance.]